TMCBlog.com – Bro Sekalian, di kelas capung Moto3 yang top speed dan akselerasi motornya beda beda tipis plus jumlahnya sangat banyak seringkali dalam sesi Kualifikasi banyak ditemukan kejadian dimana pembalap melakukan running lap dengan kecepatan di bawah standar rata rata motor Moto3 . .. Hal ini mengundang bahaya
Yap mengundang bahaya dimana Jika ada pembalap yang melaju kencang, maka Para jangkar ini bisa terkena imbas tertabrak oleh pembalap yang melakukan Flying Lap .. . BTW tabiat dari Oknum pembalap Moto3 yang melakukan running lap dengan pace rendah ini kebanyakan melakukan dengan dua alasan yakni menunggu pembalap kencang lewat untuk kemudian melakukan slipstreaming dibelakangnya untuk memperoleh keuntungan .. dan ada pula yang melakukan hal ini untuk menghindari pembalap pembalap yang melakukan towing dari belakang . . . Dan ini jelas membuat Mike Webb berang karena kejadian ini berulang ulang kali terjadi . . .
Oleh karena itu sedang dipikirkan wacana untuk mengubah format Kualifiksi menjadi model superpole dimana tidak ada sesi Kualifiaksi dengan waktu yang panjang seperti sekarang ini . .. Pembalap hanya akan memiliki waktu yang sangat sedikit dalam satu kali sesinya ( 15 menit ) sehingga mereka akan lebih fokus dalam melakukan pace cepat sendiri, tanpa harus bergantung pembalap lain dengan cara towing . . cara ini sudah dilakukan di WSBK dan MotoGP . .
namun Mike Web mengatakan wacana ini baru dalam batas diskusi, untuk sementara ini mulai seri pertama Moto3 dan Moto2 Musim 2018, Format Kualifikasi masih akan sama dengan tahun tahun yang lalu yakni satu sesi panjang . . Mike web mengatakan bahwa Solusi perubahan format Kualifikasi Moto2 dan Moto3 baru akan diambil sebagai solusi terakhir jika para pembalap masih membandel . .
BTW sebenarnya menurut tmcblog, model superpole memang lebih pas dilakukan di kelas kelas cc kecil secara power motor mereka belum terlalu besar sehingga memang kejadian slip streaming sering banget terjadi . .. bersyukur seri seri balap seperti UB150 ARRC sudah mengadopsi format seperti ini . . . entahlah, mungkin kedepan juga bisa diterapkan di sesi AP250, karena sepertinya format superpole ini juga cukup positif karena bisa terus mendidik pembalap Muda untuk konsern sama sportifitas dan safety . . kalo menurutmu gimana sob ?
Taufik of BuitenZorg
Boleh lah, asal pada selamat dan seru
Boleh oprek Regulasi dong berarti ?
Coba tanya Jimoo ahli Regulasi dan USD !!!
betul juga sih wak, mending mereka fokus ama skill aja dulu
http://internetbermanfaat.com/cerita-berpindah-pindahnya-markas-voc-dari-banten-ambon-dan-terakhir-di-jayakarta-batavia-sejarah-voc-6/
Setuju
1
Setuja,biar makin kelihatan skill push pace motor masing2 rider,nggak bergantung sama towing atau slipstreaming,kalo di race sih boleh lah slipstreaming karna bagian dr strategi
Dan juga shok USD nggak ada yg mau pada diganti telskopik biasa
Tanya kenapa ?
mo lo suka liat kualifikasi atau latihan bebas moto3 gak sih ? banyak pembalap yang melambat diracing line hanya karena ingin menunggu pembalap yang lebih kenceng buat melakukan towing. apa gak bahaya melambat ditengah lintasan ? masalah ini mah udah pernah dibahas dari kapan tau cuma emang belom ketemu jalan keluarnya harus gimana.
kalo masalah ktm mah, dari tahun kemarin itu fairing udah dipake tapi selama 18 race ktm hanya menang 1x. jadi gak untungnya honda protes, toh mereka bisa menang telak. kenapa harus protes ?
sekalian lah pembalap UB150 dan AP250 ARRC suruh liat balapan moto3. sebandel bandelnya dan seliar liarnya pembalap moto3 tp mereka gak sembarangan banting kiri banting kanan kalo ditrek lurus.
di UB150 ada pembalap kita pas ARRC kemarin banting kiri banting kanan sembarangan sampe pembalap yang dibelakang lg slip streaming jatuh ditrek lurus dan belakangnya lg rame pembalap. bahaya banget tuh berpotensi kelindes pembalap lain.
Setuju
Yakin lu? Pernah gak nonton seri moto 3 di aragon kmarin? Yg manuvernya joan mir ? Ente dr agency mana bro kucing?
klo regulasi ga di oprek mana bisa honda juara moo?.
capung Moto3 yang top speed dan akselerasi motornya beda beda tipis plus jumlahnya sangat banyak seringkali dalam sesi Kualifikasi banyak ditemukan kejadian dimana pembalap melakukan running lap dengan kecepatan di bawah standar rata rata motor Moto3 . .. Hal ini mengundang bahaya BTW tabiat dari Oknum pembalap Moto3 yang melakukan running lap dengan pace rendah ini kebanyakan melakukan dengan dua alasan yakni menunggu pembalap kencang lewat untuk kemudian melakukan slipstreaming dibelakangnya untuk memperoleh keuntungan .. dan ada pula yang melakukan hal ini untuk menghindari pembalap pembalap yang melakukan towing dari belakang
Ya , pembalap kelas alun-alun saja ada yg lebih baik
Emang mesin mio lu bisa dioprek biar bisa nyalip penjualan mbit? Enak banget ngomong oprek regulasi kayak balap amatiran, otak mana otak
kalo yg pernah turun di sirkuit pasti paham bagaimana bahayanya melambat di lintasan
Sama2 salah tapi presentase salahnya lebih gede jakrit sawangswat karena ga ngendurin gas sedikitpun,dibuat pelajaran aja lah biar nggak terulang toh sama2 dirugikan,sampe Dorna jga merevisi peraturan selebrasi selepas race kayak ga boleh burn out di dalam track
wkwkwk… mayan main katrol eh ketauan… 😆
Spesialnya keyless Honda PCX dibanding yang lain: https://wp.me/p7LBn5-3Rz
penasaran sama rupone “jimoo”…kok hidupnya penuh dengan oprek regulator
saya hanya berharap agar race IRS d tayangkan d tv lokal secra langsung agar pamor ajang balap resmi indo meningkat,… selama ini pamor balap liar lebih tenar d banding blap resmi sehingga masyarakat beranggapan buruk ttg dunia balap indo
itu terserah sama pabrikanya,.. klau mereka MALU motornya hanya pengembira mulu d ajang balap ya d upgrade tuh kualitas motornya(atau gak ikut sekalian)
jadi inget kalimat diospek…bhahaha…
Di Indonesia yang laku cuma tayangan muka blasteran belagak preman dan balapan pelan tapi video speed dijadiin 2x. Balap beneran mana pada tau, yang dikenal cuma muka bule pake ninja merah, helm gm itu keren. Mereka gak akan tau YZR-M1, Aprilia RSV4 dll. Nonton MotoGP aja yang diingat cuma merk nya “oh yg menang Ducati” , “Oh Marquez juara” . Dll. Kultur dan budaya masyarakat Indonesia susah nerima sesuatu yang profesional, lebih mudah yang sifatnya menghibur sesaat. Dan susah dirubah kalau sudah mengakar. Kayak jaman dulu Honda keluarin 4 tak, tanpa pikir panjang doktrin Honda irit nyebar dan tertanam dalam2. Padahal alasannya karena Honda pasarin 4 tak, pabrikan lain 2 tak. Bahkan itu sampai sekarang. Mulai dari kolektor spesialis grand series, fansboy pabrikan tertuntu padahal gak beli produknya, dll. Intinya masyarakat Indonesia susah terima hal-hal profesional.
Gausah moto3 deh, moto2 aja yg notabene engine sama semua, n develop sasis dll yamaha aja begimana tuh??? Kan katanya biaya moto2 jauh lbh murah dibanding moto3,pernah dibahas sama Eno, Gap nya lmyn jauhh, harusnya min moto2 yamaha ikut, jadinya kan gk bajak mlu pembalap moto2/moto3 punya factory laen, kan ada bangganya tuh
pengen diospek apa klo yamaha turun …bhahaha