Friday, 22 November 2024

[ Tech Talk ] Marc Marquez Meminta HRC Selidiki Parameter Traction Control RC213V

TMCBLOG.com – Seperti yang kita ketahui bersama, pada sesi FP2 persis sebelum hujan turun Marc Marquez yang sedang melakukan Hot -Lap di belakang Joan Mir mengalami highside yang cukup parah dimana handling Honda RC213V terlihat ngebanting ketika Marc sedang melintasi tikungan 10 – 11 ke arah kanan. Dan ini membuatnya terpelanting ke udara dan jatuh di atas aspal dengan keras. Beruntung crash ini tidak mengganggu proses recovery penyembuhan cedera tulang humerus kanannya. Namun saat media debrief Marc sangat konsen pada apa penyebab RC213V bisa mengaami crash yang menurutnya hanya Honda yang mengalaminya.

“Pertama-tama Saya beruntung bisa lolos dari kecelakaan itu dengan cara yang baik. Tentu saja saya bisa merasakan bahwa saya baru saja mengalami kecelakaan besar. Saya memiliki beberapa rasa sakit di lutut saya, beberapa rasa sakit di kaki, beberapa rasa sakit di siku. Tapi semuanya baik-baik saja untuk melanjutkan performa yang sama selama sisa akhir pekan. “ Begitu kata Marc mengawali penjelasannya yang dilanjutkan cerita mengenai apa yang sebenarnya terjadi di tikungan 10 tersebut.

“Di FP2 saya membalap dengan baik. Saya push di beberapa bagian sirkuit tetapi pada titik itu dan di tikungan itu (T10) saya tidak melewati batas, ada pembalap lain di depan saya (Joan Mir) dan saya melakukan hal yang sama. seperti yang dia lakukan atau bahkan lebih lambat.”

Kejadian highside yang Marc Marquez alami diperkirakan terjadi karena adanya kegagalan dari sisten Traction Control dari ban belakang Honda RC213V pada situasi tertentu. Traction control dalam sistem motor biasa selalu membandingkan speed roda depan dan belakang bertugas ‘memperbaiki’ perbedaaan speed keduanya dengan cara memodifikasi semprotan FI atau mengubah timing pengapian jika ditemukan adanya perbedaaan.

Pada balap tentu parameternya lebih banyak dan mengkombinasinya dengan parameter parameter limit yang lebih kritis (untuk lebih jelasnya soal TC bisa dibaca tambahan penjelasan di bawah artikel ini).

Dan sepertinya ada semacam parameter tertentu pada limit tertentu dari sistem kendali traksi (traction control) Honda RC213V yang entah belum ketemu cara handlingnya atau memang terjadi sebuah kesalahan sehingga highside yang sama bahkan pernah menjadi awal jatuhnya Marc Marquez pada race Jerez 2020 dan menyebabkan Ia harus absen selama satu musim penuh karena humerus kanannya patah ketika berbenturan dengan ban motor yang menerjang dirinya.

“Tapi saya sudah banyak menekan ke HRC dimana Kami tidak bisa mengalami kecelakaan seperti ini. Di tikungan seperti itu, kami seperti menentang elektronik. Elektronik ada untuk menghindari jenis kecelakaan ini. Masalahnya, hanya pebalap Honda yang memiliki kelebihan seperti ini. Di Portimao Alex dan Pol. Ini saya.”

Ini adalah kecelakaan serupa pada 2020 di Jerez. Kita harus mengerti. Saya memeriksa data untuk melihat apakah saya melakukan sesuatu yang salah. Saya mengendarai dengan cara yang sama seperti lap sebelumnya. Tapi TC tidak menjaga terjadinya Slide “

Yap, Marc Marquez mengatakan satu kata kunci di akhir quote di atas yakni “TC tidak menjaga terjadinya slide” (TC didn’t keep the slide). Marc Marquez dan juga pembalap-pembalap dengan motor bermesin V memang berbeda dengan pembalap motor bermesin Inline 4 dalam melakukan pendekatan terhadap tikungan.

Gaya menikung motor-motor bermesin V4 adalah lebih ke V-Shape . . mereka butuh limit slide jenis tertentu pada ban belakang untuk membuat perubahan posisi dari motor siap memasuki apex tikungan untuk kemudian bersiap juga berakselerasi keuar tikungan. Dan sepertinya yang dimaksud Marc adalah parameter elektronik TC dari RC213V belum terlalu optimal dan konsisten menjaga batas batas besaran parameter slide yang dibutuhkan oleh motor ini untuk membantu menikung.

“Kami perlu memahami cara bekerja dengan elektronik untuk menghindari crash semacam ini. Jika crash karena terlalu cepat masuk ke tikungan, atau karena Anda terlalu banyak menekan rem depan, atau karena terlalu rebah menikung, maka tentu saja itu adalah kesalahan pengendara. “

“Tetapi ketika Anda melakukan hal yang sama persis seperti putaran lainnya, dengan sudut tikungan yang lebih kecil dan Anda mengalami highside, maka itu karena ada sesuatu yang salah.”

Di akhir penjelasan Marc Marquez menjelaskan bahwa efek psikologis dari crash Sejenis ini adalah merenggut kepercayaan diri pembalap. Pembalap bisa hilang kepercayaan dirinya karena mereka tidak mengetahui kapan bisa crash, mereka tidak mengetahui limit sebenarnya dari kemampuan TC dari motor “Kami perlu meningkat diri agar lebih aman. Bukan untuk masa depan, tapi untuk balapan selanjutnya,” ujarnya. “Jika tidak berubah maka akan tidak mungkin memiliki kepercayaan diri dan menjadi cepat lagi. Jika kami ingin membalap dengan motor, kami tidak ingin mengalami kecelakaan seperti ini lagi “


TC di MotoGP

Bagaimana cara kerja dari Traction Control itu sendiri? Satu artikel full sudah TMCblog buatkan di tahun 2017 yang lalu sebelumnya lengkap dengan grafik telemetri yang bisa dikunyah kunyah. Atau sila cek gambar telemetri berikut ini :

Patut diketahui TC yang kita bahas ini adalah yang bekerja untuk ban belakang. Slide seperti yang dialami Marc Marquez itu hampir mayoritas diawali dengan sebuah gejala Spin. Ban belakang yang mengalami spin itu biasanya putaran bannya lebih tinggi dari pada putaran yang seharusnya terjadi dengan speed motor yang sebenarnya.

Dan karena terdeteksi hadirnya spin yang terlalu lebay (via sensor speed dan dikomparasi dengan speed ban depan) maka ECU memerintahkan TCS bertindak yakni dengan mengurangi torsi yang diinginkan oleh pembalap (cek grafik warna putih Section D) dengan nilai yang pas (grafik warna merah section D) sehingga diperoleh torsi yang terdeliver ke ban sebesar grafik warna Hijau.

Dan grafik torsi warna hijau ini lah yang membuat spin ban belakang terjaga toleransi persentase spinnya seperti yang diinginkan oleh pebalap dan team. Cara kerja TCS dalam mengurangi torsi di MotoGP yang biasa dilakukan saat motor menikung pada kemiringan 60 sampai 40 derajat umumnya dilakukan dengan dengan 3 cara yakni :

  1. Memainkan klep kupu-kupu di throttle body ( mengatur asupan udara )
  2. Memainkan timing pengapian
  3. Memotong pengapian

Nah sistem TCS ini lah yang disinyalir tidak bekerja dengan optimal atau kalau menurut Marc Malah mungkin kurang memberikan konsistensi penjagaan parameter slide saat mengalami Highside di Tikungan 10 Assen kemarin.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

87 COMMENTS

    • Kynya tergantung posisi rebah.
      Tanpa TC motor bisa high-side atau low-side.
      Kasus Marquez di atas terjadi sepertinya saat sedang asyik sliding, tiba-tiba oleh TC dibaca bahwa roda belakang terdelivery torsi terlalu besar sehingga powernya dicut, ini seperti roda belakang tiba2 dapat grip yang efeknya seperti direm mendadak. Akibatnya motor terpelanting & terjadi hi-side.
      CMIIW ??

  1. Genji takiya KW harus segera putar otak

    Serem loh,sampe komentator nya bilang “ini seperti jaman motor 500 dimana motor jaman Sekarang seharusnya tidak sampai terjadi seperti itu”

    • Typical orang liat judulnya aja, trus konter komen seenaknya sendiri.
      Klo mau hype judulnya aja ke warung sebelah sana bro

      • dan tc di tangan kanan itu bikin dia terbang di gp indianapolis tahun 2012, dan lama absen gara gara kaki patah, dan akhirnya cuma pedrosa yang jadi lawan lorenzo tahun itu, padahal sebelumnya cuma stoner yang bisa meredam lorenzo biar gak touring sendiri di depan

        • kayaknya ga di 2012 doank, jaman 990cc & 1000cc dia kan sering terbang tuh.. cuman jaman 800cc aja yang dia dominan banget. cmiiw

        • uda makin tua “TC tangan kanan melemah” pasti
          MM juga begitu. uda mulai berumur apalagi tambah cedera

  2. akibat teknologi Asimo dikebiri,
    mmg waktu liat slow motion nya, ban belakang RCV nya Marc terlihat slide terlebih dahulu, lalu bukannya mengontrol slide dgn lebih baik, eh si TC tiba2 malah berusaha memberhentikan slide nya (TC didn’t keep the slide) , apakah itu maksudnya wak haji ??
    tapi yg pasti insinyur elektronik Honda harus bekerja keras lagi nih,,

    • bener, dr pembalap sprtinya tetep ingin sliding ban nya krn karakter menikung ala V engine, tp dr perangkat tcs nya malah ingin mnghentikan sliding auto lompat pembalapnya,, seharusnya ditambahin parameter kemiringan utk toleransi sliding dr bannya ketika masuk sampe pertengahan tikungan, pas keluar tikungan baru sangat dibutuhkan tcs yg lebih utk optimalisasi akselerasi

  3. bisa jadi bukan elektronik sumber masalahnya, tapi mencoba mengikuti kecepatan mesin inline di tikungan itu dengan ban belakang yang udah gak cocok lagi diajak ngesot kayak dulu ?

    dia bilang sendiri itu juga sama seperti di jerez tahun lalu kan

    • Ga lah bro, kita mesti respek. Dia juara motogp 6 kali itu karna dia lebih cepat dari pembalap lain. Mau mesinnya V atau mesin Inline bisa dia kalahkan.

      Artinya dia tau kemampuan motor melibas tikungan, kecepatan dan sudut kemiringan yg sama tp hasilnya bisa beda.

      Kalau karna ngikut mesin inline lantas jatuh, ga akan pernah punya gelar lah. Ga bakalan ada aksi saling salip dgn Lorenzo di tikungan

      • ya saya lebih percaya karena dia yang mengalami sendiri, itapi ini aneh aja seorang marc marquez meminta sesuatu ke hrc dan di umbar ke media, dulu dia gak gitu kok rasanya, saya merasa ada yang gak beres

        ini teori konstipasi lho ya, apa kita bisa yakin semua orang di internal hrc setuju dengan kontak “aneh” yang 4 tahun itu?

        apa gak gerah tuh insinyur hrc diledek ducati cuma mengang gara-gara marquez doang?

        yakin gak ada hubungan dengan “pemensiunan paksa” lorenzo yang kemudian malah diganti alex marquez, padahal masih ada cal crutchlow?

        emang berita repsol yang mau diganti sama shell itu dateng dari mana hayo?

        terus insinyur telemetri sampai diganti itu buat apa kira kira?

        pokoknya mulai ada yang aneh in internal tim ?

    • nah skrng paham knp mrc kadang ngintilin motor kan, mencari data tiap karakter motor lawan dengan “merekam data” untuk di pelajari dengan data yg terekam di RCV213, yg edan team elektronik di kubu MM, ketika data itu bisa di aplikasikan ke rcv213,,lah trus musuhe honda siapa?

  4. Baca komentar marq jadi berpikir ada berapa banyak pembalap yg bener2 ngerti sama setup motor di era motogp saat ini. Apa mereka juga belajar setup sendiri motornya terus kasih masukan ke engineer baiknya coba formula spt ini atau ubah setting itu dll. Jadi bayangin gmn kalau engineer yg jadi ridernya sekalian. Gokillll….

  5. Yah, kadang ngefans/benci berlebihan membuat kita kehilangan sisi humanis sebagai manusia. Artikel ini sangat keren untuk pecinta motogp. Sayang banget kalau cmn baca judul dan satu dua paragraf.

    Penonton mau balapan yg seru, saling salip, tikungan cepat, top speed semakin tinggi… Disituasi ini pembalap mempertaruhkan nyawa, karna torsi yg besar semakin sulit di kontrol. Maka motor mesti aman untuk dikendarai, salah satu solusinya dijinakkan lewat elektronik seperti TC.

  6. TC ini sensitif banget keknya. Terutama di honda. Jadi inget di Aragon th berapa lupa. Marc nyalip Pedrosa tp kena buntut motornya Pedrosa dan dr motor #26 ada serpihan yg jatuh ga lama #26 crash. Keknya bener deh Honda tanpa marc ibarat motor buas yg bener2 ga friendly. Bahkan sekarang Ducati yg kyknya punya power paling gede se grid motogp lebih friendly motornya.

  7. Ngerih.. Nyari limit sampai segitunya… Smoga sehat dan cepat ketemu solusinya… Soalnya kalau lihat mm93 dnf, tv auto mati..

  8. Kenapa ya banyak bener hater nya Marc dan Honda. Apa gara2 fans sebelah haus kemenagan alias gak pernah jurdun bertahun tahun. Bahkan ngumpat cacat juga ada…
    Ngeri banget watak fans Sebelah….

    • sama2 ngejelekin. dan galak2 jelekinnya dari berbagai fans.
      mau warna apa? kuning? oren?

      galak dan sadis. coba aja masuk ke salah satu kubu. di cek komennya. sama ancurnya wkwkwkkw

      dienjoy aja kaka. jangan ikut2an garis kerasnya.
      dari kubu sebelah juga ada yang ngerasa sama denganmu. kok kubu ini begitu ya.

    • semua motor motogp saat ini layak disebut motor perontok tulang, taro yang nunggang kuda jinak dan nyaman masih kena arm pump, morbi yang naik kuda tua masih harus operasi lutut, gimana yang nunggang banteng atau yang naik celeng itu coba? ?

  9. Knp kok mslh inersia crankshaft ga dsinggung sm skali?? Apa teori neil spalding hanya kira2 saja pdhal mungkin aslinya bkn mslh massa crankshaft atau hanya sasis atau gmn?? Walau katakanlah salah nentukan massa crankshaft kn hrsnya ya sdikit banyak harusnya dsinggung tuh..
    Wak haji harus tanya langsung pada takeo mslh ini..
    Klo takeo yg bilang saya lbh percaya lagi

  10. kalau putaran2 sebelumnya aman harusnya parameter g da masalah sih. Biasanya kaya gitu dari faktor di luar perhitungan, seperti sensor reading error, kadang setetes air juga bisamempengaruhi grounding suatu sistem, jangankan air, uapnya pun juga bisa merusak pembacaan sensor. Y mirip sama kasus pedrosa yg high side setelah sensor tc nya ketabrak. Eh kalau g salah electronic engineernya yg cewe baru kan ya?

  11. Ingat ada perkataan jack miller tentang crash marc di jerez 2020…
    Tentang gaya balap marc yg tdk di tolerir oleh TC sehingga marc crash…

  12. Betuul sekli terlihat slide saat nikung itu bahaya sekali. Istilahnya nek pembalap niat balap tapi motor gak ndukung dan juga resiko gas pol. Jadi mingring mingring pembalapnya. Kehilangan kepercayaan sama motor

  13. Apakah komen2 netijen kalau rcv motor perontok tulang benar adanya?
    Kayanya kesalahan yg terjadi ini bukan sekali dua kali di alami penunggang rcv, cuman karena fatalnya efek crash jerez 2020 dan kemarin kejadian lagi marc ga mau tuanya rontok tulangnya.

    Era motogp sekarang (ecu MM+ban michelin) kayanya bener2 ga boleh ada salah dikit di motor/pengendara ya, ban nya bisa bikin pembalap tiba2 lose grip tanpa ada tanda2/gejala.

  14. satu tangan dah patah yg butuh recovery setahun..akhirnya membuat king marq berkoar juga bahwa motor udah kaga beres…kemren2 sebelum patah mau susah kaya apa motor hajar terusss….pastilah gamau kecemplung dengan cidera yg rumit kedua kalinya

  15. membayangkan hon dengan mesin inline.. potensi juaranya lebih besar dan rata untuk semua pembalapnya.
    kejadian crash saat kualifikasi di sirkkuitnya Ymh juga seperti saat jatuh di sepang nguntit Fabio.
    MM saat kualifikasi kebanyakan towing, bikin ga nyaman pembalap depannya, padahal yang jadi tercepat kualifikasi adalah pembalap yang murni time attack tanpa towing. harusnya percaya diri sendiri

  16. Kalau mau jujur, 10 tahun terakhir prestasi motor Honda di balapan internasional dan nasional negara2 yg kuat tradisi balapnya mengalami grafik menurun.
    WSBK & WSS, sdh gak jelas nasib dan kekuatannya.
    Di BSB dan negara2 Eropa lainnya, ditenggelamin sama Ducati & BMW.
    Di AMA Superbike ditenggelamin sama Yamaha dan sesekali Suzuki.
    Di ASBK, kalah juga sama Ducati & Yamaha.

    Kalau gw analisa, R&D Honda habis kesedot di MotoGP.
    Padahal hanya di MotoGP Honda pakai mesin V, semua motor sport produk massalnya menggunakan mesin I4.
    Akibatnya teknologi RC213V gak bisa langsung diturunkan ke motor sport nya.

    Beda dgn Yamaha dan Suzuki yg konsisten pakai mesin I4 agar bisa langsung diturunkan di motor sport nya.
    Atau Kawasaki & BMW yg memilih fokus riset di WSBK yg jelas lebih direct lagi ke motor sport produksi massal.

    Ducati, KTM, & Aprilia juga ttp memakai mesin V4, agar bisa langsung diturunkan ke motor sport produksi massal nya mereka yg mmg konsisten pakai mesin V.

  17. BUG Error dalam Electronic Control Unit..atau memang banyaknya parameter data dari sensor yang membuat ECU tidak mampu menerjemahkan dan memberikan solusi dari parameter data tersebut.
    Hal ini bisa juga karena faktor ban, spinning terjadi karena grip ban menurun akibat motor “melayang” (dalam teori bantalan atau main bearing engine menyatakan bahwa semakin tinggi putaran crank shaft maka crank shaft tersebut akan melayang atau seolah olah tidak ditumpu lagi oleh main bearing) dan ketika TCU bekerja mengurangi torque engine atau mengurangi kemampuan engine untuk memutarkan ban maka ban akan kembali bergesel kan dengan aspal dan bisa jadi putaran ban belakang lebih rendah dari ban depan kemudian TCU menghentikan mengurangi torque dengan lebih cepat daripada waktu mengurangi tadi karena karakteristik engine dan lain lain ban menjadi spinning dalam kondisi grip yang besar..
    Dengan kata lain mungkin inconsintensi grip ban membuat TCU dan ECU tidak bekerja dengan benar.. ingat kasus engine over speeding (Over running) di motogp Inggris kemudian engine blow up.. sepertinya kejadian ini terjadi di TCU dan ECU RCV213..

    Ngawurologi

  18. klo kata iyem tanpa elektronik lebih seru masbro unjuk skill ? asal bacot, gak mikir betapa buasnya HP mesin jaman skrg dibanding jaman 500cc

    • Yup meskipun secara teori dua tak 500 CC baru bisa disamakan dengan empat tak 1000 CC..
      Tetapi torque engine empat tak lebih besar karena proses pembakaran atau langkah energi bisa di jadikan lebih panjang stroke piston dengan menunda pembukaan Valve exhaust

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP