Friday, 15 November 2024

Next Yamaha R1 MY2020 kemungkinan Pakai : CRC, VVA, Seamless Gearbox

TMCBLOG.com – Eropa akan memulai kick Off pengaplikasian Regulasi Emisi Euro 5 yang lebih ketat dari Euro 4 mulai 1 januari 2020. Oleh karena itu kebanyakan Riset Motor baru saat ini baik Motor kecil maupun Motor besar memang mengarah ke persiapan era market kendaraan Euro 5. Di segmen superbike Honda disebut sebut akan menghadirkan Honda CBR1000RRR ( yes R nya ada 3 ) lengkap dengan VTEC Untuk persiapan 2020, Kawasaki jejaknya belum ketahuan, sementara itu bagaimana dengan Yamaha R1 ?

Tentu sulit untuk menerka bakal seperti apa Superbike dari suatu pabrikan akan memperoleh pengembangan secara persis karena itu pasti top secret. Namun Via riset riset yang sempat di daftarkan File patennya, Kita dapat merangkum dan membuat ekstrapolasi mengenai apa yang akan dikerjakan Oleh Pabrikan ke depan. Begitu Juga dengan Yamaha, dalam beberapa tahun belakangan yamaha telah mendaftarkan beberapa File Paten yang sangat logis jika dihadirkan di superbike 1000 cc 4 silindernya.

Counter-Rotating CrankShaft ( CRC )

Setelah sukses dengan Mesin ‘Serigala berbulu domba ‘ Cross Plane Crank-shaft yang tidak lain dan tidak bukan adalah mesin Inline-4 yang secara firing order berupaya menyamai mesin V-4, Yamaha sempat mendaftarkan paten mengenai Mesin Counter-Rotating Crankshaft ( nama lain Backward Rotating Crankshaft ) untuk mesin Superbike. Mengenai CRC ini Yamaha Boleh dibilang sudah cukup lama dan termasuk Pionir menghadirkan di mesin 4 silinder CP series Prototipe Yamaha M1.

Mesin CRC ini menghadirkan arah rotasi dari Crank-shaft yang berlawanan dengan arah putaran roda. Kehadiran CRC sudah pernah kita singgung di beberapa artikel Tech Talk MotoGP saat HRC akhirnnya Nyerah dan Ikutan mengadosi sistem ini dua tahun yang lalu.

Pada dasarnya CRC punya karakter yang bisa mengurangi efek giroskopik yang ditimbulkan dari putaran roda karena arah putarannya seperti mencoba ‘ mengeliminasi ‘ arah putaran Ban. Walaupun mengharuskan penggunaan Part Tambahan berupa JackShaft untuk membuat putaran Roda belakang berputar dengan arah yang benar, Efek dari CRC ini cukup positif yakni dipercaya membuat Motor yang jauh lebih ‘ jinak ‘ untuk dikendalikan.

Variable Valve

Menatap Regulasi Emisi kedepan yang akan lebih ketat, teknologi variable Valve memang menjadi salah satu tools yang cukup tepat untuk digunakan guna memperoleh tuntutan emisi dan konsumsi bbm yang irit sementara itu tetap dibutuhkan Performa di sisi lain. Dan Yamaha Sebenarnya sudah sukses menghadirkan ini di skuter dan Motor cc kecil mereka.

Sebut saja Yamaha NMAX di skuter, dan Yamaha R15 atau R125 untuk Motor sport Full Frame. Motor motor ini sukses menggunakan teknologi VVA di Mesin SOHC. Sistem VVA di Motor kecil Yamaha menggunakan dua Lobe pada Camshaftnya dimana Lobe pertama untuk rpm bawah dengan lift dan Overlap kecil guna maksimalisasi Torsi di rpm rendah. Sedangkan Lobe kedua digunakna di rpm tinggi dengan lift, durasi dan Overlap yang besar guna mengail power serta memenuhi regulasi emisi. Untuk DOHC tentu Yamaha sudah juga meriset khusus, nama Yang disandang nanti bisa jadi pakai nama VVA atau mungkin nama Lain. Kita tinggal Tunggu saja sob.

