TMCBLOG.com – Ramon Forcada sempat Ramai dibicarakan Pekan lalu ketika ia mencapai Mileage 500 Grandprix sebagai seorang teknisi Crew Chief. 500 Grand prix ? Waw itu adalah angka yang sangat fantastis. Mungkin Saat ini kita kenal nama Ramon Forcada hanya sebagai Crew Chief yang ‘dibuang’ Oleh Maverick Vinales lalu ‘dilimpaskan’ Ke Franco Morbidelli. Yap Kata Kata Yang tmcblog apostrof terbaca dengan kesan cukup kasar ya? Yes Oleh karena itu tmcblog masih menggunakan tanda baca apostrof Karena jika kita lihat sepak terjang 500 Grand Prix Ramon Forcada itu memang sangat fenomenal . .
Morbidelli hanyalah nama terbaru dalam daftar ekstensif pebalap yang menang di bawah bimbingan Forcada. Di kategori Kelas Primer 500 / MotoGP, ada lima pembalap yang masuk dalam daftar: Alex Barros, Carlos Checa, Jorge Lorenzo, Maverick Viñales dan Morbidelli sendiri. Dengan Kombinasi kesuksesan dan kesalahannya, kesuksesan dan kegagalannya, insinyur Spanyol ini terus menjadi sosok penting di mana pun dia berada.
“Dia adalah fenomena, dia memiliki banyak pengalaman, keterampilan. Dia orang yang sangat cerdas. Saya sangat menikmati bekerja dengannya. Tim bekerja dengan baik di bawah komandonya,” Begitu Kata Morbidelli beberapa Pekan lalu ketika merengkuh Gelar Juara Seri MotoGP pertamanya di Misano 1.
Kita Harus harus sedikit Flashback ke tahun 1989 untuk menemukan kemenangan Piala Dunia pertama Forcada. Di tim JJ Cobas, Forcada mengerjakan mesin yang memungkinkan Álex Crivillé merebut gelar 125cc musim itu.” Kedatangan saya ( di Grand prix) hadir sebagai hasil dari musim hebat yang dialami Álex Crivillé. Mereka memulai proyek baru dengan JJ Cobas setelah meninggalkan Derbi dan mulai memenangkan balapan, jadi mereka melihat kemungkinan memenangkan Kejuaraan Dunia.
Saya datang untuk bekerja di bangku tes dengan mesin. Saya ingat bahwa kedatangan saya adalah berkat Repsol, yang menjadi sponsor dan menyediakan dana yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan itu. “ Begitu Forcada mengenang masa masa awal GPnya
Forcada adalah bagian dari investasi yang dibuat oleh Repsol untuk memenangkan Kejuaraan Dunia dan ia mempertajam profesionalitasnya sebagai Insinyur dari pengalaman yang diberikan oleh maestro Antonio Cobas, dimana dia akan memantapkan dirinya di kelas Primer dengan Tim Honda Pons.
” Cobas mendefinisikan sebuah era di Kejuaraan Dunia Sepeda Motor. Dia memiliki karakter yang sangat tenang dan terbuka. Dia memberi tahu Anda apa yang dia pikirkan dan tidak pernah membatasi dirinya. Dia selalu berkata bahwa ‘Anda tidak akan pernah tahu bagaimana sesuatu bekerja sampai Anda mencobanya. Betapapun rumitnya proyek tersebut, yang harus Anda lakukan adalah mencobanya. ‘ ”
http://app-okeefe.jfo7syl77y-pxr4kzxnv4gn.p.temp-site.link/2019/09/03/kenal-asal-muasal-frame-sasis-twin-spar-perimeter-atau-deltabox/
” Sasis yang kami gunakan sekarang adalah hasil dari idenya dan sayang sekali dia meninggalkan kami begitu cepat. Dengan perubahan yang dialami Kejuaraan Dunia, dengan kelas seperti Moto2 dengan mesin tunggal untuk semua tim, saya yakin jika Antonio ada di sana, akan ada Cobas di Kejuaraan Dunia Moto2. “ Begitu Forcada Mengenang Sosok Antonio Cobas. Mengenai Cobas Bisa sobat baca juga di artikel tmcblog yang lalu.
Baru pada tahun 1996, Pia asal Catalan itu merasakan kesuksesan di kelas 500cc untuk pertama kalinya. Itu dengan Carlos Checa dan Honda NSR 500 dua-tak-nya, motor yang paling dia ingat dan menurutnya Sangat ‘manual’ . . yap era di mana teknologi tidak memiliki porsi sebanyak sepeda motor saat ini. Dengan NSR500 Forcada juga menikmati kemenangan Alex Barros. Dan bersama Pembalap asal Brazil itu dia mendarat di tim resmi, dengan nama yang akrab: Tim Repsol Honda. Yap Ia adalah salah satu dari jajaran Crew Chief awal RHT
” Ketika Barros berada di tim, hasilnya tidak pernah benar-benar datang. Dia menjalani operasi di musim dingin, kami melewatkan seluruh Sesi test pramusim, dan ketika musim dimulai hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Di atas segalanya, yang paling saya ingat adalah hubungan antara tim.
Saya hanya di sana selama setahun, tetapi kami sudah saling kenal, karena kami memiliki Repsol sebagai sponsor kedua di tim lain, dan saya masih memiliki hubungan yang hebat dengan banyak orang dari tim. Sudah 15 tahun dan masih bertahan. ” Begitu Forcada Mencoba mengingat kembali masa masa dengan Alex baros
Namun Forcada saat itu Jarang dijamah oleh Pemberitaan media media sampai kedatangannya di Yamaha sebagai kepala mekanik Jorge Lorenzo. Tiga gelar juara dunianya bersama Pembalap asal Majorcan membuatnya menjadi referensi sejati di paddock. Semua Orang mengatakan bahwa pencapaian tertinggi sebanding dengan para pesaingnya.
Dan Forcada Memang berhasil mengalahkan Rival Dengan spek dan level yang tinggi kala mengasuh Jorge Lorenzo. Tandem keduanya mampu mengalahkan Valentino Rossi dengan motor yang sama dan Sempat mencuri Gelar Juara dunia Dunia dari Marc Márquez pada 2015 – satu-satunya tahun ( tentunya sebelum 2020) di mana Marc Marquez kehilangan Gelar MotoGP semenjak Debut di 2013.
Dan jalan di Team factory Yamaha Ketika Lorenzo Pindah ke ducati membawa Forcada ke Maverick Viñales, murid terakhirnya di tim tersebut. Dia menjalani hubungan yang tidak biasa yang akhirnya kandas antara tuduhan dan celaan pada tahun 2018. Kemerosotan Prestasi Maverick terus-menerus mencapai titik nadir ketika Di Brno Maverick memasuki pit dengan tepuk tangan ironis. Ketegangan ini melampaui batas dan Forcada harus meninggalkan Team Factory Yamaha setelah 10 tahun bersama.
Mundur dari Monster Energy Yamaha MotoGP hanyalah Mundur selangkah di mana setelah itu Forcada berusaha membuang masa Maverick di belakang dan memulai proyek baru bersama Franco Morbidelli di Petronas.
Sebuah proyek yang bagi forcada juga tidak mudah di mana ia arus berurusan dengan seorang pembalap Cepat dengan Kecenderungan atau muyul Juara dunia seperti Quartararo Plus fakta Hanya disupply Motor dengan usia setahun lebih tua dibandingkan Fabio di tahun kedua. Setahun berlalu, Baru Seri Misano 1 MotoGP Seri 2020 ia bisa memperlihatkan di depan semua orang yang meragukannya bahwa Pengalamannya selama ini bukanlah Kaleng kaleng.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Bukan kaleng kaleng or kardus kardus.
dan sekarang terbukti bukan crew cief atau mekanik yg kurang bagus… mental race day Vinalles yg kurang bagus…
Vinales cuma bisa nyalahin forcada kalo gagal, sekarang cuma bisa nyalahin motor yamaha kalo gagal. Gimana tahun 2021 pas ga ada seorang rossi di padock yamaha factory, bisa2 kaya layangan putus nih yamaha. Vinales Kalo ditanya teknisi jawabnya ada yg salah di motor, tapi ngga tahu salahnya dimana?.
Kardus digembok beh?
PeL4jaran Sej4rah gak Waj1b, bang mukgil
Kadang kepala mekanik juga butuh ‘pindah kerja’ buat menambah referensi
Mantap track recordnya
hmm.. sudah kuduga.
Ucapan “Congrats” dari paduka Hohe kepada Franky & Ramon (waktu Franky P1 Misano) bukan sesuatu yg biasa.
Mohon ijin untuk bergabung jadi bani andai.
ANDAI paduka Hohe masih jadi rider aktif Yahama dia pasti masih mempercayakan sosok Ramon untuk jadi Chief mekaniknya.
Pasti borr..mereka tak terpisahkn ibarat kata lorenzo+forcada udah nyetel.. btw lorenzo gmn wak kbrny buat taun depan??
balik numpak nyi kita mirjony 😀
Hohe sudah pengen bawa Ramon Ke Ducati, tapi Ramon pilih stay di Yamaha (selain Ducati ga izinin). Artikel TMC blog pernah bahas, Ramon menolak pindah pabrikan dgn alasan usia
Kemerosotan Prestasi Maverick terus-menerus mencapai titik nadir ketika Di Brno Maverick memasuki pit dengan tepuk tangan ironis.
—
Tapi ternyata yg ditepuk tanganin dirinya sendiri karena ganti crew chief pun performanya naik turun kayak see-saw ??
yup. vinales lah yg ga bisa ngembangin kemampuannya sendiri dan dia lempar semua kesalahan kepada forcada begitu hasilnya buruk namun begitu dapet hasil bagus dia rebut semua kebanggaan untuk dirinya sendiri, dia lupa dibalik kemenangannya ada org lain yg mendukung usahanya. dan ironisnya merubah “mentalitas” yg dia katakan pada race sebelumnya masih jauh panggang dari api.
Morbido ama Hohe aja klop ditukangi sama R.Forcada. Pinales doang yang kagak cocok.
Opa Jeremy burges jg skrg gk tau kgiatanya d oztrali ngapain ya tu kepala mekanik legend juga..apa ikut mancing mania bareng stoner..
Eyang burgess kayaknya nggak betahan disuruh mancing heheheh
Dia itu hobinya tennis dan golf.
biasanya kalo teknisi pensiun beralih ke ternak lele :v
Betul, kemudian rutin buka blog dan komen, tapi malah digoblok2in di kolom komentar sama komentator barbar yg ga terima junjungannya disentil, pas bales goblokin eh malah gerombolannya makin bully bilang suka ngrendahin komentator lain.
Yukkk tukang baper sotoy, buruan reply komen ini ‘baper’ wkwkwkwk
Kaya kenal, kalimat legend siapa yak????
Nice artikel.
OOT dikit gpp ya Wak.
Itu sembalap motoE maria herrera munoz, apakah ada hubungan keluarga dengan dengan david munoz (crew chief kakek lejen)?
mohon pencerahan nya kawan2.. diatas ada kalimat ” antara Tuduhan & Celaan pada tahun 2018 ” itu pak Ramon ya yang di maksud ?
berati dari pihak maverick membuat suatu pernyataan kah ?
soal nya saya dlu ingat pernah baca. jorge lorenzo pun ikut berkomentar masalah ini. dia seperti tak terima ramon di gitukan..
Vinales mah emang mental coro wkwk
Dari gp 125 emang begitu.
Hal konyol dan cukup memalukan karena motornya gak bisa bersaing sama rivalnya dia ngambek gamau balapan. Begitu dapat motor yg setara sama rivalnya baru mau balapan lagi wkwk
500 GP, sekedar ikut 1 kali GP aja susyehnya minta ampun apalagi buat ukuran orang Indonesia. Btw gw jadi paham kenapa Morbidelli ngacir, ga lain ga bukan ya karena peran Forcada yg ibarat Burgess bagi Rossi. Vinales sifat buruknya ga ilang2 ternyata, suram dah kalo dia ga berubah. Di moto3 injek2 motor karena ngerengek minta KTM, di moto2 belon juara dunia udah buru2 naik motogp, di Suzuki punya masa depan cerah malah kegoda masuk Yamaha yg sialnya ada Rossi disana bukan Lorenzo, Rossi aja kompetitif di 2015-2016 karena peran feedback Lorenzo. Mental kutu loncat dan nunjuk2 orang lain atas prestasi stagnan itu sama aja pasang batu sandungan sendiri. Zarco versi ekstrim mental ini. Akhirnya jangankan Repsol Honda, Ducati Corse yang suka pembalap murah aja pikir2 naikin dia. Coba mindset buruknya di KTM dibuang gw yakin Zarco ada di 5 besar klasemen bahkan nantang Quartararo di pemuncak karena logika sederhana Zarco kuat di 3 sirkuit yg cocok sama KTM. Sayangnya itu hanya angan, kalo kebanyakan nyalahin keadaan malah memperburuk keadaan selanjutnya. Kecuali mau berubah.
Rasan2 wae koyok arep yang2an ae wong loro iki
Bukannya yg kalo diliat komennya kosong gaada isinya itu lu sendiri? Heran gw, tong kosong tapi ga ngaca. Pantes cuma bisa jadi preman online, pasti dikehidupan nyata lu terkucilkan kan?
Ramon tau gimana karakter M1 biar bisa diajak kencang. Apalagi feedback dari paduka Hohe cenderung presisi, wlpn kata orang paduka Hohe itu rewelnya bisa menyaingi kakek Lejen, tapi toh input dari Hohe reliable.
Biar gimana juga, duet Hohe-Ramon bisa mengalahkan Rossi di usia emasnya.
Valeban gak akan tertarik sama artikel ini. Mungkin mereka akan skip aja.
Kasian yak Repsol, dipermaluin sama tim independen yg cuma make motor spek 2019 dan ditangani orang ex Repsol.
Orang lain bisa melihat rht setragel di satu musim terakhir, tapi orang lain juga perlu melihat rht di sepuluh musim terakhir :*
hahaha
bukan RHT tapi Marquez kali,2013 2014 okelah 2 pembalapnya saling bersaing didepan,tapi kesini kesini kan kayak cuma bertumpu pada Marquez,triple crown kemarin pun full kerja keras Marquez (iya sih nakagami menyumbang sedikit poin konstruktor saat di COTA pembalap hondda pada tumbang semua,tapi kalopun dikurangi poin yg dihasilkan nakagami pun hondda masih juara berkat kerja keras Marquez),dan musim sekarang pun langsung kerasa
Ok kek
Kayanya Zarco waktu di Tech3 yg cuma kandidat podium dan diangkat media dia ga disuruh minta maaf pas akhir musim melorot? Ya namanya punya prestasi wajar diangkat lah. Masa media mau bahas Tito Rabat dan saingannya di dasar klasemen?
Yasudah laa bang Tobey.
Kan emang begitu cara kerja pers dan media. Kebetulan aja Garpu itu up and down, orang-orangnya juga silih berganti datang & pergi kecuali YA(ng)MAHA Lejen, setiap beritanya kayak gorengan, laris-laris aja……. wlpn motornya gak selaris Beat. Ada informasi yg bisa dibilang lumrah semisal holeshot device / ride height device.
Atau ada juga berita besar bintang muda yang bisa geser posisi kakek lejen dari kursi factory nya.
Segala ginian doang kalo di nyinyirin + bernada sinis sih ga beda ama devo. wkwkwk
Emang ga perlu dikasianin, yg perlu dikasianin itu fans militan yg sampe nambah bintang biar tetep bisa eksis menjunjung pabrikan idolanya dan pas ada momen bully pembalap/pabrikan yg dia benci wkwkwkwk
Bukan urusan saya
Muyulitu apa ya?
mungkin manajemennya mulai konyol,dulu checa,toseland, Edward sampe perpisahan jg kagak kenapa2
kalo sekarang ada lah kayak “jangan ganggu kami,kami sedang liburan”,atau Pol yg dijanjikan kursi pabrikan padahal belom pasti
Ampun bang, saya cuma ngutip perkataan orangnya
Berarti maverick yang kaleng2 ya wak
Sebenarnya MV pembalap yang bagus bukan kaleng2 juga, mungkin karena ikut2an team mate seniornya jadi sering kali nyalahin motor dan gonta ganti crew chief, mungkin loh ya..??
Klo g salah Burgess emg udh kebelet pensiun, itu sih yg gout baca kmrn”.
Vinales sifatnya sesuai mukanya..pribadi yang buruk tercermin dari mukanya, mirip jarvis..
Kalo lu pribadi yg buruk tercermin dari komentar2nya wkwkwk
Iya, tapi cuma bagi elu yang selalu gue nyinyirin., anak sini pada tau semua karakter elu. Lu pernah kena gengbenk rame kan? Tapi elu melengos, pura- pua nggak tau