Saturday, 21 December 2024

Zeelenberg ungkap problem pembalap Moto2 yang naik ke MotoGP

TMCBLOG.com – Secara umum motor di kejuaraan Moto2 saat ini yang menggunakan mesin triple Triumph memiliki kedekatan yang lebih baik dengan motor MotoGP jika dilihat dari sudut pandang delivery tenaga dan penyetingan yang berbasiskan torsi dan tentunya elektronik yang sama-sama Ride By Wire serta menggunakan software – hardware Magneti Marelli (walaupun parameter ada yang berbeda seperti traction control dan lainnya). Hal ini bertujuan juga agar pembalap Moto2 tidak terlalu ‘kaget’ ketika nantinya harus naik ke MotoGP. Namun . . . .

Namun secara empiris perpindahan dari Moto2 khususnya di era Triumph ke MotoGP tidak lah mudah terutama di tahun pertama. Silahkan cek ‘produk’ Moto2 Triumph yang naik ke MotoGP baik itu Alex Marquez, Brad Binder, Iker Lecuona, Enea Bastianini, Luca Marini, Marco Bezzechi, Raul Fernandez, Remy Gardner, Fabio di Giannantonio sampai terakhir Augusto Fernandez.

Selain karena peta persaingan MotoGP yang kian tahun kian merata dan memiliki perbedaan yang minim antara satu dengan yang lainnya, ternyata memang ada perbedaan penanganan yang harus diketahui oleh para pembalap.

Hal ini secara umum sempat dikemukakan oleh Wilco Zeelenberg, selaku Team Manager Cryptodata RNF Aprilia MotoGP Racing Team kepada MotoGP world feed reporter – Fran Wyld – .“Di Moto3 dan Moto2 yang merupakan kelas yang asik, jika anda sangat kuat di sana maka anda bisa mengalahkan semuanya, [namun] itu bukan berarti di MotoGP anda akan jadi raja.”

“Kelas ini [MotoGP] pastinya sangat spesial. Anda harus mendorong kemampuan dan batas anda sepanjang waktu dan terus belajar di setiap akhir pekan balap untuk mengetahui apa yang terjadi pada motormu dan menjadi lebih baik di balapan berikutnya.”

“Anda bisa lihat dengan Bezzechi dan Pecco yang membutuhkan 2 sampai 3 tahun untuk bisa mencapai posisi di mana mereka berada saat ini. Hal tersebut butuh sedikit waktu dan tidak mudah untuk melalui waktu tersebut. Namun pelan pelan dan selangkah demi selangkah.”

“Terkadang dengan mundur selangkah – menjadi lebih pelan – kita bisa lebih cepat. Khususnya [karena] motor di kelas ini sangat kuat, motor ini memiliki banyak ‘stoping performance’. Jika anda ‘override’ [berlebihan memacu motor], maka motornya akan ‘menendangmu’. Jadi anda harus cepat namun tidak boleh terlalu berlebihan memacu mereka.”

“Dan anak anak muda ini terbiasa belajar dengan motor lebih kecil dan belebihan dalam memacu mereka, karena motornya [Moto2 dan Moto3] akan berpacu lebih cepat dan mereka tidak mengalami ‘tendangan balik’. Dengan motor sekuat MotoGP ini dimana ada sangat banyak ‘force’ anda akan banyak diam sepanjang tahun dan jika anda terlalu banyak mengalami kemunduran, maka itupun tidak akan bagus untuk kepercayaan diri. Dan anda akan terus tampil lambat, bukannya bertambah cepat.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

16 COMMENTS

  1. TETAPI perhatikan juga fakta ini :
    Yg berlaga di motoGP adalah para pembalap berpengalaman di motoGP sendiri.
    Dan sebelum di motoGP, mereka rata-rata adalah para juara dunia atau pembalap yg masuk 3 besar di kejuaraan moto-2 ataupun moto-3.

    Jadi buat para juara dunia moto-2 yg naik ke motoGP, mereka akan bertemu kembali dengan para pembalap yg dulu menjadi rival berat dan sering mengalahkan mereka saat berlaga di moto-2.

    Tinggal bagaimana kecepatan proses adaptasinya serta paket motor apa yg mereka dapatkan.
    Dulu balapan pakai Astrea Grand, sekarang balapan pakai RX King….

  2. OOT masih penasaran seorang pebalap Australia Senna Agius yang tahun ini bagus di Moto2 European Cup /JuniorGP dengan Triumph
    Padahal dulu 2018 Asia Talent Cup gak bagus bareng Mario aji, Lucky, almarhum Alfridza, Noguchi, Billy, Sho Nishimura, buasri, Adenanta putra, Agung Didu, … FIM Cev Moto3 apalagi gk mentereng, tapi naik Moto2 bagus gitu

    Hmm

    • Saat ini moto2 eropa itu gak bisa jadi tolak ukur kaya dulu, karena gak seketat dulu. Bagus di moto2 eropa pas di moto2 wc ampas si agius, makanya MRT gamau gegabah mindahin tatay. Pas tatay jadi pembalap pengganti di moto2 wc terbukti kesulitan.

    • moto2 europe sekarang pake triumph juga ya? ane pikir masih CBR..
      ya tuhaann… ane ketinggalan update…

  3. di yt om eno lumayan lengkap penjelasanya nih knpa moto2 kurang bgtu seru salah satunya bisa jadi ungkapan jawaban artikel ini

  4. Inilah peran ECU yahutt yg oleh para pemuja Jepun banggakan.
    Plus dikombinasikan bakat Markes yg engga turun per 10 tahun sekali itu.

  5. Logika ini bisa digunakan untuk menggambarkan rider2 matic std di jalanan ibukota yg sruntal sruntul serasa paling jago, atau pembalap2 jagoan pasar senggol (with all due respect) yg begitu berlaga pake motor sport yg proper auto mlehoy macam legend from zero to hero itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP