Home Asia Talent Cup Pimpin Klasemen, Veda Ega Tunjukan Kapasitas Sebagai Pembalap Masa Depan

Pimpin Klasemen, Veda Ega Tunjukan Kapasitas Sebagai Pembalap Masa Depan

29

TMCBLOG.com – Seperti yang sudah kita ketahui bersama, pembalap muda Indonesia binaan Astra Honda Racing, Veda Ega Pratama berhasil menyapu bersih dua kemenangan di hadapan publik negeri sendiri ketika ia berhasil memenangkan Race 1 dan Race 2 Idemitsu Asia Talent Cup 2023 di Sirkuit Pertamina Mandalika hari Sabtu dan hari Ahad kemarin. Dan dengan kemenangan ini pembalap asal DI Yogyakarta ini kembali memperkuat posisinya memimpin klasemen sementara Idemitsu Asia Talent Cup menjelang 3 seri terakhir di Thailand, Malaysia dan Qatar nanti.

Yes, kebetulan juga tiga seri terakhir yang akan menghadirkan 6 kali balapan, Asia Talent Cup masih akan menggunakan satu event yang sama dengan gelaran MotoGP di masing-masing negera yang disambangi yang jelas akan membuat semakin bergengsinya level gelaran ATC dan membuat potensi nama-nama pembalap yang memiliki performa bagus di gelaran balap kadet ini akan semakin dikenal di dunia balap sepeda motor khususnya balap prototipe.

Seperti kita ketahui juga Veda Ega ini sebenarnya bicara top speed di sirkuit Mandalika, Ia bukan termasuk yang kencang banget, tercatat resmi hanya 197,8 km/jam top speed yang ditorehkan oleh anak dari pembalap Sudharmono ini di Race 2 kemarin dan lumayan jauh dari top speed terkencang ada di angka 204,9 km/jam yang ditorehkan oleh pembalap Jepang – Ryota Ogiwara.

Namun Veda termasuk pembalap yang paling efektif memanfaatkan setiap jengkal racing line. Ini dibuktikan dimana Ia menorehkan laptime tercepat sepanjang Race 2 kemarin 1:43,084 detik yang artinya 0,234 detik lebih cepat dari pada Sihinya Ezawa di posisi kedua.

Penampilan salah satu lulusan terbaik Astra Honda Racing School itu sangat meyakinkan di IATC Mandalika. Pada balapan pertama, hari Sabtu (14/10), Veda langsung dapat menunjukkan skill sekaligus mental yang prima sepanjang balap berlangsung. Bersaing ketat dengan pembalap Jepang, Amon Odaki sepanjang 15 lap penuh, Veda mampu bertahan hingga akhir dan menyelesaikan balap di posisi pertama.

Pada Race 2, di hari Ahad (15/10), Veda tampil sempurna tanpa gangguan berarti. Melejit sejak start di pole position, dia meninggalkan pembalap lain, lalu finish pertama dengan jarak 5,9 detik dari pembalap Jepang, Zen Mitani. Status double winner pun kembali disandangnya, seperti yang dilakukannya saat ATC Jepang di sirkuit Motegi, pada seri kedua.

”Alhamdullillah, senang sekali target untuk kembali double winner di Mandalika terpenuhi. Kemenangan ini sangat penting untuk saya agar jumlah poin klasemen kejuaraan semakin lebar. Saya persembahkan kemenangan ini untuk Astra Honda, keluarga yang selalu mendukung, dan seluruh pecinta balap Indonesia,” ujar Veda.

Pembalap binaan AHM lainnya juga tampil cukup baik di IATC Mandalika. Reykat Yusuf Fadilah, pada balapan pertama mampu finish ke-6. Sayang, dirinya kehilangan kendali pada balapan kedua dan mengakhiri balapan yang baru berjalan beberapa putaran. Sedangkan Chessy Meilandri yang pada balapan pertama finish-ke-10, di balapan kedua harus puas merengkuh pos ke-13.

Pengalaman berharga juga didapatkan dua pembalap wildcard yang juga binaan AHM, didatangkan dari kejuaraan Thailand Talent Cup (TTC), yakni Decksa Almer Alfarezel serta Muhamad Kiandra Ramadhipa. Capaian terbaik mereka adalah finish ke-8 dan ke-11 pada pada balapan pertama, Sabtu (14/10). Pengalaman balap di IATC akan menjadi pelajaran berharga untuk mereka di masa depan.

IATC menjadi salah satu ajang pijakan bagi para pebalap untuk berkesempatan naik kelas ke kejuaraan dunia. Beberapa pebalap alumni IATC yang kini berlaga di Moto3 dan Moto2 World Championship antara lain Mario Suryo Aji, Kaito Toba, Ayumu Sasaki, Ryusei Yamanaka, Somkiat Chantra, Deniz Oncu, hingga Taiyo Furusato. Pebalap Indonesia lainnya lulusan IATC yaitu Andi Farid Izdihar dan Gerry Salim juga pernah menjajal kejuaraan dunia Moto3 dan Moto2 World Championship.

Menyambut hasil yang baik secara keseluruhan, General Manager Marketing Planning & Analysis AHM, Andy Wijaya, mengatakan para pebalap Indonesia binaannya berkesempatan menunjukkan performa terbaik di depan publik sendiri pada gelaran balap di Mandalika. Ajang ini juga menjadi tolok ukur kemampuan dan mental para pebalap binaan untuk dapat terus memperbaiki skill mereka ke depannya.

”Veda menunjukkan kapasitasnya sebagai pebalap masa depan yang membanggakan. Lalu, Arbi sebagai pebalap wildcard di kejuaraan dunia Moto3 juga menunjukkan kemampuan terbaik. Kami akan terus mengawal para pebalap binaan kami, untuk meraih mimpi, sekaligus menjadi bagian dari kebanggan Negeri ini,” ujar Andy.

Setelah memenangkan 5 balapan berturut turut, pada persis di pertengahan musim, jelang tiga seri ke depan atau sisa 6 race terakhir, Veda Ega Pratama memimpin klasemen umum dengan 145 poin dan berjarak sejauh 57 poin dari pengejar terdekatnya yaitu Zen Mitani. Tercatat Veda tidak menang hanya di balapan pertama seri pertama untuk sementara ini.  Pembalap Indonesia terdekat ada di posisi 11 yakni Reykat Fadillah. – @tmcblog

 

29 COMMENTS

  1. Yg cukup mengancam di klasemen itu Zen Mitani,tapi yg sering head to head itu Amon odaki

    Btw Taiyo furusato udah mulai kencang, mungkin gak lama lagi jg naik kelas ke Moto2,hati hati Mario aji mungkin cuma dikasih kesempatan 1 tahun lagi

    • Karena pembalap jepang gak ada yg konsisten, malah awal awal yg no 9 musuh utamanya veda eh malah melempem. Prediksi tahun lalu sih memang veda vs odaki, cuma odaki yah gitu diasepin veda wkwk

      • Odaki menurut gw kalah strategi sih,, kalo liat Veda kemaren di Race 1 doi berani nge giring Odaki keluar racing line di T16 meskipun membuat doi hampir lost front do T17,

    • Furusato juara di 2 race IATC Mandalika 2021, mungkin doi suka banget sama Mandalika makanya bisa bagus di race kemarin.

  2. Di thailand zen mitani kelempar dari podium dan veda berhasil double winner kelar udah atau dia bisa kunci di malaysia. Yang jelas gak sampe qatar kayanya udah dikunci sama veda.

    Btw kenapa ATC gak mampir di australia yak ? Padahal ada pembalapnya dan kemungkinan tahun depan mampir di india gak sih ?
    Agak kurang seru karena ada 2 seri di malaysia

  3. Mental Veda emg bagus bgt sih, masih kecil tapi waktu di trek bisa dewasa, mudah2an keluarga terdekatnya bisa menjaga mental doi biar ga rusak kena pengaruh2 temen sejawatnya,
    Kalo skill ga usah ditanya lagi ya, waktu start bagus, di straight ngacir, late brake ok, di tikungan gacor,, mantap lah anak gunung kidul ini,

  4. Yg berat musim depan sih, seandainya veda ke rbrc,wakil di Atc 2024 gak ada yg bagus, paling decksa almer tp harus konsisten secara mental skill

  5. Menurut saya mas momon harus direkrut ahrt sebagai trainer pembalap belia karena terbukti dalam melatih anaknya menjadi pembalap handal, atau setidaknya memberikan materi atau kuliah singkat gitu. Tapi bagaimanapun ahrt lebih paham seluk beluk dan situasinya ding hihi..

  6. Semua pembalap junior itu sebenarnya masih tahap belajar dan meninggkatkan diri seperti anak sekolah namun ada peran bakat bawaan yg membedakan, orang jepang terkenal dengan keuletan dan kerja keras pantang menyerah makanya walaupun di level junior asia pembalap kita bisa mengalahkannya namun di level grandprix mereka bisa terus meningkat dan mampu bersaing dengan pembalap eropa sedangkan pembalap kita seperti stagnan. Semoga saja Veda beda dari senior-seniornya dan bisa menjadi pembalap juara dunia pertama asal Indonesia, Aamiin..

  7. Mas mas gundul brewokan harus diajak jadi crew chief nya kalo naik kelas,karena kayaknya veda udah cocok sama beliau

    Kayak Marquez-santi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version