TMCBLOG.com – Terlepas dari jamannya diantara 1964-1977 dimana memungkinkan seorang pembalap membalap di dua kelas yang berbeda, sosok Giacomo Agostini saat ini boleh dibilang merupakan pembalap Grand Prix dengan catatan Juara GP paling banyak. Ago mengoleksi 15 kali Juara dunia dan memenangkan 122 kali balapan. Beberapa saat yang lalu Ago sempat mengungkapkan opininya mengenai Posisi Jorge Lorenzo yang awalnya sempat menyatakan Pensiun namun terlihat kembali bersemangat dan menemukan soulnya kembali setelah mencoba Yamaha M1

“Yah, bagiku Lorenzo agak berisiko. Ini adalah kedua kalinya ia tidak dapat mencapai hasil, setelah di Ducati dan Honda. Saya ulangi: Sepeda motor adalah sepeda motor, Level pengendara lah yang meningkat cepat ”, begitu Ago menjelaskan di Gazzetta dello Sport.

“Viñales, ketika dia pindah dari Suzuki ke Yamaha (2017) dia seperti panah, dan kita semua berpikir dia akan jadi Juara dunia. Kemudian dia gagal, dan motornya sama. Motor penting, tetapi kepala pengendara melakukan banyak hal. Seperti Lorenzo dengan Ducati. Hasil buruk pertama, dan kemudian setelah mereka memodifikasi tangki mereka ada di depan. Saya juga mencoba hal-hal ini, tangki, sadel pendek atau panjang, kem … Saya merasa lebih atau kurang nyaman, tetapi itu penyebab tidak cepat. Isi Kepalalah yang membuat perbedaan, “

Pernyataan ini didengar oleh Jorge Lorenzo. Pengoleksi 5 kali Juara dunia dan memenangkan 68 kali balapan termasuk diantaranya di atas Ducati merespon dengan eprkataan “Mengenai pria ini ( Ago), apakah saya berhutang uang padanya atau apa?” Bahwa saya gagal di Ducati? … ayolah … Betapa mudahnya berbicara ketika Anda tidak lagi mengendarai sepeda motor selama 50 tahun “ Wah wah wah – @tmcblog

44 COMMENTS

  1. Ago kayak pele , legend dngn prestasi g masuk akal di ulanhi krn perbedaan kompetisi zaman old dngn zaman now plus omongannya pedes, beda sama maradona y adem2 saja , maradona mungkin seperti mike hailwood

    • Efek corona gak ada berita balap motogp brow, sementara disisi lain motogp harus diberitakan media. Jadi yak yang dibahas para pembicaraan legend ataupun pembalap aktif. Coba balapan berjalan normal, gak mungkin lah ngoceh sana sini

    • @Abdul covid 19
      nahhh betull, mumpung lagi off balapan, para legend nyempatkan diri cari perhatian ngomong ini itu ?

    • Lha wong sblm pindah ke Ducati kan udh bekas cedera di Thailand. Trus pas pramusim di 2019 jg cedera latihan mtr cross. Pas pertengahan musim jg cedera parah di Assen. Mumet cakkk.. Mengendarai RCV pas kondisi fisik hancur lebur.

      • Pointnya di level persaingan. Dulu overlap biasa, makin kesini makin ketat.

        Gw sih yakin kalo Marc dikasi kesempatan adaptasi dgn motor lama Ago dia bakal catat laptime lebih baik di Assen.

        Penggemar bola pasti ngerasain kucluknya bola awal 1900an … Yang giring bola kaku, yang defense kaku, kipernya pun kaku.
        Team Inggris awal abad 20 bisa jadi kalah dengan tim Jepang 2020

  2. Lha,bukannya pindah ke Ducati tujuan dia untuk juara dunia?dan itu tidak tercapai
    Berarti gagal dong!terlepas dr faktor apapun yg membuat dia pindah dr Ducati ketika udah klik atau nggak,wong itu keputusan dia sendiri

    Tetap,mission fail is mission fail

  3. Emang bener sih opa Ago, cepat tidaknya tergantung isi kepala. Tapi bilang perubahan teknis ga bikin perubahan itu salah. Naik moge sekarang beda sama 50 tahun lalu jaman 500cc cuma 70DK.

  4. Oalah jgn dimasukin ati omonganya si mbah Ago, itu belum ada apa apanya dibanding komen para netize Indo :v

  5. Kayak hohe berani aja naik motor 50 tahun lalu dgn ban cacing rem tromol berbekal jaket kulit biasa,helm catok dan trek yg pagar pembatasnya hanya memisahkan antara dunia dan akhirat ??

  6. Nah… mau goreng balapannya ga bisa. Jadinya apaan aja yg berbau motogp di angkat biar pamor motogp kaga redup.

  7. Mmg beda zaman.
    Dulu motor ga sampe 300kpj.
    Rider skrg hrs bisa kontrol motor dg power sebesar itu & top speed bisa sampe 350kpj.

    Pengalaman gw pake motor power besar, butuh efforts & stamina yg kuat. Makin besar power, makin besar effort nya. Sok sok an di sirkuit aja, celaka. Aplg di jln raya, semakin membahayakan diri & org lain.

    Ago hrsnya lbh faham itu. Jd penasaran, dlu zaman Ago power & top speed sampe brp.

    Boleh tuh di ulas sama wak haji, biar tahu sejarah MotoGP. Power & teknologi MotoGP dr masa ke masa

    • Motor dulu emang ga kenceng seperti jaman sekarang, tapi safety jaman dulu juga ga seperti jaman sekarang…

      Helm half face, wearpack mirip jaket kulit, ga ada knee slider, rem tromol, ban kecil minim grip, pagar pembatas deket banget dengan sirkuit dan penonton…belum lagi sirkuit jaman dulu panjang banget…sekali crash, ambyar tu motor dan rider nya…

      Mau jaman dulu atau jaman sekarang, tingkat bahayanya tetap sama…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here