Seamless gearbox

Motor motor sport jaman sekarang sangat mengenal nama Quick Shifter. Alat yang mempersilahkan pengendara mengganti gear up atau down tanpa menekan tuas kopling ini bertugas mengkondisikan pengapian sesaat saat Diketahui gear mau berpindah up atau down. Namun masih tetap ada ripple dari torsi yang menyebabkan diskontinuitas delivery Torsi dan power ke ban belakang. Yamaha Butuh sistem Transmisi yang lebih seamless dan kontinu dibanding Teknologi Quick Shifter

Secara umum, saat ini Untuk Motor harian yang memiliki transmisi paling seamless adalah motor motor honda yang menggunakan Dual CLutch Transmission ( DCT ). Namun masalahnya Sistem DCT butuh paket clucth Kedua yang akan menambah bobot dari mesin Motor itu sendiri. lagi pula DCT tidak diperbolehkan di MotoGP.  Dilaporkan oleh Bike Social bahwa Tahun 2018 yang lalu Yamaha telah mengirimkan file Patent berisi 100 halaman yang menjelaskan mengenai cara kerja samless single Clutch gearbox yang dimounting di Motor Yamaha R1.

AKhirnnya pertanyaan pamungkas, Kapan ini motor akan hadir? dipastikan info seperti ini adalah info super rahasia. Namun balik lagi, ada Regulasi lain Yang seakan Memaksa untuk semua Pabrikan ‘ mengahdirkan ‘ update hampir dari semua Motornya di Eropa yakni Euro 5. 1 Januari 2020 merupakan tanggal awal pengaplikasian regulasi ini, dan kemungkinan semua Update motor pun akan mengikuti time line ini.

Taufik of BuitenZorg

90 COMMENTS

  1. Kalu m1 rada kalah dan Suzuki akhir akhir ini di moto GP, jadi selama m1 mendominasi lebih ke arah faktor rider dong? Sama sama inline

    • yoi gan, kita melihat paket motor dari konfigurasi mesinnya saja. motor suzi sama persis dengan yahaha karena sama2 inline4, dan motor hadno sama persis dengan dukatrok, kateem, dan aprileo karena sama2 v4

  2. pak Taufik,tolong bahas desain konvigurasi mesin yg jenis v,L,inline,boxer dll(4tak)..khusus yg di moto gp,apa betul kalo yg jenis silinder konfigurasi V power lebih superior dibanding yg inline,,kalo iya,kenapa bisabegitu..terimakasih

    • mas pengamat, demi kejiwaan anda, lebih baik ignore saja manusia2 macam dia. sudah paham kan kelakuan kaum2 mereka ?? ditanya malah disuru googling, disuru bongkar motor di bengkel, kalo skakmat diem terus kabur bikin isu di artikel selanjutnya ?? kayanya lowongan timses masih ada tuh ? cucok banget

    • @mau ganti
      simplenya kalau berdasarkan pemahaman gw, mesin V4 90 derajat sudah seimbang secara natural, tidak perlu balancer yang akan menambah rugi2 daya, otomatis power pasti lebih besar dari mesin Inline-4 baik crossplane maupun flat-plane yang butuh balancer. tapi kalau gw lihat, mesin V4 ducati tetap menggunakan balancer karena firing ordernya berbeda, namanya twin pulse firing order, jadi semacam big-bang V4, tapi kenapa powernya bisa lebih besar walaupun pakai balancer? karena ducati menggunakan mekanisme Desmosedici untuk buka-tutup klepnya, jadi tidak ada kemungkinan “valve floating” seperti pada per klep biasa.

  3. tinggal tunggu GSX pake AGS yang bisa manual maupun matic. jehehehehe

    BTW banyak amet R nya ntar haters bakal bilang cbr1000rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
    hahaha

  4. nah gitu dong,kayaknya gerah sama dominasi ZX tapi udah ada musuh yg lebih kuat yaitu v4 Bautista
    kurang pneumatic valve nya aja

  5. Oh mungkin ini gara2 regulasi euro 5
    Honda nahan2 vfr/cbr terbaru
    Tetep pake mesin jadul cbr di wsbk 2019
    Jadi , HRC tahun ini ngumpulin data2 dulu

  6. wahh bener umurnya produk yahaha sekitar 5 tahunan. mungkin next Nmax juga 2020 baru keluar. jangan baru setahun udah major change aja ?

  7. loh ternyata VVA dan sejenisnya digunakan agar lolos emisi Euro5 ya? katanya untuk ningkatin power? *bloon mode on ¯\_(ツ)_/¯

    • meningkatkan power tanpa menghasilkan emisi berlebih di rpm bawah dengan overlap besar, tujuan utamanya tetep nambah power

      • saling berkaitan sih, contohnya kalau pabrikan mau bikin mesin berpower besar kan harus pakai camshaft untuk rpm tinggi, otomatis emisi gas buang di rpm rendah pasti terlalu kotor karena banyak bensin yang tidak terbakar. tanpa pakai VVA/VVT pun power tetap besar. nah karena Euro 4/5 motor tersebut harus bisa lolos uji emisi gas buang, makannya digunakanlah VVA/VVT.

      • overlap besar dengan backpressure yg besar pula dari knalpot bikin mesin cepet panas, karena ada gas panas sisa pembakaran yg masuk lagi ke ruang bakar, begitu kata bro pengamat perihal pakem tuning dari motor2 Yamaha termasuk yg cc kecilnya?

  8. Kebanyakan R nya napa ganti nama jadi fireblade aja lebih keren dari pada kebanyakan r malah jadi bahan guyon ?.

    Btw denger² r1m jadi superbike paling canggih ya

    • kayanya kalau sekarang predikat motor tercanggih sudah pindah ke tangan BMW S1000RR MY2019. semuanya serba elektronik

      • Kalau mau ngomong motor tercanggih. nah tuh yamaha motobot dgn R1 bisa ngebut sendiri diatas 200km/jam. gak percaya cek youtube dah.

        • canggih dalam artian punya settingan yang banyak, seperti settingan suspensi depan/belakang, launch control, traction control, cornering abs, anti wheelie, dsb. kalau motoBot mah masih terlalu lambat dibanding pembalap professional ?

  9. Wah ternyata mesin crossplane akan diupdate neh. utk balap mgkn bagus,sayang sy pecinta inline 4 klasik. suaranya brasa merdu. Mungkin gak wak mesin croosplane diaplikasikan di mesin V4 dengan back rotation atau foward? kayaknya bakal ngeri kalau dipatenkan. Who knows

        • maksudnya gimana ya, mesin crossplane diaplikasikan di mesin V4 dengan CRC? crossplane inline 4 sudah beda jenis dari V4, crankshaftnya saja lebih panjang CP4 dibanding V4. jadi enggak mungkin juga crankshaft CP4 dipasang di V4. kalau untuk V8 mungkin bisa

    • Mesin Crossplane itu dibuat Khusus untuk Inline -4 untuk me-nyamakan firing ordernya dengan V-4. jadi kalau sudah V4 nggak perlu lagi pakai CrossPlane karena sudut dari kemiringan silinder sudah membuatnnya crossplane, cmiiw

      • oh begitu wak haji dan bro mentega.maklum saya awam mesin. Berarti gak bs lagi mesin v4 dibuat beda dgn nambahin CP. sip dah.makasi

      • sayangnya walaupun mesin crossplane inline 4 ini mampu menghadirkan firing order yg identik dengan V4 pabrikan lain, tapi harus dikompensasi dengan kekurangan dari putaran bandul kruk as yg unbalance dan “harus” memakai balancer shaft tambahan untuk mengcounter hal tersebut, yang tentunya apa korelasinya sudah paham terhadap performa mesin 🙂

        *Mesin V4-90 degree pabrikan lain mah untung banget, udah punya natural primary balancer sendiri

  10. Ini motor* yg diagungkan fby karena kompetitif, tapi bukan buat jadi juara, cuma buat kompetitif juga udah seneng, kesampingkan Fireblade, udah gak ada taringnya ??

    Kok keinget ada yg counter jangan bahas masa lalu ya klo inget Fireblade, padahal klo bilang R1 juara suzuka 8 hour 4 kali berturut* pun cuma jadi masa lalu, apa masa lalu dia suram makannya phobia dengan kata masa lalu? ??

  11. bagi2 hadiah tuh macem acara di tipi tipi lokal yang disawe, enggak level ? hari gini masih demen yang gratisan ???

  12. R1 memang ga bisa dipungkiri punya suara paling bagus diantara superbike 4 silinder inline lain. Seandainya saja R6 juga dibikin crossplane selain mesin yang sudah terkenal hi rev dan sasis terbaik (kata kebanyakan pembalap 600cc dunia) juga bakalan lebih jinak, dobel dobel deh kelebihannya. Kalau bisa R25 dan R3 pun dibikin 270 derajat atau 90 derajat sekalian daripada 180 derajat udah terlalu mainstream biar tetep ada karakter suara crossplane, walaupun butuh balancer tambahan karena crankshaft jadi pincang karena masin2 crankncuma berjarak 1/4 putaran. Lengkap deh dan bisa jadi benckmark R series, tapi melihat gimana Yamaha bikin R25/R3 ya kecil kemungkinan terwujud.

  13. Jalan sulit gimana, emang cuma kemampuan mereka di balap mentok di inline. Cari jalan sulit itu berani bikin V, berani buka lembaran baru bukan bertahan di inline. Sekarang pabrikan yang pakai V pun sudah mulai bisa imbangi handling inline. Jadi kelebihan inline sudah mulai usang, Suzuki aja bisa dengan mudah di salip Dovi padahal Rins dan Mir udah susah payah explore kemampuaj cornering inline mereka.

    • gagal paham mas darso, maksud jalan sulit disini adalah jalan untuk dapat bersaing dengan pabrikan lain yakni mereka tetap keukeuh memakai mesin inline 4 (musti ditambah) crossplane crankshaft, padalah faktanya makin kesini jenis mesin yang mereka gunakan “makin sulit untuk bersaing” dengan pabrikan lain V4 user, maknanya “jalan sulit” disini lebih kepada “Keputusan yang diambil”. “kenapa kok masih saja pake ‘jalan sulit’ untuk dapat bersaing kalo ‘jalan yang lebih mudah’ itu ada”. Jadi kesimpulannya bukan soal mentok kemampuan mereka di inline -4 crossplane, kalo soal kemampuan mereka kalo mau juga mampu bikin V-4, insinyur2 mereka jauh lebih jago daripada saya dan terkhusus mas darso yg cuman jago ngomen doang 🙂

      • Bhahaha jago ngomen doang dia bilang. Gini, sebutkan mesin V 4 tak Yamaha di ajang MotoGP dan WSBK/WSS. Ada? Itulah kenapa saya sebut kemampuan mereka mentok di inline, ya karena faktanya sdm mereka sampai saat ini ga sanggup bikin mesin balap 4 tak konfigurasi V, yang ada dan sanggup mereka lakukan cuma pakai crossplane buat bikin inline mereka seolah punya karakter V. Kalau memang mampu, dan sanggup cari jalan sulit, kenapa ga bangun V? Awalnya iya mereka bisa akali mesin mereka dan dapetin karakter V dengan rubah crank, jadi mereka ga perlu susah2 bikin V dari nol tapi punya mesin inline yang mendekati karakter V. Awalnya juga mesin inline punya keuntungan karena mesin lebih kecil dari samping jadi bebas atur sasis terutama bisa pasang sasis pendek dengan swing arm panjang yang ga akan pernah bisa didapat mesin V karena dari samping mesin V lebih panjang dan ga ada ruang buat arm, maksain arm panjang tapi efeknya pasti wheelbase makin molor, itu dulu. tapi eh tapi, Hoonda dan Ducati bahkan Aprilia sekarang sudah sanggup bikin sasis yang bisa meliuk khas Yamaha. Bikin mesin V ga semudah bawa ketukang las aluminium kemudiam pasang 2 mesin boss, di skala balap dunia, mereka butuh rekrut engineer baru dan itu sulit, cari jalan sulit? Ya bikin tim engineer baru dan bikin mesin baru, dan itu ga sanggup Yamaha bikin. Lah orang mesin Moto3 mereka saja yang cuma 1 silinder cuma mentok di konsep sejak 7 tahun lalu sampai sekarang ga jadi kenyataan, ya itu tadi mereka kekurangan sdm. Selama ini ya mereka csri jalan aman. Aman buat finansial mereka, aman buat engineer mereka karena ga perlu tambah lagi, aman pula buat kreator sasis mereka karena ga perlu belajar dari nol ngeracik sasis balap buat mesin V. Paham kan?

      • Bhahaha jago ngomen doang dia bilang. Gini, sebutkan mesin V 4 tak Yamaha di ajang MotoGP dan WSBK/WSS. Ada? Itulah kenapa saya sebut kemampuan mereka mentok di inline, ya karena faktanya sdm mereka sampai saat ini ga sanggup bikin mesin balap 4 tak konfigurasi V, yang ada dan sanggup mereka lakukan cuma pakai crossplane buat bikin inline mereka seolah punya karakter V. Kalau memang mampu, dan sanggup cari jalan sulit, kenapa ga bangun V? Awalnya iya mereka bisa akali mesin mereka dan dapetin karakter V dengan rubah crank, jadi mereka ga perlu susah2 bikin V dari nol tapi punya mesin inline yang mendekati karakter V. Awalnya juga mesin inline punya keuntungan karena mesin lebih kecil dari samping jadi bebas atur sasis terutama bisa pasang sasis pendek dengan swing arm panjang yang ga akan pernah bisa didapat mesin V karena dari samping mesin V lebih panjang dan ga ada ruang buat arm, maksain arm panjang tapi efeknya pasti wheelbase makin molor, itu dulu. tapi eh tapi, Hoon daa dan Ducati bahkan Aprilia sekarang sudah sanggup bikin sasis yang bisa meliuk khas Yamaha. Bikin mesin V ga semudah bawa ketukang las aluminium kemudian pasang 2 mesin boss, di skala balap dunia, mereka butuh rekrut engineer baru dan itu sulit, cari jalan sulit? Ya bikin tim engineer baru dan bikin mesin baru, dan itu ga sanggup Yamaha bikin. Lah orang mesin Moto3 mereka saja yang cuma 1 silinder cuma mentok di konsep sejak 7 tahun lalu sampai sekarang ga jadi kenyataan, ya itu tadi mereka kekurangan sdm. Selama ini ya mereka cari jalan aman. Aman buat finansial mereka, aman buat engineer mereka karena ga perlu tambah lagi, aman pula buat kreator sasis mereka karena ga perlu belajar dari nol ngeracik sasis balap buat mesin V.

      • Bentaar, balesan saya kena jaring. Semoga dilolosin. Karena saya rasa bukan spam atau hatespeech seperti komentar si mentega yang menurut saya lama2 bersifat toksik.

      • @izanagi
        wkwkw Lexus LFA (V10), Toyota Supra (I-6), 2000GT (I-6), Ford Taurus (V6), Volvo XC90 (V8). di sini debat pakai perasaan dan emosi, bukan logika dan fakta ok?

  14. padahal mesin crossplane crankshaft inline 4 ini sebetulnya adalah mesin yang secara performa tenaga di putaran atas lebih lemot daripada mesin inline 4 biasa screamer “ala mesin angkot Carry/Esspas/T-120” itu. (tetapi oleh para fb teteplah digeneralisasi bahwa apapun jenis mesinnya, asalkan mengandung kata “inline-4” tanpa mempedulikan firing ordernya yg dipake pabrikan biru selalu identik dengan mesin lemot cupu, cari jalan susah, dlsb). Mesin I-4 Crossplane dikatakan harus menggunakan balancer shaft tambahan yg berat untuk mengcounter gaya yg dihasilkan dari crankshaftnya (yg tidak seimbang gerakan putarannya) yg boleh dibilang tergolong mesin un-balance, dan tentu paham apa korelasinya dengan adanya penambahan balancer shaft tambahan dan putaran yg unbalance tsb. Kalo mereka mau balik ke inline-4 screamer biasa (apalagi plus teknologi genesis 5 valve) mungkin….., mungkin lho ya, R1 bisa bersaing dan gak bakalan jadi bulan2an Rea-Kawi dan Alvaro-V4R saat di straight. tapi….yaahhh….memang pada awal kemunculannya, blue team menghadirkan mesin jenis ini salah satu alasannya karena VR46 pada saat itu yg baru hijrah ke blue team lebih menyukai “mesin yang lemot ini” ketika ditest di sirkuit, dikatakan mesin lemot ini malah justru bisa mencatatkan waktu lebih cepat ketimbang mesin versi screamer inline 4 biasa mereka yg secara capaian power lebih bertenaga (bisa cukup bersaing di straight lawan mesin V-5 dan L-4 pabrikan sebelah). Tapi kan itu jaman dulu awal tahun 2000an dimana elektronik masih belum maju untuk menjinakkan mesin yg powernya liar, sekarang sudah satu dekade lebih pabrikan tentu perkembangan tekno sudah pesat, sudah bisa merancang elektronik “in-house” yg terbaik untuk mengawal mesin2 liar mereka. Kalo ada yang bilang Yamaha tetap mengambil jalan sulit dengan inline 4 musti maka kurang lengkap, musti ditambahkan dengan “inline-4 crossplane crankshaft”, maka jalan termudahnya (untuk mengail power top-end “yang hilang”) adalah balik lagi ke mesin inline-4 screamer biasa itu yg ditambah fitur CRC, VVA, dan SSG kayak dibilang Mas Taufik. (tanpa harus extra effort riset lagi bikin mesin V4-90 degree) , Tapi yaahhh….sayangnya crossplane crankshaft udah jadi trademark tersendiri bagi blue team, so . . . ? 🙁

  15. saya rasa yamaha pasti dah nyiapin mesin v4,secara vmax juga v4. kalau gak nyiapin bakal rugi. tapi suara mesin v4-dan handling kalah sama inline biasa. khusus utk pembalap agresive ya. klo pemb biasa bkl keteteran apalgi bikers biasa. tetep inline 4 the best.

    • pokoknya udah telat kalau mau ganti mesin jadi V4, udah pasti bakalan tertinggal seperti KTM dan Aprilia. pengembangan mesin M1 bisa sampai di level sekarang enggak cuma setahun dua tahun, udah dari awal tahun 2000

  16. dg teknologi advance yg dibenamkan, harganya layak bila tidak jauh dari bmw s1k-rr. regulasi euro “memaksa” pabrikan membuat motor2 “cantik” dg edisi terbatas. mahal namun berkelas. saya suka ini

    • Kalau saya lihat sih mereka yang buat motor edisi terbatas dan mahal berusaha buat versi “pride”, BMW, Ducati, Aprilia, MV Agusta sudah pakai cara ini. biar ga perlu buat produk baru cukup buat versi terbatas tapi ada impact finansial ke mereka?

      • bmw s1k-rr menurut masih yg terbaik skarang. ini saya baru nunggu hasil tes resminya dari yimihi r1 terbaru. bagaimanakah reaksi power bawah-menengah / menengah-atas dari sisi engine?
        bagaimanakah reaksi alunan motor saat tikungan lambat / tikungan cepat dari sisi sasis, suspensi, dll?
        hadno cbr1k-r3 masih terlalu lama, jadi tidak perlu dipusingkan untuk dibahas. hehe..

  17. CRC, SSG, ini aja udah plek M1 dengan catatan : gear driven camshaft letaknya di tengah, diantara silinder yg berdekatan di bagian tengah.

    • maksudnya bukan cam gear (motor masspro keknya belom akan pake cam gear) tapi rantai keteng di tengah2 mirip mesin MV Agusta F4

    • masih nunggu pabrikan yang berani masang cassette gear box di motor 250 cc. CRC dan SSG masih terlalu mahal kayanya. bayangin aja modifikasi dan reparasi gearbox cukup buka sekrup ?

      • AFAIK Cassete type gearbox ini kan udah mahmum dipake di Superbike/Literbike, memangnya bedanya apa dg yg biasa?

        • kenapa ente @autofill ? gak terima kah? ane lihat kalo ada komentator “yang melawan arus” disini pasti selalu jadi “bahan olokan dan bullyan” komentator “yg sesuai arus”, dan ente termasuk salah satunya (atau mungkin klonengannya?) 🙂

        • kelebihan cassette gear box bisa bongkar rasio tanpa harus belah crankcase, yang pasti untuk balapan enak banget karena gonta ganti rasio adalah hal yang sangat lumrah

    • pake inverted swing arm pada R1 type2 sebelumnya bisa diaplikasikan karena dibagian bawah kolong dekat underbellynya tidak terdapat catalytic converter yg segede gaban jadi gak menghalangi mekanisme ayunan link-monoshocknya dan lagipula R1 sebelumnya (2004-2014) semua pake undertail exhaust jadi mengaplikasikan inverted swing arm bisa dilakukan, Tapiiii……

      All New 2019 BMW S1000RR bisa pake inverted swing arm dengan catalytic converter segede gaban tetap berada pada posisinya, hal ini bisa dilakukan karna BMW memindahkan mekanisme ayunan link monoshock nya di bagian atas dengan subframe CMIIW sebagai titik tumpu dari as ayunan link nya jadinya kan gak kepentok kayak klo diaplikasikan dibawah.

      • nahh gw enggak kepikiran tuh, kenapa R1 yang baru malah pakai swing arm biasa, padahal di WSBK pakai inverted. ternyata karena itu toh wkwkwk

  18. Justru Yamaha terus mengoptimalkan dengan memilih mesin Inline ,
    gimana sih mas darso ??

    jangan salah juga Yamaha pernah pakai mesin konfigurasi V loh…

    loh harusnya mas darso tanya suzuki kenapa gk lanjutin mesin GSV nya …

    • ohh, ketahuan akhirnya…jadi begitu memang tabiatnya mas darso, bilang komentar orang lain bersifat toxic tapi dirinya sendiri gak nyadar juga toxic, tapi mungkin malah bangga akan hal tersebut? hmmm….., cukuplah percuma juga meladeninya.

      • @Reiju, tadi ngatain gagal paham, giliran di jelasin tentang pemahaman saya kenapa saya bilang Yamaha ga berani cari jalan sulit versi saya malah ngatain toksik. Kadang lucu orang, merasa paling benar tapi sulit menerima opini orang lain. Ga sejalan sama opini pribadi langsung ngejudge tentang “tabiat”.

        Kalau begini yang “tabiatnya” “memang begitu” siapa dong? Yang jujur nyatain pendapatnya dan jelasin panjang lebar pendapatnya biar orapaham hamopininya, atau yang ga terima dengan pendapat/opini orang lain? Pikir lagi bro Reiju yang jenius dan ga cuma jago komentar.

  19. 155cc vva seriesnya yamaha masih euro4 dan euro3(sesuai regulasi yg d tuju), mkana all new nmax155(termasuk nmax125) d undur peluncuranny karna bntar lgi negara maju eropa akan menerapkankan regulasi euro5,

  20. kejamnya regulasi euro 5, buat ngakalin performa nya pake teknologi motogp bisa di bayangkan cost produksi nya mahal.

  21. ya klo nyandang title engineer ya gak ada yg bodoh lah om, semua pada pinter mau V atau Inline tinggal arah pengembangan saja, karena riset itu butuh waktu biasanya mereka ambil yg udah familiar, apakah sudah menthok? gak ada kata menthok buat inovasi, yg ada cmn butuh keberanian, anti mindstream, tgl yamaha mau bertindak ekstrim ky pas jaman furusawa san atau mau text book itu pilihan mereka sekarang, kenapa juga suzuki mbangun inline padahal mereka uda ada basic di mesin V, ya balik lagi mereka punya waktu cepet mana buat develop mesinnya, mgkn penyakit yamaha gak hanya di motor tp jg di pebalapnya, sorry to say emg faktanya selain JL99 belum ada yg bisa memaksimalkan karakter M1, JL99 adalah pebalap bunglon yg bisa adaptasi dengan baik pada motor, dengan ubahan yg tidak meninggalkan karakter dr motor itu sendiri, M1 mulai masalah saat ada yang minta Top Speed ditambah, yang minta lupa klo M1 dari lahirnya adalah motor lemot yg punya hasil lap time cepat

  22. kenapa sih kalau ada yamah* update atau apalah selalu di jelek2in terutama oleh pencinta hond*
    ini artinya memang Y & H sangat berpengaruh dalam persaingan sampai2 fansnya juga demikian
    seru baca komen sambil ngopi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP