Tuesday, 26 November 2024

KTM: Dani Pedrosa Bukan Untuk Kepentingan Marketing

TMCBLOG.com – Dani Pedrosa memilih berlabuh ke kubu KTM sebagai seorang test rider,  setelah memutuskan untuk mengambil langkah pensiun pasca habisnya kontrak bersama Repsol Honda-HRC di akhir tahun 2018. Pedrosa telah memenangkan 31 seri balap MotoGP sekaligus 3 kali runner-up bersama Honda selama 15 tahun karir premiere class, dengan prestasi tersebut KTM dirasa sangat tepat menggaet Pedrosa untuk proyek MotoGP mereka. Ini memang bukan solusi instan terhadap performa RC16 namun lebih kepada sebuah investasi jangka panjang bagi KTM di MotoGP. Pit Beirer menuturkan banyak pujian kepada Pedrosa yang baru saja menguji motor KTM RC16 awal Juni di Brno setelah menjalani recovery panjang pasca operasi. Kata Beirer . .

Dani Pedrosa -Offbikes

Pit Beirer menuturkan “Dani memberikan informasi kepada kami yang sangat presisi mengenai motor, apa yang ia inginkan dan apa yang seharusnya kami lakukan. Saya benar benar sangat terkejut dengan betapa dalamnya rincian Dani untuk pengembangan motor.” Seperti yang kita semua ketahui bahwa dalam sebulan ini, Dani sudah menjalani dua sesi test yakni Private test di Brno dan post-race test di Catalunya pekan lalu setelah kontak pertama Dani dengan mesin KTM dimulai pada bulan Desember 2018.

Beirer mengaku bahwa perubahan dan improvement yang kita lihat saat ini pada motor KTM merupakan salah satu dampak kehadiran Dani Pedrosa. “Dia juga berada di pabrik untuk memberi impresinya terhadap RC16. Saya bisa berjanji bahwa Dani akan tetap bersama dengan KTM untuk jangka waktu yang panjangm dan pada awalnya selalu ada resiko bahwa kondisi ini akan selalu dikaitkan pada hal pemasaran produk kami. Lalu Dani hanya mendapatkan sedikit uang dari kami dan masih selalu berada di paddock. Tapi dia adalah seorang pembalap dan dia ingin membuat perbedaan bersama kami, Dani tidak peduli dengan urusan marketing, yang ia inginkan hanya mengembangkan motor kami, dia terobsesi untuk bisa melakukan pekerjaannya [sebagai test rider] bersama KTM, yang diibaratkan sebagai potongan puzzle di sebuah karya mozaik.” Jelas Pit Beirer menegaskan.

Sedangkan dari sisi Pedrosa sendiri merasa kini hidupnya lebih tenang dan bisa lebih teratur pasca pensiun dari pembalap reguler. Rider 33 tahun tersebut menikmati perannya sebagai test rider di KTM, tanpa ada jadwal ketat dan harus menghabiskan waktu untuk berlatih keras. “Kini Saya merasa lebih tenang. Saya tidak harus mengkhawatirkan jadwal dan cuaca di lintasan serta berlatih di gym selama dua jam. Sekarang semua hal itu bukan menjadi masalah buatku. Saya sebelumnya bisa tidur pada jam dua pagi, sekarang semua hal jauh lebih terkontrol.” Jelas Pedrosa yang rambutnya mulai dirtumbuhi uban.

Memang betul seorang test rider itu memiliki peran yang penting sekaligus juga berbeda dari pembalap utama/reguler yang aktif balapan. Kemampuan untuk bisa memahami keluhan dan masalah yang hadir dari feedback para pembalap utama bisa dibilang menjadi makanan sehari-hari seorang test rider. Demikian pula peran test rider sebagai jembatan penyambung dalam berkomunikasi antara pembalap utama yang berada di lintasan dengan para engineer di pabrik guna terciptanya motor yang kompetitif. Konsistensi Pol Espargaro finish di 10 besar hingga seri ke 7 musim ini, dan juga Zarco yang kini mulai sedikit demi sedikit menemukan kenyamanan di atas RC16 bisa dibilang salah satu hasil dari peran serta Dani Pedrosa selaku test rider KTM. Well done Little Samurai . .

Nugi TMCBlog

 

45 COMMENTS

    • kan udah bisa ktm ngrecokin m1cin, kasta m1cin skrg kan hanya sedikit d atas ktm rc gp16, target ktm itu honda bukan ducati aplgi yamama

    • harusnya setidaknya dia itu punya 1 gelar juara MotoGP bahkan Rossi sendiri pun ngomong gitu,sayangnya apesnya keterlaluan

      paling nggak dia (sangat) lebih baik dibanding Vinales,tukang gondok berasa kayak juara dunia berapa kali aja

  1. Bisa jadi ntar RC16 makin mirip RC213V. Di dalamnya udah ada Leitnerr, ketambahan Dani Pedrosa,

    IMO, sebagai pembalap dengan kondisi fisik unik, Dani harus bisa membawa motornya secara presisi, termasuk teknik pick upnya dengan memanfaatkan power mesin. Sisi positif ini yang sepertinya coba diexplore habis-habisan oleh Leitnerr, karena kalo dari sisi data dan settingan, settingan Dani g bakalan bisa dicopy oleh pembalap lain, simply because his setting is unique. Contohnya, untuk suspensi, Ohlins sampe menyediakan suspensi dengan Spring 77 Newton untuk suspensi belakang motornya. Makanya begitu unified ECU diberlakukan, karirnya langsung anjlok, karena secara garis besar softwarenya dirancang untuk pembalap dengan ukuran rata-rata.

    • Banyak-banyakin komen yang beginian, mau bener atau salah yang penting ada opini menarik yang disampaikan. Sebagai penikmat motoGp saya selalu respect pada komen2 kayak kamu bro.

      #Stophatespeech

    • Namanya juga opini, masih memungkinkan untuk dichallenge ato dibully kl emang informasinya bertentangan ato g pas. Termasuk apabila ada informasi yg g bener. Monggo kl mau didiskusikan ato dibully, terbuka kok. Namanya juga bikin komentar di warnet, yang penting g nyerang personal aj, sampe manggil pake sebutan-sebutan yg g pas (Tp kl mau diledekin, saya juga terima kok, d g bakalan saya bales juga. Percuma, ngeladenin troll, kaya gulat sama babi di lumpur. Kitanya udah jungkir balik belepotan, babinya malah kesenengan)…….

      Kl sy pribadi, dalam beropini berusaha untuk selalu berdasarkan informasi yang valid. Contohnya pernyataan “Ohlins sampe menyediakan suspensi dengan Spring 77 Newton untuk suspensi belakang motornya”, pernyataan tersebut disampaikan langsung Mats Larsson, Teknisi Ohlins, kepada Mat Oxley.

      • “Percuma, ngeladenin troll, kaya gulat sama babi di lumpur. Kitanya udah jungkir balik belepotan, babinya malah kesenengan”

        Wkwkwkwkwkwk, pelaku troll sama dengan yang kesenengan nih

        • Riding Style DP26 emang smooth, bahkan Angel Nieto (Alm.) pun bilang kalo riding style DP “Like an Angel”, smooth, mengalir dari satu tikungan ke tikungan yang lain. Tapi itu bukan karena dia memilih seperti itu, tetapi lebih pada itu satu-satunya opsi riding style untuk DP.

          Dengan motor kelas utama yang besar, dia tdk bisa mengendarai secara agresif seperti Marquez, Miller, Cal, bahkan Rins. Dia harus memperhitungkan line yang akan diambil dengan cermat. “We’ve got more weight over the top of the bike, we’ve got more strength and more leverage with our longer arms and legs. Dani is short, so he’s got short arms, short legs, small hands and small feet. Even for us, it’s a lot of hard work to try and muscle a big piece of machinery around.”, itu pernyataan Miller terkait Dani Pedrosa. Makanya saat kompetisi super ketat di era unified ECU, single tyre suplier, dan kualitas motor papan atas tidak jauh berbeda, DP kesulitan.

        • @AIM-1N
          masuk akal memang, tapi jangan harap kalau berkompetisi dengan motor yg ada di bawahnya katakannya di kelas 250 cc, seorang DP akan menjadi kesulitanbagi lawan2nya

  2. pedrosa sejatiny test rider yg baik, dia mampu mengembangkan motor agar bisa lebih d kendalikan, terbukti racikannya berhasil mengantarkan rider sklas hayden jurdun, stoner dan jurdun marquez pun dgn mudahny bisa beradaptasi dgn rcv dan jurdun pdhal saat itulah era ketajaman dan keberingasan m1 +lorenjo. rcv mulai liar semnjak pengembangnny lebih condong ke cal dan marc.
    mungkin keluhan yg d keluhkan oleh lorenjo nakagami lh yg jdi penghbat pedro juara yaitu beban motor lebih condong kedepan. tau sndiri postur tubuh dani pndek dan ringan mkny dia sering kncang d awal nmun mkin lma mkin merosot dan klau d pksakan berujung crash(hilang kndali).
    omong2 seandainy pedrosa “memprotes” sasis tralis baja ktm, apkah ktm akan mengubahnya atau tetap ngotot dgn prinsip mreka? ingat rider sklaas rossi saja tak sanggup mengendalikan mesin silinder cabang(v4/L4) yg d balut sasis tralis dan bhkan pke sasis monokok pun blum cukup jga, lihat juga ketika mesin moto2 skrg yg lebih buas torsi ny dan lebih agrrsif karakter tenagagy, sasis tralisny ktm langsung strugle kan?? aplgi sklas mesin motogp

    • dani pedrosa jurdun gp250 2004 2005, thun 2006 dia naik ke klas motogp bersama repsol honda(pabrikan), tahun 2006 2007 jorge lorenjo juara dunia gp250, thun 2008 dia naik klas motogp bersama ymha factori(pabrikan). klau ada larangan jurdun gp250 gak boleh langsung ke pabrikan motogp, mngapa pedro loren langsung ke tim pabrikan pd debutnya? klau jurdun/rider moto2 naik ke motogp harus d tim satelit dulu ya benar, setidakny itu terjdi sblm musim 2013, tpi mulai 2013 semuany sudah bebs, lowes, vinales, rins dan mir adlh bebrpa cntohny

    • tunggu sebentar…
      klo tdk salah Hayden itu (hanya) Jurdun di 2006, dan ditahun yg sama (2006) status Pedrosa adalah Rookie
      jadi apakah benar bila disebut “terbukti racikannya berhasil mengantarkan rider sklas hayden jurdun…” ????
      Sementara di 2007, Hayden sendiri mengeluh ukuran motornya kekecilan untuk dirinya.
      Dan bukankah lebih tepatnya lagi, RCV mulai liar sejak Stoner masuk, namun bisa diatasi dengan bantuan elektronik inhouse milik HRC sendiri
      Dan RCV makin liar semenjak ada aturan penyeragaman ECU.

    • IMO, fungsi Dani Pedrossa sebagai test rider kemungkinan besar cuma memberikan input tentang karakter motor aj, terutama bagaimana membuat motornya lebih mudah dikendarai. Pada akhirnya nanti uji coba motor yang baru, terutama untuk menentukan base setting, kemungkinan besar akan diberikan kepada Mika Kalio, seperti halnya Bradl d HRC. Karena seperti yg saya bilang sebelumnya, settingan motor untuk Dani unik. Dengan segala regulasi unified, pembalap utamanya bakalan kerja keras kalau harus menggunakan motor dengan base setting berdasarkan base setting Dani.

    • Hayden juara dunia 2006 saat Pedrosa masih jadi Rookie, gimana bisa Pedrosa ngasih masukan soal pengembangan sasis sedangkan dia aja masih belajar ngendaliin motornya saat itu, bahkan sasis dan fairing RC211V Hayden berbeda sendiri dibanding pengguna RC211V yang lain

  3. Dani itu presisi dan halus.. wlpn katanya dulu agresif jg wkt di kelar kadet sm 250cc 2tak.. utk pengembangan motor oke lah.. utk kejar titel ga kuat..

  4. halah kakek legend aja juga “pengecut” kaga berani ke Suzuki selepas dr Ducati
    koq malah balik kucing
    dasar minion

    • iya kalo dulu suzuki nya mau,hodna mau tapi ditampung di satelit eh dianya gengsi
      untung Y masih mau,itupun jg di bantuin dorna

  5. selama marq masih bisa ngejabanin rcv yg dikasih HRC buat dirinya sendiri gak bakalan dia pindah, saat faktor u berbicara bakalan pindah ke suzuki yg udah matang, target marq adalah the best rider ever, his enemy is himself

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP