TMCBLOG.com – Entah kenapa dua pabrikan sepeda motor terbesar di Asia (dan mungkin juga di dunia) Honda dan Yamaha seakan kompak menghadirkan dua catatan penting pada partisipasi mereka di balapan Grand Prix sepeda motor. Dengan jeda hanya 7 hari, Honda yang sebelumnya mencatatatkan hal penting dimana mereka terhenti menghasilkan poin pada angka 40 tahun atau setelah mengarungi 663 kali balapan atau persisnya 14.651 hari. Begitu pula Yamaha ketika mereka beranjak dari sirkuit TT Assen pekan kemarin.
Yamaha di Dutch TT Assen 2022 juga sama sekali tidak menghasilkan poin. Dari ke empat pembalapnya, raihan terbaik finish balapan di Assen adalah posisi 16 oleh Andrea Dovizioso . . Dejavu banget sama raihan terbaik Honda di Sachsenring sepekan sebelumnya di mana Stefan Bradl juga finish posisi 16 sebagai Honda terbaik kala itu.
Segalanya tidak berjalan lebih baik untuk rekan setim Quartararo, Franco Morbidelli. Pembalap Yamaha itu mendapat Long Lap Penalty di awal balapan, plus juga mengalami crash pada putaran ketujuh. Dengan dua motor pabrikan Monster Energy Yamaha berakhir di gravel trap, harapan tim biru bertumpu pada dua pembalap tim satelit RNF WithU Yamaha. Sayangnya, rookie MotoGP Darryn Binder mengalami nasib yang sama, menabrakkan M1 2021-nya di Stekkenwal (Turn 8).
Dutch TT Assen 2022 menandai pertama kalinya Yamaha tidak mencetak poin di Grand Prix selama era MotoGP. Rekor perolehan poin perusahaan dimulai selama 12.096 hari dan 544 balapan sejak Grand Prix of the Nations yang diboikot Yamaha pada Misano pada 14 Mei 1989. Beda 2.500-an hari dengan Honda nih.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Yah jadi g bisa ngejar rekor dong
selisih 119race juga
Bagaimanapun, tetep gk mau kalah sama h0nda,. 😁
lumayan om Dovi meski tidak poin
yg boikot pembalap legend semua
satu hati semakin ke depan ( grevel )
Ada problem ap y kq ad aksi boikot balap sgl?
Tahun depan hanya mengandalkan 2 pembalap bisa lebih rawan nol point…
Gantian dong wkwkwk
Assen yg lalu menunjukkan bhwa situasi ymha saat ini sudah seperti Honda era Marc. Hanya quartararo yg kencang yg lainnya memble, begitu quartararo jatuh langsung dah kelihatan dimna sbnarny posisi ymha tanpa dia..
Kok alurny sedemikian mirip ya dgn yg dialami Honda, nol poin d sirkuit yg mna biasany mereka kuat, 3 dari 4 starterny gagal finish, hany satu yg finish yg sama2 di p16, dan yg finish p16 tsb juga sama2 pmblap tertua diantara starter mereka musim ini
Btw, musim ini trio pabrikan Jepang kompak menorehkan nol poin, Suzuki lebih ugalwan bhkan, cetak nol poin 2x berturut2
Dan dalam kondisi kayak gini ducati masih gak bisa jurdun juga, artinya apa?
peraturan dah menguntungkan si pabrikan itali pdhl
Sy lebih percaya kalo Yamaha dan turunannya (RNF) apes salah pilih pembalap.
Untuk kasus Morbideli, apes lebih karena faktor cedera sih ya. tahun sebelumnya oke kok.
RNF ini yg ngaco bgt pembalapnya, dari awal musim juga udah skeptis.
Yok 2023 yamaha & honda kompak dominasi kemenangan motogp walau cuma lewat satu atau dua pembalap.
Saat ini yang pake banyak pake motor merah kalo ga juara sebenernya agak memalukan sih.
ducati tahun ini harus juara dunia
karena ada 8 pembalap
dan regulasi motogp sangat menungtungkan ducati
klo.masih belum juga juara dunia itu sangat memalukan
dan juga honda yg FBH nya nganggap honda adalag pabrikan sultan tp jadi juru kunci konstruktor itu lebih sangat memalukan
Suzuki bukan kere, tapi pelit
Pabrikan pelit,
Pake ilmu ngirit
Beruntung di tahun sulit (covid),
Jumlah seri sedikit
Tau2 jatuh pailit
pabrikan Jepang lagi krisis nih skrg,,
sejauh ini cmn Yamaha yg bisa beri perlawanan itupun krn faktor Quartararo,
Belum ada yang gontok2an