TMCBLOG.com – Seperti kita ketahui bersama di awal musim MotoGP 2021 ini Ducati menghadirkan satu part aerodinamika baru berupa sebuah air tunnel yang kerap dinamakan Downwash Duct. Patut dicatat penamaan ini tidak official, hanya untuk memudahkan penyebutannya saja. Sinyalemen teori utama hadirnya part ini mengarah ke upaya Ducati yang sedang mengeksplorasi kemampuan ‘ground effect‘ Desmosedici saat menikung rebah yang dipercaya dapat menciptakan sebuah sistem ‘anti gubrak’ buat sepeda motor. Namun 9 seri berjalan hadir banyak analisa baru mengenai fungsi sebenarnya dari downwash duct Ducati GP21 : downforce ban belakang dan lain lain . . .
Analisa ini diungkapkan oleh Motogp.com yang sebenarnya merupakan cukup sejalan dengan apa yang TMCBlog pikirkan sejak awal. Sobat sekalian bisa kembali melihat bentuk fisik tunnel saluran di bagian bawah fairing samping kiri dan kanan. Tunnel ini terlihat seperti menarik udara dari bagian atas masuk dan kemudian menembakkannya ke bawah, mengarahkannya ke permukaan trek dan di bawah sepeda motor.
Kita mungkin bertanya-tanya mengapa, ketika semua aero lain di MotoGP dirancang untuk mendorong udara ke atas, menciptakan tekanan yang lebih rendah di bawah permukaan sayap untuk menciptakan downforce. Saluran dari Ducati ini tampaknya dirancang sangat berbeda dan berkebalikan dengan downforce. Apa benar menghasilkan lift force? Jadi terbang dong? Ahhh yang pasti untuk fungsi yang berbeda.
Dari hasil nguping pembicaraan teknis di paddock, teryata tunnel ini dirancang juga untuk ‘membersihkan’ aliran udara di bawah sepeda motor, mengkondisikannya, dan mengubahnya menjadi udara bertekanan lebih tinggi.
Dengan tekanan udara yang lebih tinggi yang ditembakkan ke bawah Desmosedici, udara yang mencapai ‘sendok’ (perangkat aero di bawah lengan ayun) menjadi lebih dense/padat. Lebih padatnya udara akan memungkinkan sendok memiliki efek downforce yang lebih besar selain efek pendinginan ban yang lebih tinggi juga.
Udara yang lebih padat juga akan membantu wheel cover melakukan tugasnya. Rumornya wheel cover ducati tersebut tidak hanya untuk mengontrol besarnya udara wake (dirty air)Â yang dihasilkan bagian belakang Desmosedici untuk merusak upaya slipstreaming pembalap yang berniat mengikuti (towing) Ducati, selain juga tujuan utama untuk menciptakan ground effect saat motor berada dalam posisi miring rebah pada sudut kemiringan yang tinggi.
So, dengan peranti downwash duct itu, TMCBlog coba list setidaknya ada empat sinyalemen fungsi buat Desmosedici GP21:
- Menciptakan Ground Effect dari wheel cover roda belakang
- Menciptakan Downforce lebih baik dari sendok swingarm belakang
- Memberikan efek pendinginan ban belakang lebih baik Oleh sendok swingarm
- Menciptakana aliran ‘dirty air’ yang bikin kompetitor emoh towing ke Ducati
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
alasan no.4 ga berlaku buat Marc ?
bener sih, di MotoGP ini segala hal yg menimbulkan keuntungan akan selalu dikejar meskipun hasilnya ga terlalu signifikan, herannya kepikiran aja sama enjiner2 mereka tentang down wash duct ini,
tapi pernah kepikiran nggak, kalo Marc jarang ngebidik Ducati Buat Towing ? HRC kayaknya udah tahu, semenjak dulu Ducati Jaman Iannone Marc pernah bilang bahwa ada semacam efek aneh udara jika dibelakang desmo
iyaa.. hampir semua pembalap bilang begitu wak… ada yang bilang bahaya juga karena bikik ga stabil motor .
ga tau deh wak, yg jelas barusan kemaren waktu Q1 di Assen, Marc towing ke Zarco, meskipun doi tau kalo mungkin “ga ada manfaatnya” dan malah ngerugiin,,
terbukti waktu di Sachsenring kemaren gmn pasukan Yamaha di belakang bisa menyamakan lap time Marc pada waktu tertentu ketika para pasukan Ducati sudah menjauh dari mereka,
?
Diffusernya ga ngotak
ah iya, waktu Q1 di seri Catalunya,, mungkin Marc ga ada pilihan lain atau apa gak tau juga,,
wajar Ducati kencang di trek lurus tp ga bisa nikung, Aero dinamisnya terlalu untuk top Speed keliatan banget nikung Ducati susah bkn krn mesin V, nyatanya KTM mesin V nikung lancar-lancar aja.
Di assen kemarin power rc213v taka & marc kok keliatan letoy lawan ducati. Bahkan keliatan imbang lawan yamahanya vinales. Apa gara gara traction controlnya dibanyakin biar ga gampang jatuh?
Btw markes tiap nikung kanan gak kaya biasanya. Elbownya down tp pundaknya tetap tinggi.
Kayaknya Bukan letoy, tp spt mmg dibatasi krn msih berkutat dgn handling yg brmsalah.. jd kl diumbar powernya bsa2 dibanting smua ridernya..?
Tapi Miller kemarin gubrak,padahal gubrak nya ringan tapi langsung ada engine failure
#lebuh tepatnya mechanical problem deng ?
Kalo ga salah Vonales pernah bilang nempel dibelakang ducati lap time nya ancur dibanding kasih jarak.
Lbih tepat saat di trek lurus.. kl assen kmrin fq mulai mndekati pecco lg saat libas trek tikungan landai mknan M1.. pas
Baru ngeh Ducati ganti velg
Velg Power kembanganya ????
Imho,tapi ane rasa kalau downwash duct ini lebih advance lagi ane harap bentuk motornya lebih manusiawi (yang sekarang aliennawi).soalnya di mobil setau ane kalau udah mengadopsi ground effect wing nya bisa di minimalisir ( brabham bt49 wing depannya kaya bangku tukang mie ayam ?).tapi yah ane cuma penikmat balap buka pengamat apalagi “eN9!N£®”
Iya juga sih,motor mau bagaimana pun dimensinya kecil jadi tetap perlu winglet biar downforce maksimal
Aliennawi dong ?
Wak, punya video atau ilutrasi soal aliran udara yang dialirkan ke Desmo?
Kayaknya bakal lebih seru buat dikulik…
Atau Wak Haji bikin sket-sket 3D gt….
harusnya bisa tuh
engineer2 aerodynamics indonesia memberikan inputan ke Mandalika SAG
sapa tahu bisa jadi pelopor penggunaan aerobody kedepannya
kan Indonesai juga punya wind tunnel di BPPT Serpong
Dan menjadikan motor ini susah jurdun lagi…
Ducati kebanyakan corong sama sayap2, jadi keberatan buat jurdun. Sudah 2 dekade baru 1 titel, itupun pake motor yg polosan.
Jadi ya tinggal nunggu pembalap alien aja yg mampu nambah titel jurdun Ducati.
Motor paling gak enak dilihat, smrawut, bokong kya potongan kayu, depan kya kardus ditumpuk2, mirip becak mo karnaval
yang bikin “dirty air” baru ducati ya…?? Pabrikan laen gak mau coba bikin gitu
Apakah poin nomer 4 berlaku untuk sesama motor Ducati Wak?
Bring Back Inhouse Software Factory. We need Inhouse data analytic.
Keep Hardware For Magneti Marelli, But to software we need a factory build aka InHouse Software.
EH KEMOCENG!!!LU GAK USAH SOK INGGRIS!!! ARTIKEL INI PAKE BAHASA INDONESIA YANG KOMEN JUGA ORANG INDONESIA,BIAR DIKIRA LU CERDAS GITU???NORAK IYA!!!SALAH TEMPAT…
Bilang aj lu g paham artinya. Sewot amat ampe capslock on sgala
Setuju bingit, software dan elektronik lain hasil risetnya masih bisa kedepannya diaplikasikan di produk komuter dll,beda dgn aerodinamika paling yg dapat diaplikasikan ke moge tertingginya doang
yakin mau bebasin elektronik?
nanti ridernya artis lho bukan pembalap.
semakin canggih elektronik ga akan ada itu ban slip/ sliding, semua perfect, bukaan tutup gas bahkan bisa otomatis open throttle, braking, nanti jadinya macam motobot yamaha. riderless, skill less.
Mngkin smua dh pda tau klo pnyeragaman ecu itu tujuannya bukan membatasi biaya riset pabrikan.. Tpi memberi napas pabrikan non japonese spya bisa bersaing tjuannya ya good show..
Kalo ecu kembali inhouse, alamat gk bakal ngeliat rider muda wara wiri di pack depan.. Yg menang ya 4L mulu..
salah satu part yang teknologinya gitu gitu aja yaitu Radiator. Celah besar buat masuknya udara pendingin menjadi salah satu hambatan aero. Mungkin Dorna bisa memberikan kebebasan ke pabrikan dan para ahli pendingin, suatu hari nanti bisa dibuat sistem pendingin yang lebih mungil dan dengan materi pendingin baru sehingga berkurangnya tabrakan angin bisa menambah speed.
Senang sma komentar jeli gni
Karna akhirnya ada yg sepemikiran..
Tpi kalo menurutku bukan uk. Yg bakal jdi concern.. Tpi output dri cooling system itu sendiri yg mungkin bakal lebih ngeri..
Makin dingin dan advance cooling system pasti diikuti kitiran mesin makin menggila.. Parts jeroan mesin bermaterial tungsten mungkin gak jdi mimpi lagi.. 370 km/h cuma remeh” nantinya..
Yah.. Dan akhirnya semua ttng nyali rider..
memang sekarang canggih2 banget. Hole shootnya saja g berfungsi saat start saja, saat race pun juga, terutama saat masuk dan keluar tikungan.
Bukannya tdk dibolehkan ada perangkat aero di sekitaran swing arm, yg kemudian sempat diperkarakan kmrn, lalu didapatkan hasil akhir dimana Ducati mampu membuktikan/meyakinkan bahwa sendok lebih utk pendinginan ban?
Klo downwash duct ini pd akhirnya menjadikan sendok jd berperan sbg perangkat aero yg lebih daripada yg pernah disampaikan Ducati, jdnya skandal dong?
Ducati itu F16, kencang susah belok.
Suzuki, Yamaha itu Shukoi ga terlalu kencang tp beloknya lihai
Ngomongin Sukhoi jadi inget Komenan Mbah Darmo Motor Crypton Bore Up Piston Sukhoi
Kalau dirty air mungkin mereka temuin secara tidak sengaja wak. Setelah di komolain pedrosa dulu awal awal winglet berjaya. Mungkinn
*komplai