Thursday, 14 November 2024

[Analisis] Soal Ban Soft Marc Marquez di MotoGP Phillip Island 2022 . . Tetap Pakai Riset, Bukan Ban Ghoib!

TMCBLOG.com – Marc Marquez yang melakukan start dari posisi grid dua, sanggup finish di posisi dua juga pada race ke 18 MotoGP 2022 yang bertempat di sirkuit flowing Phillip Island. Di awal balapan saya sempat kaget saat Media Manager Michelin Motorsport mengirim data penggunaan ban di grup WA jurnalis MotoGP, saat pembalap melakukan sighting lap. Kaget karena secara umum hanya Marc Marquez sendirian yang menggunakan ban belakang soft. Asli hanya ada satu contrengan silang di lajur putih kompon soft pada spreadsheet. Dalam hati, ahhh ini mah strategi Marc Marquez aja yang nggak mau ketahuan pake ban apa saat race. Paling pas sampai di grid start dia akan ganti ban belakang ke kompon medium atau hard seperti mayoritas pembalap lainnya. 15 menit nunggu, akhirnya start dimulai dan pas lihat timesheet, kebengongan terus bertambah. Lah Marc tetap pakai ban belakang soft nih . . Eddiiyaaan..!!

Waduh, apa itu timnya nggak ketar-ketir ya. Bukan apa-apa dari hasil pasca Jumat sendiri Michelin sendiri sebagai pembuat ban sudah merilis update review pengguanan ban soft yang rekomendasinya agak sedikit ‘miring’. Cek deh.

Review Jumat Michelin : “Pilihan belakang untuk balapan saat ini (Jumat) terlihat sepertinya akan 50% Soft dan 50% Medium. Kedua opsi belakang ini cukup dekat dalam hal kinerja. Soft menawarkan cengkeraman awal yang sangat baik dan juga pada sudut kemiringan maksimum, tetapi hari ini tampaknya memiliki kehilangan potensi yang lebih nyata, dengan beberapa gerakan. Bagian belakang Medium juga memberikan cengkeraman dan konsistensi yang baik. Namun, stabilitas lebih unggul dari Soft.”

Review Sabtu Michelin : “Ban belakang Soft menawarkan tingkat cengkeraman yang sangat tinggi untuk 1 atau 2 lap, tetapi kemudian kehilangan potensi yang cukup terlihat. Ban belakang Medium lebih stabil dan konsisten, tetapi dengan grip yang lebih sedikit saat menikung dan lebih banyak kejadian slide. Ban belakang Hard slide dalam kondisi trek yang dingin, namun ketika semakin banyak waktu trek dan suhu trek yang lebih tinggi kemungkinan akan membantunya [ban belakang hard] tampil lebih baik saat akhir pekan berlangsung.”

See?? Walaupun Michelin tidak menuliskan secara lugas, namun melihat report Michelin, di antara 3 opsi ban belakang slick, secara umum kompon ban belakang slick soft adalah kompon yang paling tidak direkomendasikan oleh Michelin untuk dipakai saat race karena hanya menghadirkan kestabilan dan performa di beberapa lap awal saja. Lalu pertanyaannya kenapa Marc bisa begitu berani menggunakan ban soft??

Mungkin bagi saya, paling gampang jawabnya adalaah . . “yes karena dia adalah juara dunia 6 kali, skill aliennya nggak bisa dibantahkan lagi dan bla bla bla … “ Boleh boleh, tapi kami butuh jawaban yang lebih sedikit eksak dan dapat dipertanggung-jawabkan. Karena balapan MotoGP seperti yang pernah dilontarkan oleh Valentino Rossi, sekarang ini sudah tidak lagi bersifat romantic, sekarang lebih scientific. Somehow ,, somewhere, Marc Marquez dan tim yang dipimpin oleh Santi Hernandez pasti sudah mengukur semua hal yang bermuara di pemilihan ban belakang soft ini. Saya yakin itu dan semenjak awal kami sudah yakin Marc atau Santi tak akan pernah mengungkapkan semua ini ke publik. Namun mari kita coba telisik, minimal bisa ketemu walaupun mungkin masih di tataran kulit kulitnya saja.

Awalnya TMCBlog dan juga mungkin beberapa dari sobat sekalian berfikir bahwa strategi Marc mungkin akan ngacir di awal karena secara umum sifat dari ban soft adalah mudah untuk menemukan temperatur agar karet ban bisa bekerja dengan optimal memberikan grip terbaik. Namun ternyata nggak begitu, Marc tetap nempel di posisi belakang Jorge Marin pada awal, lalu di belakang Bagnaia, Rins setelah race terus berjalan. Dia tidak ngacir di awal race. Satu lagi pertanyaan kala itu, apa strategi ngacir di awalnya gagal? Koq nggak bisa langsung ngacir?

Menurut analisa kami, Marc 100% tahu bahwa ban belakang slick soft adalah ban dengan tingkat durabilitas terendah, persis seperti rekomendasi dari Michelin. Namun sepanjang hari Jumat dan Sabtu, jika dirasa-rasa, Marc secara umum merasakan dengan feelnya di atas setang bahwa ban soft adalah ban yang paling bisa memberikan dirinya rasa percaya diri dalam artian saat menggunakan ban soft, Marc merasa tidak banyak kehilangan grip ban belakang dan walaupun dipakai power slide di T3 Stoner Corner, ban ini masih bisa memberikan level confident yang tinggi bila dibandingkan saat menggunakan ban kompon medium maupun hard.

Yes, Marc bisa bilang seperti itu karena secara umum ia telah menggunakan ban soft back to back selama ldari setengah jalannya balapan (durasi balapan di PI adalah 27 lap) di sesi latihan bebas. Di sesi FP2 dimana suhu trek 23°C Marc menggunakan ban belakang soft dari keadaan baru sebanyak 4 lap. Di sesi FP dimana suhu treknya 21°C Marc melanjutkan penggunaan ban slick soft ini sebanyak 14 lap lagi sehingga total Marc menggunakan ban ini sebanyak 18 lap. Jika kita lihat juga pada sesi FP2 siang dan FP3 pagi suhu trek cuma beda 2°C saja di Philpi Island. Ini lah yang mungkin juga jadi dasar pemikiran tim bahwa sesi pagi dan sesi siang khusus di Phillip Island pada musim semi kayak bulan Oktober begini bisa ‘disejajarkan’ dalam hal efek temperatur dari trek.

Menurut TMCBlog, awalnya Marc sebenarnya sudah siap untuk menggunakan ban belakang hard, hal ini dibuktikan dengan digunakannya ban belakang hard slick ini pada sepanjang sesi FP4. Namun akhirnya Marc memilih soft yang TMCBlog perkirakan karena ia melihat bahwa jika ditimbang-timbang plus dan minusnya, ban soft punya potensi lebih baik dari ban hard. Baik soal race pace, kestabilan, maupun potensi saat dibutuhkan performanya saat fight. Balik lagi masalahnya; kan kompon soft itu logikanya paling tidak durable?

Kembali menurut analisis TMCBlog adalah, karena Marc dan team sudah menduga bahwa race pace di Philip Island 2022 akan ‘PELAN’. Yes, pace di sirkuit flowing ini tidak sekencang balapan di sirkuit lain. Banyaknya aksi overtaking atau salip-salipan menjadi bukti kuat bahwa balapan di PI ini sebenarnya nggak kencang-kencang banget. Teori umumnya adalah race dengan pace kencang akan sulit hadir aksi overtaking, yang ada mungkin malah touring sendirian di depan, kalau mau banyak aksi overtaking, ya pilih sirkuit dengan pace pelan kayak di Philip Island ini. Patut dicatat, ‘pelan’ disini harus dikategorikan ‘pelan balapan’ yaaa, tetap aja top speednya di atas 300 km/jam soalnya.

Mengenai pelannya balapan di Philip Island, jurnalis David Emmet menuliskan datanya. “Seberapa lambat Grand Prix Phillip Island 2022? Balapan itu adalah balapan yang paling lambat kedua sejak 2014 – balapan penuh pertama setelah trek itu mengelami pelapisan ulang aspal. Pada faktanya balapan MotoGP PI 2022 tujuh detik lebih lambat dari balapan 2019, 2 detik lebih lambat dari 2016, 4 detik lebih lambat dari 2014, dan 16,8 detik lebih lambat dari pertempuran epik pada tahun 2015. Hanya dua balapan yang diselesaikan dalam waktu yang kurang lebih sama dengan balapan 2022: 2017 di mana balapannya lebih cepat 0,882 detik dan balapan 2018 yang 0,427 detik lebih lambat. Kedua angka ini dibandingkan balapan 40 menit jelas tidak signifikan.”

Balik lagi . . artinya apa? Marc dan tim tahu dan dengan cerdas dalam memprediksi bahwa balapan MotoGP Philip Island akan berjalan dengan pace yang rendah. Edan!! Butuh tim solid dengan kapabilitas pembalap cerdas untuk bisa memutuskan prediksi riskan yang nggak umum seperti ini. Dengan pace yang rendah Marc Marquez akan mengkuti race pace balapan dan dengan pace rendah ini ia merasa punya ruang lebih baik dalam menjaga durabilitas karet ban belakang terutama jika ia memilih kompon soft.

Balik lagi: kestabilan, rasa aman dan kenyaman di atas ban soft jadi prioritas utama Marc di sini dibanding memaksa kencang. Hal ini bisa kita ketahui dari secuplik omongan Marc pasca race. “Ini adalah sirkuit kiri, pace-nya sangat lambat dan saya juga tidak banyak push pada 10, 15 lap pertama dengan ban belakang yang soft itu.”

Tuh kan jelas banget, bahkan Marc menekankan bukan lagi pace pelan di balapan PI. Tapi SANGAT PELAN. “Mereka (HRC) selalu sangat percaya pada saya. Hari ini, pemilihan ban belakang yang soft adalah keputusan saya. Mereka (tim dan HRC) menentangnya, tetapi saya berkata ‘teman-teman, saya akan bertaruh, saya akan bertanggung jawab’. Jika saya satu-satunya dari grid, itu tidak masalah, itu satu-satunya cara untuk berada di sana dengan Honda ini karena dengan ban lain saya tahu apa masalahnya.”

Dengan pelannya race pace balapan, maka pada dasarnya Marc jadi bisa memiliki ruang untuk ‘nursing the soft tire’. Ini penting banget dalam strategi management bannya di PI, kalau saja Marc dan team tahu bahwa pace balapan akan intens dan tinggi, maka jelas ia sepertinya tidak akan berani bertaruh dengan ban soft ini.

Sepang akhir pekan ini, ceritanya akan lain, race pace balapan di sirkuit dengan tingkat kelembaban tinggi yang khas daerah garis khatulistiwa dengan layout khas desain 1999 Hermann Tilke akan tinggi dan intens. Marc dan tim sepertinya tidak akan bisa gunakan pendekatan seperti race PI di balapan Sepang nanti.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

71 COMMENTS

    • “Jika saya satu-satunya dari grid, itu tidak masalah,…..
      Itu satu-satunya cara untuk berada di sana dengan Honda ini karena dengan ban lain saya tahu apa masalahnya.”

      Saat ini Honda RCV masih bermasalah dan inferior dan berada di urutan paling buncit.
      Berbeda dgn Ducati, sudah jumlahnya paling banyak, semua motornya punya peluang yg sama untuk mengantarkan rider-nya untuk juara seri dan podium.

      • Dengan med atau hard di motor sekarang kemungkinan highside tinggi kalau dibawa maksimal…
        Kalau dibawa dengan cara normal biasa2 aja, ya jangan harap podium…

        “…. pemilihan ban belakang yang soft adalah keputusan saya….. dengan Honda ini karena dengan ban lain saya tahu apa masalahnya” sang kuncen RCV telah kembali… 2023 makin seru…

  1. Wak apakah ini RHT ini punya divisi khusus tersendiri seperti RedBull Formula One Team yang isunya menggunakan Artificial Intelegence (AI) dan Machine Learning (ML) milik Oracle dalam setiap pengambilan keputusan dan strategi.

    • Keknya gak kek gitu, deh. Hehehe, coba baca lagi artikelnya, masbro. Disitu tertulis kalo Marc yang memilih Soft, bahkan Timnya sendiri saja malah menentang dia pake ban soft. Cuma karena Marc sudah pernah run berlap-lap dengan ban soft (bisa dilihat di artikel juga), maka ya dia lebih pas feelingnya dengan ban soft, ketimbang pake ban hard atau medium. Kalo soal memprediksi race pace bakal lambat, kayaknya ya gegara mereka lihat tren balapan di PI, biasanya emang race pacenya lambat. Meskipun bisa aja salah prediksi, tetapi kalo lihat tren beberapa tahun belakangan kalo memang race pacenya lambat, ya prediksi mereka bener, hehehe.

      • Berarti emang alien bener nih Marc Marquez, walupun keputusannya berbeda dengan tim, tapi Alberto Puig berani kasih lampu hijau buat pakai rear soft tyre, dan dibuktikan dengan finish P2, aslinya bisa P1 kayaknya kalau 100% fit.

  2. mantap wak haji analisanya.

    ane tambahin ya.
    dengan pakai ban soft MM menutupi kelemahan RC13V, saya yakin klo dia pake ban medium dia tidak akan bisa mengimbangi TIM lain karena begitu banyak problems di RC13V. jack miller aja sampe geleng2 dan menyebut mm adalah pembalap gila, motor tidak setabil tp dia bisa bawa enjoy, dan bertarung di barisan depan.

    ane jg yakin jikalau ada tim tim ducati yg pake soft(enea) mungkin hasilnya akan berbeda.
    last ini bener2 pengalaman seorang dan tim juara dunia. bukan kaleng2 dahhh

  3. Marc memang alien.. Motor bapuk aja bisa podium.. Apalagi kalau pengembangannya diarahkan ke dia lagi.. Siap siap 2023 marc bakal jadi pesaing terberat ducati.. Kalau quartararo.. Selama Yamama gak ada perubahan ya.. Udah gitu gitu aja… Podium/juara adalah keberuntungan

  4. PI gak boleh lepas dari kalender MotoGP,kalopun kontrak akan habis kalo bisa dorna sendiri yg menyodorkan perpanjangan kontrak,karena hanya trek ini yg selalu menyuguhkan duel intens

    jangan sampai kayak Brno, walaupun kejadian duelnya gak terlalu sering juga sih disana

  5. Fix ini murni skill alien xixixi. Michelin ja gak rekom ban soft untuk balapan, pembalap lain gak ada yg berani jg. Yg juara jg gak pakai soft.

    • kalo ada pembalap yang hebat karna skill dan juga motornya, tapi kalo marc emang selain skill, motor, tapi pengatahuan juga. agak terpana pas pertama kali balik lagi di aragon, kan dia bentar2 ke paddock nah disitu dia keliatan bgt bgt bgt kek “ini motor terlalu begini, kayanya ini kurang, atau coba perangkat baru bla blaa” komuknya itu loh serius bgt pas laporan crewnya. asli keliatan pinternyaaa

  6. Kmaren di tailand jg pake ban soft sendiri atau gk sih??
    Ternyata jiwa elien masih nempel kuat di diri marc. Terlihat dari balapan. Cm dia satu2nya rider yg mampu nyodok barisan depan! Yg laen??? Ah..sudahlah..
    Lagi…seharusnya alex rins yg cocok jd tandem marc di 2023, dia punya skil yg bagus & badannya jangkung.

  7. Tp rekor laptime petcah wak….brrti laptime racenya yg samaan dr dlu,muantap waak marc is the real alienprofesorchamp

  8. Judulny ganti Intuisi Alien wak,,,,,

    Momen marc tetap nempel martin jd makin solid strateginya ketika dua ducati dblkngny miller dan pecco saling overtake.yg semakin manmbah memelankan race pace balap

  9. ngacir kok di akhir, marini, enea, rins. masalahnya di awal marquess sengaja gak ngepush karna bannya gak kan kuat dibawa sampai akhir

  10. Sempat kaget juga saat lihat ditivi info pemakaian ban, hanya MM yang berhuruf S…
    Makanya sempat berpikir jika MM sengaja menjaga jarak saja dibelakang JM hanya untuk menghemat ban dan tidak ketinggalan jauh dari rombongan depan
    Prediksi ku tepat kalo MM baru akan nyerang di 3 lap akhir…
    Tadinya ku pikir MM akan nyerang AR ditikungan terakhir seperti kejadian 2015 saat overtake JL…

    • Kalau attacking di last corner banget terlalu berisiko om imho. Kalau berhasil ya bagus, kalau gagal ya kecewa.

      Kalau nyicil dari berapa lap/corner sebelomnya kan klo gagal ada chance lain. Sekalian juga bikin spot jantung serangan mental manatau jadi ada celah wkwk

      • Iya maksudnya setelah overtake FB dilast lap, kupikir akan overtake AR di tikungan terakhir yang parabolik kekiri, secara itu makanan empuk MM…

    • kalau menurut saya, marc “kecolongan” sama rins. marc terus nguntit ducati karna dia tau banget ducati masih bisa di “akalin” di tikungan jadi dia gak perlu push2 amat, jadi dasarnya dia nargetin podium 1. tapi si rins ini diluar perhitungan dia. bisa dibilang gagal

    • klo MM sanggup megang buntut Rins di tikungan parabolik terakhir, kmungkinan masih sanggup nyerang di lurus modal slipstream sama akselerasi RCVnya
      tp ternyata ga sanggup, MM cm bisa jaga jarak ga bisa mendekat..
      secara last turn, turn 2 ke 3 makanan suzuki banget, ditambah musim ini topspeed naik bejaban sm honda

  11. jadi iget beberapa tahun lalu di seri assen, ada komentator sini yang ngotot bilang marc gambling pilih ban soft, kemudian dibales artikel analisis persis seperti di atas, dan akhirnya itu nickname gak pernah muncul lagi 🤭

  12. Mungkin cuma orang normal, terbuka pikirannya serta butuh penjelasan masuk akal yang bisa menerima penjelasan artikel ini. Tapi kalo yang baca hater, dikasi penjelasan sekebon juga gak bakalan masuk, soalnya selalu kebayang Marc yang clash ama idolanya.

  13. ya karna rekomendasi dari michelin pake kompon selain soft
    orang normal mah ngikut aja, wong yg punya ban yg ngomong
    tp kbetulan orang ini alien, jd ga ngerti bahasa manusia🤣🤣

  14. Kalau duel banyak pembalap sampai last lap gini biasanya marq menang (Australia 2015,2017,assen 2018, thai 2018 dan mana lagi ya, entah lupa gue). Tapi kali ini dia kalah dikit

  15. Artikel ini sebenernya mencerdaskan para pembaca, soal pemilihan ban soft marq, tapi terkadang kesombongan menolak kebenaran dan meremehkan manusia tersebut yang tetep aja mengkerdilkan marquez.

    Padahal dengan gelar juara dunia terbanyak, sejak rookie MotoGP, harusnya sudah menyadarkan bahwa marquez ini spesial.

    Saya pun dulu liat marquez di 125,moto2 gak suka karena agresifnya dilintasan, sepertinya ini bocah sangat disupport oleh part motor berbeda karena uang sponsor. Mikirnya hebat karena setup juara lah, ehh pas rookie MotoGP test pra musim Austin yang semua pebalap MotoGP belom pernah lintasi dia melejit mulai mikir, karena sekalipun di tim besar gak mungkin sekuat itu.
    Plus Rossi saat Sepang test 2 memuji riding style marquez yang diikuti dari belakang spektakuler mirip stoner.

    Dan ditambah langsung jurdun 2013 “kelar gak ada alasan benci”
    Respect!!!

    • Marc spt versi improved Rossi masa muda pd kemampuan teknis balap, kecerdasan baca situasi. Jd sama² cepat raih gelar juara dunianya di awal² kelas utama. Tentu dg segala plus minusnya jg.

  16. wawasan baru lagi dari wak haji, trimakasi artikel bernasnya
    hm.. RACE PACE, yg jadi pertanyaan, gimana Marc bisa prediksi race pace akan lambat?
    kirain race pace lambat karna pertarungan rapat, TERNYATA engga juga.
    Race pace yg mirip dg race kemarin 2017-2018, yg menang Marc jg Vinales, itu ngacir sendirian.
    Fight rapat di race musim 2015 yg mirip sama race kmarin justru lebih cepat signifikan, 16,8 detik. Kok bisa padahal aksi saling salip mirip dari awal sampe akhir balapan??
    Ada opini?

    • Sepertinya strateginya marc memang sengaja nempel P1 atau P2 biar ngejaga durability ban soft nya, kalo dia langsung P1 ya harakiri namanya 😬

      • betul, dia mantau P1 aja ga ngoyo mau nyusul karna dia tau cuma pake soft di belakang.
        tapi kenapa juga para P1 si martin n pecco ga bikin pace yg cepet ya?
        Apa emang ga sanggup main pace cepat?
        MM ya seneng aja dy pace lambat, ban nya ga abis

  17. Phillips Island tidak menuntut Hard Braking yang selevel dengan Sepang. Kalau marc disuruh pake ban yang sama (soft) di sepang, dia pasti ketawa. melihat dari cuaca dan curah hujan sepertinya dia akan pakai medium, kita lihat saja nanti.

  18. Tumben si akang jarang muncul yah wak aji padahal saya suka dgn prediksi” Nya koment”a hmmm…. Apa kena jaring yah

  19. kalau boleh menambahkan, bahwa MM adalah lebih menitikberatkan di front end,,artinya lebih krusial penggunaan ban depan, ,ban belakang hanya mengimbangi
    dan feel terhadap rcv dengan penggunaan swing arm almunium baru dari Kalex jg berpengaruh

  20. Marc masih nursing his right arm, ngapain ninggalin sekebon di sini, ujung-ujungnya petaka dengan motor bapuk, contohnya Fabio dan Alex

    Mending menghibur umat dan naikin rating MotoGP sekaligus caper ke Dorna, karena seolah-olah saat ini dia ditinggalkan dan perlahan terusir dr motojipi

  21. klau gak salah, sejak mm93 masuk klas MotoGP 2013 yg lalu sampai Thun ini hanya race kemarin mm93 tdak pernah memimpin balapan di sirkuit Phillips island ini, sebelumny dia sllu pernah memimpin blpan dsini

    • Bahkan om taufik nyusun artikel ini dgn puasa 3hari+3malam dgn penjelasan yg logic pun, masih kalah ama orang* yg begini… Bebal… => lewat kata* trademark “Ban ghoib” 🙈😅🤣

    • Sesuai artikel, perbedaan suhu di trek balap saat sesi pagi dan siang hanya selisih 2 derajat Celcius saja (21 dan 23), kondisi berangin cukup kencang.

      Ban soft biar awet, maka strategy berkendaranya juga menyesuaikan saat balapan, dimana MM-93 selalu towing pembalap cepat di depannya.

  22. dengan kondisi pasca operasi, absen,muscle memory, lengan bla bla.. tapi bisa P2 dengan motor bukan development dia,
    komen & tantangan ‘baru jago kalau ganti motor/pabrikan’ itu omong kosong

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP