TMCBLOG.com – Secara umum Yamaha bilang bahwa Yamaha XMAX 250 Connected yang baru membawa spesifikasi mesin dan sasis yang sama dengan generasi XMAX 250 sebelumnya buat Indonesia. Namun memang ada banyak perubahan fisik dan juga elektronik khususnya perihal fitur konektifitas dengan ponsel dan juga fitur GPS Mapsnya. Namun ketika melihat lagi untuk kali kedua di Yamaha Mekar Motor Cibinong, TMCBlog melihat satu lagi perubahan kecil di area knalpotnya.
Knalpot dari New Yamaha XMAX pada dasarnya mirip dengan knalpot dari Yamaha XMAX sebelumnya. Namun sistem FI Close Loop-nya ada sedikit perbedaan lebih tepatnya mengenai penempatan posisi dari lambda sensor atau O2 sensor. Di XMAX 250 lama, posisi O2 sensor ditempatkan di port manifold exhaust dari kepala silinder sehingga O2 sensor akan langsung mendeteksi gas buang yang baru saja keluar dari klep ex ruang bakar.
Sementara posisi lambda sensor/O2 sensor dari XMAX 250 Connected yang baru berada di knalpot itu sendiri sekitar 20 cm sebelum daerah silencer knalpot dan setelah catalitic converter. Nah ini pada dasarnya secara umum memang mengubah sedikit part terutama kepala silinder dimana untuk kepala silinder baru tentu tidak lagi ada lubang ber-drat dalam untuk penempatan sensor O2 dan sebagai gantinya untuk knalpot XMAX baru tentu ada lubang tempat sensor sebelum silincer. Artinya nomor partnya pun berbeda, belum lagi soal sensor O2-nya yang mungkin memiliki kabel berbeda juga karena perbedaan posisi.
Bocara soal fungsi, TMCBlog pikir tidak ada perubahan yakni sama-sama berfungsi membaca kandungan oksigen (O2) yang dikeluarkan hasil pembakaran di dalam ruang bakar sehingga hasil ini bisa digunakan untuk mengukur AFR. Nah AFR ini lah yang akan di bandingkan dengan angka 14,7 : 1 untuk menentukan apakah emisi gas buang kendaraan berbahaya (lebih tinggi dari ambang batas) atau nggak.
Yang pastinya karena posisi berbeda, maka kondisi gas buang juga akan mengalami sedikit perbedaan. Karena jika O2 sensor di kepala silinder proses deteksi akan dilakukan persis setelah pembakaran. Sisa gas buang yang dikeluarkan akan langsung dibaca oleh O2 Sensor. Sedangkan, kalau di leher knalpot, ada ruang dan media (seperti catalitic converter) yang musti dilewati oleh O2 dan karbon dioksida, barulah dibaca oleh 02 Sensor. Di sinilah menurut salah seorang lulusan Yamaha Engineering School Jepang mas Imam Budiarto; “Kalkulasi Software di ECU juga berbeda, penempatan O2 Sensor setelah catalitic [converter] lebih berorientasi ke kadar emisi [gas buang].” .
Namun yang pasti adalah dengan kasus XMAX baru dimana O2 sensor di leher knalpot, maka sobat sekalian dituntut harus lebih teliti jika akan membongkar knalpot karena ada proses bongkar pasang sensor ini juga. Terlebih jika ingin mengganti dengan knalpot aftermarket perlu diperhatikan soal lubang tempat lambda sensor pada knalpot aftermarket-nya. Sementara dengan O2 Sensor di head silinder, saat bongkar pasang ataupun mengganti knalpot, terutama knalpot racing kita tidak perlu bongkar pasang O2 Sensor.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
emang mau buat balapan xmax pke knalpot recing? ini motor paling enak buat jjs dgn suara mesin dan knalpot yg senyap 😬
untuk produsen knalpot aftermarket, hal posisi penempatan drat sensor O2 sudah pasti diperhitungkan, kalo belom ada, bisa ditambahkan dgn cara dilas, pnah liat video nya di youtube soal ini
Yoih.. Bagi produsen knalpot aftermarket bikin dudukan lambda sensor di header pipe mah ngerjainnya sambil merem.
Jangankan brand ROB1, Pro Speed, R9 Racing, CLD atau Shijiro… bengkel WRC Depok juga dah sering pasang gituan di knalpot custom-an nya.. 😀
wide band kah
Boy band
mau komentar supaya lolos euro yang semakin ketat, ntar disawat gapyak 🤣
perubahan mirip seperti itu juga terjadi di generasi vixion, di beberapa kode produksi ada perubahan head cylinder dan di block cylinder di bagian tensioner dan intake manifold.
digeser kesitu cuma biar tambah ramah lingkungan begitu to?