TMCBLOG.com – Setelah kena Push di awal, Fabio Quartararo pada dasarnya tidak bisa menunjukan performa-nya di Balapan basah, padahal ketika di Balap basah Race MotoGP Indonesia Mandalika, Quartararo Bisa tampil finish Podium. Apakah Karena hanya perbedaan grip Asphal Sirkuit di mana Mandalika Dikenal merupakan Trek dengan Grip Asphal terbaik saat keadaan basah ? Ternyata Nggak juga sob. pada Sesi press Converence Fabio Quartararo mengungkap permasalahan Utamanya yakni Keadaan tekanan Bannya yang terlalu tinggi untuk dipakai dalam Keadaan basah. Tekanan Ban yang tinggi akan membuat Contact Path Asphal – Karet akan semakin kecil sehingga dalam keadaan Trek basah ujung ujungnya akan membuat Ban lebih mudah kehilangan Gripnya.
“Saya awalnya mengira balapan akan jauh lebih baik, tentu saja. Kami membuat kesalahan sejak awal, mulai dari tekanan yang sangat tinggi, dan di akhir balapan, tentu saja, itu sulit. Saya saat itu mengambil keputusan untuk tidak berbicara kepada media, Saya meminta maaf kepada semua orang yang berada di Thailand. Jadi, itu sangat sulit,”
Lebih jelasnya lagi akhirnnya Crew Chief Fabio – Diego Gubellini – Yang akhirnnya Buka Suara bahwa sumber kesalahan itu bermula dari dirinya yang salah dalam menentukan referensi tekanan ban untuk memulai balapan pada Keadaan basah. Kepada MotoGP.com Diego mengakui hal tersebut ” Pada dasarnya, saya telah berbuat kesalahan pada tekanan ban, Karena tanpa data, dari Sesi Latihan bebas pertama kami memulai dengan semacam referensi yang kami miliki. Namun itu ternyata Jelas salah, dan ini pada dasarnya akan menghasilkan situasi dimana grip akan sangat rendah dan buat Fabio Mustahil untuk mempertunjukan seperti apa Normalnya ia di kondisi ini ( Balapan basah ) “
” Tahun ini ia melakukan Banyak sesi Bagus dan Juga sesi Balapan pada keadaan basah, jadi sebenarnya bisa lebih baik lagi, namun sayangnya kami harus membayar banyak karena tidak memiliki banyak latihan di kondisi seperti itu, ini adalah alasan utamanya “
Gubellini pun menjelaskan mengenai Keadaan Quartararo pasca Balapan saat itu ” Pada dasarnya ia merasa frustasi karena ia tahu ia harusnya bisa melakukan Balapan yang lebih baik dalam keadaan basah, namun sayangnya karena tekanan ban ia tidak bisa melakukannya, jadi dia merasa Marah. Ini normal, ia sedang berjuang di kejuaraan dan ia tidak mau bicara sesuatu yang buruk tentang Krunya. Kami tentu bekerja bersama dan melakukan Maksimal yang kami bisa. Pada kondisi tersebut ia memilih untuk tidak komplain tentang Staff teknisnya, walaupun sebenarnya Ia tidak salah ” – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
jd gitu
@saykoje
oooo gitu ya
Del del, gitu2nya sih lu.. Ya kali tekanan ban fabio lbh tinggi sedangkan dia msh agak rendah, ibaratnya psi nya fabio 49 sedangkan dia 43 kan bisa ngerasain bedanya..
Tekanan kurang dianulir
Tekanan tinggi ngampas
ini bukti fakta kalo hujan tekanan ban harus dkurangi..kaca helm bahkan dbikin lubang kecil..hal2 sepele efect nya ambyar sloorrdd
respect fabio menghargai mekanik dan team
Dari mana menghargai ?
Langsung ke motorhome & ngag ada input apapun soal motor .
Settingan ban , suspensi dll . Pasti sepengatahuan rider dan sudah ada diskusi nya .
Tekanan ban bukan masalah sepele soal setup motor dikondisi apapun , inputan rider jadi acuan .
Tekanan ban rendah biasa dipakai di kondisi kering , supaya peak pace nya bertahan lama .
Basah , karena ban lama mendapatkan tekanan dinaikkan tekanan supaya cepat dapat peak nya .
Kondisi zarco salah 1 nya yg punya pace bagus di akhir² race .
Mekaniknya kurang jam terbang apa gimana nih?
White knight 🤣🤣 .
Setup motor (tekanan ban dll) bukan nya harus diskusi dulu yah sama rider 😜😜 .
Kecuali motor flag to flag boleh lah rider tak tau settingan atau kaya aleix kemarin di jepang tiba² ganti motor
Sebelum race mulai lin jarvis dgn sombong nya bilang , Taro akan sangat bagus di kondisi hujan & sangat mengharapkan hujan .
Nanti kalau kalah di pihilips island , alasan apa lagi yah 🤔🤔
Mekanik kena sabotase ducati?
jangan jangan spionase ducati yaa anda pak Diego?? 😌
mon maap tapi yang kami ikuti ducati sangat gila segala cara untuk meraih gelar Jurdun ke 2 mereka sepanjang keikutsertaan Premier class GP
alasan yg kurang bisa diterima oleh telinga saya..
bacanya pake mata bukan pake telinga
kok FQ selalu berhubungan dg tekanan ban ya,padahal dia gak pakai mesin kompresor 😂😂
gara gara alat ukurnya buat tekanan ban masih abu abu,dan sifat ban Michelin yg lebih ghaib daripada Dunlop
masih mending di speedup Moto2 langsung jelas dilucuti karena diskualifikasi
Karena ridernya penuh tekanan untuk menang pak.. jadi nambah ke tekanan ban dia wkwk
angin lagi
kalo ga salah bukannya sama aja ya keadaannya dgn Mandalika, mereka minim data waktu itu, hari Jumat dan Sabtu selalu kering dan waktu race hujan lebat, tapi ga ada kasus salah tekanan ban waktu itu, hmmm
Karena Mandalika penuh aura magis pak… Apalagi dengan rapalan tukang remote cuaca si Rara..
itu bukan marah tapi pundung.. hehehe
Betul. Fabio memang gak terlihat marah ke siapa2… Tapi dia jd Pundungan haha.. ya sama aja
wak, ga bahas rules baru utk winglet khusus Phillip island??
source?
hah ada ? gokil
kalo rules barunya bilahnya harus dibalik biar menciptakan lift force biar terbang kena angin laut saingan sama seagull,ane setuju
wkwkw kencur saingan sama seagull
Name more iconic duo
Yamaha × Tyre Pressure
Name more iconic duo
Yamaha × wrong Tyre Pressure
Reply
mbahe neng ndi nggone mesti katon Ote ote yo. pdhl philip island kata orang suhune dingin
di blog lain, beda sendiri
Udah kayak Fitra Eri vs Om Mobi, om mobi dengan cerdik ngatur tekanan ban, om Fitra sebagai pembalap profesional tentu gak terima bisa kalah gara2 tekanan ban 😅
Cuman dukati keknya yg gak pernah ada masalah teknis , paling ngaco crew april 😆