Tuesday, 26 November 2024

[ Analisa ] Kenapa Zarco saja yang tidak bermasalah di Ducati ? . . YamaCati jawabannya !

TMCBLOG.com – Sobat seklaian, Michelin disinyalir memang memegang peranan dalam penentuan pabrikan mana yang punya kans diuntungkan perihal penggunaan ban. Musim 2020 ini sidewall ban belakang Michelin Pilot Slick MotoGP memiliki kompon lebih soft dan memungkinkan motor dengan karakter menikung yang meng-kurva (mesin Inline 4) akan lebih punya performa lebih. Sementara motor dengan pola menikung V-Shape (motor motor bermesin V-4) lebih bermasalah karena mereka butuh grip sidewall yang tidak terlalu tinggi untuk membuat motor berbelok merubah arah dengan cara ngesotin ban belakang. Hampir semua pembalap Ducati bermasalah, Dovizioso, Petrucci, Bagnaia, Miller.. Namun kenapa Johann Zarco bisa survive?

MotoGPTechnicalGuru -Neil Spalding- mencoba menjelaskan hasil analisanya mengenai fenomena ini dimana selama ini Ducati cukup fokus mengembangkan sisi aerodinamika, dan mereka saat kembali ke laptop melihat bagaimana secara simulasi dan kenyataan bahwa dengan berbagai desain wing mereka bisa memperoleh downforce yang membuat traksi ban depan bisa lebih optimal, mereka memiliki Top End Power yang sudah semenjak lama menjadi trademark Ducati. Namun selain itu, Ducati memang sejak awal sudah tahu bahwa mereka menyisakan problem pada kemampuan untuk menikung dan mereka menyerahkan sepenuhnya kepada pembalap untuk mencari pendekatan masing-masing untuk mencari solusi bagaimana Desmosedici bisa efektif dalam menangani tikungan.

Lalu tiba-tiba ketika hampir sebagian besar pembalap sudah mulai mengetahui cara membelokan Desmosedici di tikungan, musim 2020 hadir dan secara instant menghapus atau lebih tepatnya me-wipe-out seluruh potensi kemampuan mereka untuk menikung dengan optimal karena kehadiran ban Michelin baru ini. Patut dicatat kecuali Zarco yang menurut Neil mengendarai motor dengan cara yang sama sekali berbeda dengan ke empat top riders Ducati. Yang jadi pertanyaan, kenapa Zarco bisa?

Neil kembali menjelaskan bahwa hal ini disebabkan karena semenjak awal Johann Zarco tidak mengenal cara mengehentikan motor dengan hard braking lalu membanting motor ke arah tikungan lalu berusaha untuk selanjutnya melakukan rear tire pivotting guna mengubah posisi motor menyambut arah exit dari tikungan dengan akselerasi dahsyat ala motor bermesin V4. Neil menyebutkan pada dasarnya Zarco mengendarai sebuah YamaCati . . . sebuah frase yang bisa diartikan sebagai kombinasi dari cara berkendara ala Yamaha namun di atas Ducati yang sebelum ini dipelopori oleh Jorge Lorenzo.

Johann Zarco mengendarai Ducati Desmosedici GP-19 yang notabenenya merupakan motor Ducati Desmosedici hasil pengembangan seorang Jorge Lorenzo yang membalap dengan Ducati di tahun 2018. Jadi motor Desmosedici dengan referensi ekspresi Jorge Lorenzo yang kental di akhir tahun 2018 lah yang menjadi ‘nyawa’ Ducati Desmosedici GP19 ini. Dan yang beruntungnya dikendarai oleh seorang yang memiliki gaya balap mirip dengan Lorenzo.

Menurut Neil, gaya balap Johann Zarco itu sangat berhati-hati, agresif namun berjenis progresif (berproses/tidak ujug-ujug). Zarco memiliki karakter kelembutan dalam menangani motor sekelas dengan Lorenzo dan saat ini ia sedang mengendarai motor yang menyukai gaya racing seperti itu (GP19). Neil di akhir penjelasannya menaruh kekhawatiran mengenai kemampuan Zarco tahun depan (2021). Menurutnya Ducati dapat dengan mudah merusak ritme performa Zarco yang ia sedang pupuk sampai saat ini di tahun mendatang.

Seperti yang kita ketahui Johann akan pindah ke tim Pramac Ducati dan diperkirakan motor tahun depan Desmosedici GP21 akan punya karakter yang berbeda dan tidak lagi memiliki karakter Lorenzo di sana. Jika tahun depan Zarco diberi motor terbaru ada potensi ia akan struggle. Zarco ini punya karakter yang lebih menyukai sedikit perubahan fundamental. Saat di Tech 3, Zarco menurut Neil mengendarai Yamaha M1 dengan sasis yang sama selama 2 tahun berturut-turut walaupun mesinnya berbeda. Saat ia pindah ke KTM, ia langsung frustasi. Karena jelas RC16 adalah sebuah motor baru yang dikembangkan tanpa referensi solid sebelum Dani Pedrosa masuk. Zarco butuh kestabilan karakter motor untuk bisa tampil seram.

Taufik of BUitenZorg | @tmcblog

 

34 COMMENTS

  1. Battle dia yg kemaren emg mantep bgt sih,, gw yakin juga itu melibatkan harga diri Zarco yg ga mau di salip Katemi utk kedua kalinya,

  2. Ijin brtanya wak, bbrp kali zarco dinilai melakukan ‘irresponsible riding’.

    Apakah ini ada hubungannya dgn gaya membalap yg ‘smooth’ dikombinasikan dgn krakter motor yg ‘liar’? Apakah kombinasi itu yg bikin racing linenya agak sdikit berbeda dri pmbalap kbanyakan?

    • Mungkin juga ya..gaya balap masih bawa khas Yamaha tapi dia lupa lagi di atas motor Ducati, makanya pas dia di seruduk oleh Morbido yang masuk jalur racing line nya Morbi

    • Pointny apa deh wkwk?, Emang zarco & F1/4 punya sikap yg sama dengan macron terkait isu kmrn? , Jgn lah dibawa bawa kesini bro soal itu, fokus aja ngomongin ranah teknis / kompetisiny

    • Sebenarnya gue juga ogah pake HP China sebelum China nyelesain masalah Corona yg dimulai dr negara dia,sayangnya gue cuma punya HP China ????

    • aneh bat kalo bukan sarkasme ini komen.

      yang ngeluarin kata2 macron kenapa produk prancis atau prancis yang di boikot.

      kata2 presiden tentu tidak mewakili semua manusia dalam negara itu. ga usa jauh2 emang semua rakyat 62 akuin jokowi sebagai wakil nya?

  3. Mungkin gaya nikungnya alex marquez juga sama kaya zarco kali ya, keliatan mulus banget gak sering* ngeslide kek abangnya atau motor* v4 lain, liat aragon 1 aja dia masuk tikungan bisa lebih dalam dibanding rins, apa pengaruh ban michelin musim ini yg malah buat motor bermesin v4 bisa nikung tanpa harus sliding ban belakang ?

  4. yg komen bawa2 masalah politik karungin aja sih..

    weh si Jarwo.. btw AM73 sebelom crash sempat struggle overtake Jarwo, menarik karena mereka berdua sama2 membawa V4 dengan cara berbeda seperti lainnya.. walo Jarwo ketolong sama spek motor peninggalan Lorenzo..
    tp yg paling menderita tentu aja Dovi, dari yg tadinya contender serius buat jurdun jadi kudu siap2 legowo misal gak bisa lg bersaing poin dgn Mir & Quarto..

  5. Kata Gigi ke pejabat Ducati lainnya :”gw bilang juga apa,udah dapat Lorenzo malah kagak Lo pertahanin,sekarang mau gw dekatin lagi lu pada kagak ada yg mau dukung,jangkrik!”

  6. Wak knp dlm 2 hari ini buka tmc.blog, trus buka artikel ketutup iklan dulu..
    Ane pakek gugel crome, Sebelumnya ga pernah, dan ga pernah juga buka2 web boke*p

  7. 2019 mesin v butuh grip ban belakang lahirlah sendok udara. 2020 kelebihan grip karena ban makin lengket. Tuh sendok masih di pake. Tp suspensi minta baru ke solihin yg ga begitu grip maybe kmrn kmrn? Walhasil pertengahan musim hodna dan am73 bisa tune in. Cmiiw.

  8. Kalo liat ducita, dari beberapa tahun lalu yang terus mendapat “kemudahan”, sekalinya dilemahkan susah improve. Tapi pas liat yamaha yang beberapa tahun ini kesusahan dan sekalinya dapet kemudahan langsung jadi tittle contender.
    Ini sepertinya bukan masalah SDM, tapi lebih ke ego untuk tetap menampilkan “ciri khas” brand pada kompetisi

  9. performa nya juga masi naik turun abang Z
    jadi kalo dibilang tidak bermasalah ya ngga juga si. point juga masih kalah kan sama 3 pebalap D lainnya

    mungkin khusus aragon seri 2 kemarin ini iya kali tidak bermasalah karena nemu feeling/ setup

  10. Lalu analisa alex marquez gmn wak kan sama mesin v4 tp dia dari moto 2.awal2 seri dia kan amsyong papan bawah trs tp bbrp seri terakhir dia moncer

  11. Iya, mantap banget mereka ya brohh. Emang ajib ajib lulusan i4. Pokoknya gue ikut ape kate lu dah. Nyang mane nyang hebat kate elu, gue ikut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP