TMCBLOG.com – Musim 2023 adalah Salah satu Musim terberat dan terburuk Juga Buat Honda di kejuaraan MotoGP. Hanya memperoleh satu kemenangan Balapan Grand Prix Via Alex Rins di CoTA, Honda berada di Posisi juru Kunci Klasemen Konstruktor di akhir Musim. Honda kalah 515 Point dari Ducati dan Kalah 11 Point dari Yamaha yang bahkan tidak pernah menang balapan Grand prix Sepanjang 2023 kemarin. HRC Director Tetsuhiro Kuwata menyatakan Banyak refleksinya terhadap Musim 2023 yang diakhiri dengan Hengkangnya Alex Rins dan Marc Marquez pada Dokumenter terbaru Repsol Honda episode kelima musim kedua Behind the Dream.

“Hasil buruk seperti ini sulit diterima… hasil tersebut benar-benar mengubah pikiran Anda. Ini adalah kesempatan besar untuk mencapai sesuatu karena saya tidak menyukai situasi ini. Saya benci kekalahan. Kami selalu berusaha meningkatkan kehidupan manusia dan, Selain itu, kami mencoba memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi pelanggan.

Ada yang ingin punya motor sport atau MotoGP, ada yang hanya ingin jalan 10 meter atau tidak bisa jalan kaki, mereka juga butuh sesuatu. Kami harus melakukannya , menyampaikan pesan Honda, yaitu mimpi menjadi kenyataan, kenyataan,” ungkap Kuwata

“Kita harus menghormati masa lalu. Jika kamu menghadapi kesulitan, terkadang kamu perlu melihat ke belakang. Terkadang kamu bisa menemukan sesuatu yang bisa membantumu di masa depan. Ayah saya, dia bekerja gila-gilaan, dari pagi hingga malam, bahkan terkadang jam dua atau tiga pagi. Tapi dia tampak sangat bahagia. Saat itu, saya tidak mengerti kenapa dia bahagia.

Sekarang, setiap hari saya bekerja sampai tengah malam atau lebih. Suatu hari anak-anak saya bertanya kepada saya: ‘Kenapa Mengapa kamu bekerja sangat keras?’ Tapi katakanlah ada bahan bakar untuk melakukannya. Saya benci gaya hidup ayah saya yang seperti itu, tapi akhirnya, saya melakukan hal yang sama!” Kuwata menekankan.

Dan pada akhirnnya Kuwata-San menyimpulkan: “Kecintaan saya pada mesin berasal dari cerita kartun ketika saya masih kecil. Saat saya mulai balapan, saya bekerja untuk F3, namun impian saya adalah ingin bekerja untuk F1. Saya Saya ingin pergi ke sana dan juga, tentu saja, bekerja untuk Honda. Saya ingin pergi ke sana dan juga, saya ingin membuat, katakanlah, mesin No. 1 di dunia.

Saya punya tujuan besar. Dan Honda sendiri juga mencobanya untuk menantang sesuatu untuk masa depan. Jika Anda selalu percaya pada mimpi, jika Anda bekerja keras, terus tunjukkan kepada orang-orang bahwa Anda dapat mencapai apa pun yang Anda inginkan. Mungkin itu akan membantu Anda mencapai impian Anda.” – @tmcblog

18 COMMENTS

  1. Budaya superioritas jepang membuat mereka lamban bergerak.. mereka masih saja menganggap hanya japanese yg bisa bikin motor kencang. Mindset yg terbukti telah menghancurkan industri elektronik dan semikonduktor jepang.

    • Ya inovasi mereka tergolong lambat sekarang,dulu waktu mereka masih jadi pelopor sih emang jempolan
      Terutama generasi2 setelah kalah perang emang termasuk tangguh2 karena bertujuan biar negaranya cepat bangkit lagi,klo generasi yg sekarang seperti terkungkung di zona nyaman doang

    • Sepertimya ga da masalah soal budaya jepang itu, jika regulasi nya jelas. Ducati yang memulai dengan serempet2 regulasi, dan lanjut ke semua rider meng-iyakan, jadinya pabrikan jepang terlihat kewalahan.

      • Masih aja ada yang nyalahin regulasi. Emang regulasi baru jalan setahun dua tahun, yakali pabrikan yang katanya paling kaya gak bisa adaptasi. Gak malu apa kalah ama pabrikan yang lebih kecil dan baru di MotoGP yang mana mereka bisa adaptasi ?

        • Lah iya..kahn perubahan regulasi harus pwrsetujuan pabrikan juga bukan?
          Ane sih mencium aroma Jepun balik kanan bubar jalan ya…
          Promosi motojipi dah ngga afdol lagi seperti Race Sunday Sell Monday.
          Duc masih disupport Audi Group.
          Hons masih salah satu pabrikan terbesar.
          Yam is in the middle of the road..mending dana divisi motogp pindah ke RnD bagian lain aza.

      • yah kali sekelas direktur hrc ngomong detil soal kekalahan dan hal teknis yg buat mereka kalah, yo kayak ga tahu honda ajah, salah satu trik jawab media yang getol tanya kenapa honda gitu yah cuma ceritain dedikasi person ajah, bukan ke arah pabrikan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here