[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=JZ_OI7wFIFM&w=440&h=385]
TMCblog.com – Bro sekalian, Seperti Kita lihat di Kawasaki H2 . . Power Motor bisa meningkat dengan mengaplikasikan Teknologi Supercharger dimana ada udara yang tinggi densitas oksigennya dipompa masuk menggunakan pompa turbin ke dalam Ruang bakar. Nah udara dengan oksigen berdensitas tinggi ini jika di ledakkan dengan BBM yang kaya maka hasilnya adalah power yang tinggi. Nah kasus khusus supercharger jika menggunakan tenaga bantuan dari exhaust dinamakan Turbocharger . . . Ada satu perusahaan part performa bernama alter ego, menciptakan sebuah alat dengan ide yang tetap berdasarkan cara supercharger dimana dimasukkan udara dengan densitas oksigentinggi ke ruang bakar melalui throttel body. Namun Alter ego memanfaatkan kick back exhaust untuk ‘ menendang ‘ udara dengan densitas oksigen tinggi ke ruang bakar . . . Mirip turbocharger, namun lebih mini dan lebih berkesan plug-and-play . . . kita bahas yuuk
Bentuk realnya adalah sebagai berikut ini sob
Lalu alat di atas itu pada dasarnya terbagi seperti bagian berikut ini :
terlihat di tengah ada semacam membran elastis yang tahan panas dan tidak dapat ditembus oleh udara. Kenapa harus tahan panas ? karena berhubungan dengan gas buangan exhaust yang biasannya memang panas . .. Nhh secara umum cara kerjanya adalah sebagai berikut ini :
di atas adalah gambar saat alat tidak bekerja
Setelah motor menyala/aktif, maka akan ada gas exhaust yang masuk dari lubang ( lihat gambar dari kanan bawah ) lalu dorongan gas exhaust ini akan ‘menekan’ membran dan akan membuat membran merapat nantinya
Setelah fase ‘dorongan ‘ gas buang selesai, maka membran akan balik ke posisi semula . . dan saat balik ke posisi semua ini , secara alami akan ‘menyedot’ udara bersih dari luar untuk masuk ke dalam ruangan ..
Nah saat gas exhaust kembali datang, maka membran akan terdorong (terpampatkan lagi) uniknya Alter ego membuat sistem klep satu arah, Gas bisa masuk -namun nggak bisa keluar di jalur input dari drum charger ini. Sehingga udara yang ada di dalam membran tidak bisa keluar ke arah input, namun hanya bisa keluar kearah output yang arahnya ke Throttle body/ ruang bakar
Hasil ‘tendangan’ ini akan membuat udara kaya oksigen akan termampatkan dan membuat udara menjadi tinggi densitas oksigennya . . dan kalau sudah tinggi kerapatan osigennya maka salah satu syarat sistem supercharger sudah terpenuhi . . setelah itu tinggal kasih bbm lebih maka akan terjadi daya ledak lebih tinggi yang muaranya power output saat sistem supeharger via drum ini diaktifkan.
Grafik di atas adalah Grafik klaim kenaikan powernya sob . . . 20% naik power maksimumnya
sumber :
http://newatlas.com/drum-charger-cheap-motorcycle-turbo/46648/
http://alterego-hardware.com/
taufik of BuitenZorg
Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui
- email : [email protected]
- instagram : tmcblog
- telegram chanel : tmcblog
- Facebook TMCBlog
- Twitter Resmi TMCBlog @motoupdate
- blog alternatif ; http://ringpiston.com
- Video Blog : kanal Youtube TMCBlog
- Android App : Google Play Store
- iOS App : App Store
[GTranslate]
Seberapa efisien wak dg pemakaian supercharger?
Utk penggunaan sehari-hari maksudnya
Joz. .podium
edunnn nemplok di samping betis..
panas gak tuhh kalo pake celana pendek?
Lebih mini di artikel(nvx/nmax) kemarin..
Dimana bisa beli & harga nya brp wak? Sparepartnya gimana? Apa ganti seglondong jika ada part yg rusak?
Itu box filter udara bawaan motor di copot kah? Atau cuma dibolongin buat saluran drum charger ini?
Ide bagus nih wak, pake membran, meminimalkan penggunaan part pendukung, lebih sederhana… cuma menurut sy yg newbie ini ada beberapa kelemahan: 1. Daya tahan membran, apakah akan awet, 2. Pressure, tekanan udara (boost) tidak akan sekuat turbin, 3. Stabil, apakah mampu memberikan pressure yg konsisten bila digeber kontinyu dalam waktu tertentu dibanding turbin… hehe selebihnya oke banget nih Alter Ego, keren ?
Ada dampak negatif tidak ke mesin… terutama piston silinder head dan klep… untuk pemakaian jangka panjang…
kira² aman gk wak kalau pakai jeroan standar,,otomatis udara kompresi & hasil ledakxkan meningkat,
saya pikir ini nggak terlalu ekstrim , powernya saja cuma naik maks 20%, imho
seperti di artikel aslinya kang, ini mesti per silinder karena membrannya mengsinkronkan diri dengan sebuah silinder…jadi kalo dua silinder ya mesti dua alat…repot yah…
Saya bingung masangnya
Trus nasib knalpo bagaimana
Di modifkah
Menurut saya lebih pratis turbocharger karena jdi satu sama mesin
Rpm rendah dah dapet
Eh typo supercharger
Jk motor kompresi dah tinggi, dipasang langsung situ dipastikan timming pengapian tdk sesuai, harus mapping ulang jk gk mau jebol mesinnya
Gk peduli merk apaan, ttp harus disesuaikan tdk asal PNP
Cara kerjanya hampir mirip alat pompa udara aquarium ya wak? Mengandalkan membran tapi dengan bantuan Udara ex dari knalpot
Yang jadi pertanyaan, panasnya udara itu akan seperti apa ya wak?
Karena saya cenderung lebih mendukung pemakaian supercharger kalau untuk di motor, meski harus membebani crank dalam pengoprasian
Coment orang cerdas
Pasti bukan sales yg mulutnya bocor
Lanjutkan bro..
Honda opo AHM?
Kalau Honda Global ya udah punya yang Turbocharger 250cc.
Saya heran dengan kata2 ‘baru belajar’ dari sales seperti anda. Seolah hanya pabrik junjungan anda yang paling hebat di dunia. Bisa diperjelas lebih detail gan?
beat pake supercharger… 😯
wah keren nich
http://choirilmoto.com/index.php/2016/11/26/moray-mg-500-motor-adventure-yang-begitu-menggoda/
Ekekekee
Marjinal tingkat dewa,,,, ngomonge sok tau bingitss,,,
Padahal naik Kawasaki juga baru Kaze r ma athelite hahahaha,,,
??????
teknologi supercharged beda sama turbocharger…..googling saja.
teknologi supercharged beda sama turbocharger googling saja
supercharged beda sama supercharger….. teknologinya beda bro…..
sistem membran, di kompresor airbrush jg ada yg pake membran gini… dan itu umurnya pendek, harus sering ganti, istilahnya gampang letoy…
nah, itu buat tekanan max 10-20psi (yg biasa dipake buat ngecat mokit), gimana tendangan gas keluar motor ? harus bener2 kuat tuh bahannya
Paling dmen nih..klo ada artikel bgni,..smiga kedepan ny banyak artikel sperti ni
matic jg bs toh,
nih dah di patenin atau kgk?
masih ragu ……. mungkin powernya lebih kecil dari supercharged atau turbocharged.
ketahanan membrannya gimana
wkwkwkwk……
lo guyon cung, 150 cc 4 tak pertama di indonesia tu fxr dari kisuzu, paling akhir tu yahama, kawansakit ja g bisa bikin 150 cc 4 tak disini
wkwkwkwk……
lo guyon cung
w lupa kawansakit 150 cc 4 tak cuma trail doang
AnigaV ,Kau ni dg punyo kerjoan lain yo selain ngadu domba sana sini…?
Ayo KETEMU KITO BELAGO Yok.!!!
Posisi aku d RAJABASA , KAU DIMANO HAAa..??
Apo Nak kucari sampe KETEMU KAU..??
TUNGGU KAU EEEE..
@Paijo, Kawasaki yang bisa buat pesawat dan shinkansen ‘baru belajar’ bikin 150cc 4tak. Guyon kamu. Jangan ikutan FBK dan FBY akut pake kata-kata ‘baru belajar’ lah.
Bagus bila bisa beneran untuk motor cc kecil. Problemnya tinggal oktan bensinnya cukup atau tidak
Karep mu wawe vro
Moga moga aja pemerintah melarang ini dijual di pasaran, bahaya kalau sampai dijual, anak anak alay pakai beat / matic lainnya yg knalpot bobokan atau modifikasi aneh yg ga enak dilihat karena saking kreatifnya pasti beli nih alat
hmm, jdi cma pke shockwave dri exhaust utk bkin ‘naik-turun’ membran… jdi gk kena panas langsung kayak kipas turbo charger.. tpi ke elastisan membran ttp bsa berkurang. bole jg tuh d bkin sndri.. hehehe…
kira2 bsa gk ya klo pke shockwave dri intake.. soalnya dlu prnah bkin ‘kantong pernapasan ke dua’ tpi bahan trlalu lunak jdi kembang kempis trus jdinya berisik deh :v
kenapa pake ribet?
bukan sok pinter wak, motor matic sebenarnya punya kelebihan udara yaitu dari kipas pendingin sebelah kanan crank, itu udara cuma “dialirkan” ke blok silinder, seandainya “pembungkus” blok dibuatkan corong ke box filter bukannya lebih simple?!
krn udara hangat mesin tercampur dengan udara bebas plus adanya dorongan (mampat) di-filter-kan masuk mesin, prinsipnya mirip kan…???
for tobey,
prinsip membran buat putaran tinggi sangat bisa. contoh, pompa bensin di suzuki st (truntung), menggunakan kevakuman crankcase (pakai membran) sebagai pompa. kalau rpm tinggi, nyatanya semburan bensin makin deras. bukannya malah ngempos. dan kalau mau TIDAK BUTUH PEGAS, karena prinsipnya adalah perubahan tekanan.
perubahan tekanan semacam ada tekanan, tidak ada tekanan (atau malah tekanan balik jadi semacam vakum?)
sama juga pada gas buang, terjadi perubahan tekanan sesuai buka tutup katup buang.
dan ingat, 1 kali gas buang keluar sama dengan 2 putaran mesin (4 tak). kalau misal 12000 rpm, berarti tiap menit ada 6000 kali gas buang keluar, dan tiap detik berarti 100 kali gas buang keluar.
jika dikaitkan dengan frekuensi, maka 1 detik gas buang keluar 100 kali berarti 100 Hertz. dan frekuensi ini termasuk rendah untuk membran. masih sangat bisa, bahkan kalau mau engine 20000 rpm juga bisa. membran masih sangat bisa dan awet asalkan TAHAN PANAS.
mau contoh lagi? pernah coba menutup subwoofer yang tertutup casing dengan satu lubang? tangan serasa dialiri angin, padahal anginnya keluar masuk dengan cepat.
frekuensi getaran membran audio jauh lebih besar dari frekuensi getaran gas buang, jadi jangan underestimated tu membran.
turbo lag, bukan diakibatkan panjang saluran, tetapi diakibatkan gas buang belum cukup cepat untuk memutarkan turbin , sehingga kompresor tidak bisa menyediakan tekanan yang diinginkan.
justru karena pakai membaran, tidak ada lag, karena sejak stasioner pun sudah ada frekuensi yang dihasilkan gas buang.
kelemahan ya 1 membran untuk satu silinder.
tapi ini justru keuntungan, engine 1 silinder pakai turbo bisa tapi tidak efisien (aliran gas buang tidak linear), pakai supercharger juga, aliran intake kurang linear, terjadi banyak kerugian ketika katup menutup. justru pakai membran, semua itu menjadi keuntungan, meski boost yang dihasilkan tidak sebesar turo/supercharger.
tidak perlu katup blow off, karena tekanan relatif lebih rendah dari turbo/supercharger, tidak ada over spin, back spin, dsb, karena pakai frekuensi tekanan gas buang.
kalau gas ditutup, pembakaran tidak ada (sistem injeksi), gas buang yang keluar sedikit sekali (dianggap sama dengan udara yang dihisapsilinder), sehingga amplitudo membran kecil (naik turun membran sedikit). otomatis gas yang didorong ke intake juga sedikit sesuai volume dan tekanan gas buang yang dihasilkan.
for “wong ndeso”
memang bisa kipas engine dialirkan ke intake, tapi
1. kotor bro, memangnya mau dipasang filter udara segede apa di depan kipas/ di belakang kipas biar aliran pendinginan tetap lancar?
2. pendinginan engine kurang efisien, karena udara jadi lebih bertekanan, tekanan menghasilkan kalor. harusnya engine didinginkan dengan dialiri udara dingin, ini malah dialiri udara bertekanan, udara bertekanan itu panas. jadi engine dialiri udara lebih panas.
3. karena menimbulkan tekanan putaran kipas jadi lebih berat, mengurangi power engine.
4. kipas didesain lebih rapat (mungkin ditambah diffuser) untuk mengurangi kebocoran karena ada tekanan. tanpa bilah khusus/diffuser its nonsense. sama saja tidak efektif menghasilkan tekanan untuk intake.
5. udara yang lewat sirip engine jadi panas, kerugian terbesar sistem udara bertekanan adalah panas, karena panas akan menaikkan volume udara, sehingga kepadatan (jumlah udara/oksigen) berkurang. turbo/supercharger aja dipasangi intercooler biar dingin, biar udara yang masuk ke mesin tambah banyak. ini malah dipasangi heater/sirip mesin yang panas. hanya orang gila yang gk tau termodinamis aja yang pasang alat ini.
oktan bensin cukup lah, tinggal kompresi engine diturunkan dikit (seperti pada mio lama, 8,8:1) atau 9:1, kemudian dipasang alat ini,
berdasarkan klaim, tenaga naik 20% (mungkin mudahnya dianalogikan juga efisiensi volumetrik naik 20 %)
jika efisiensi volumetrik naik 20%, maka berdasarkan perhitungan rasio kompresi, rasio kompresi pada mio (8,8:1) ditambah kelebihan EV 20% menjadi setara 10,36 : 1. masih aman minum pertalite (sekarang premium sudah langka). motor yang 11:1 aja bisa dikasih premium bukan?
jika rasio kompresi sudah 11,5:1, tinggal diturunkan, sesuai bahan bakar yang tersedia, bisa dengan menambah paking (not recommended), mengurangi tebal piston (membuat sedikit cekungan di piston), asalkan piston kuat tidak masalah.
engine 1 silinder lebih cocok pakai device ini dibanding supercharger atau turbocharger. kalau engine 3 silinder, barulah cocok pakai super/turbocharger.
kelemahan device ini di ketahanan membran, apakah tahan lama, kemudian pada perambatan panas dari gas buang ke membran, ke gas intake. pasti sedikit banyak udara intake ketambahan panas dari gas buang, yang berarti menurunkan efisiensi volumetrik.
kelemahan yang lain, sesuai dengan kemampuan gas buang, tekanan hasil pemempatan device ini lebih rendah dari turbo/supercharger yang bisa diset lebih tinggi, namun angka kenaikan 20% itu sulit dicapai dengan kapasitas mesin standar lho,
dan ini plug n play alias tinggal pasang, tanpa modif katup, port, camshaft, dll. cuma menyesuaikan rasio kompresi (kalau asalnya sudah rendah malah tidak perlu menurunkan kompresi), jadi sangat instan perubahannya dibandingkan hasilnya.
dan alat ini masih bisa pakai muffler standar, yang berarti tidak berisik, anti tilang, dan masih bisa ramah lingkungan (kalau pakai catalytic converter) dengan setting ECU yang tepat.