TMCBLOG.com – Memasuki summer break, setelah delapan dari total 20 Grand Prix musim MotoGP 2023, enam pembalap Ducati baik yang dibekali GP23 maupun GP22 berada di 10 besar Kejuaraan Dunia MotoGP, dipimpin oleh juara bertahan Pecco Bagnaia. Mereka bergabung dengan dua pembalap Red Bull KTM Brad Binder (4) dan Jack Miller (7), pembalap pabrikan Aprilia Aleix Espargaró (8) dan bintang Yamaha, Fabio Quartararo di posisi kesembilan. Honda ke mana?

Pembalap Honda terbaik adalah Alex Rins di posisi ke-13. Walaupun secara manufaktur Honda berada di atas Yamaha, namun dengan jumah pembalap yang mereka miliki serta potensi kemampuan finansial yang bisa mereka gelontorkan, Honda bisa dibilang berada di posisi paling bawah dalam hal kekompetitifan kalau begini kondisinya. .

Para insinyur kami harus tinggal di Eropa dan tidak dapat mengembangkan sepeda motor seperti dulu, [seperti] di masa lalu. Pabrikan Eropa telah bekerja secara agresif dalam beberapa tahun terakhir dan telah mengambil banyak risiko. Risiko berarti Anda bisa membuat kesalahan. Tapi mereka menerima itu. Tradisi Jepang mungkin lebih konservatif.”

“Berdasarkan hasil, jelas bahwa mereka mungkin harus mengubah sedikit pendekatan. Mereka memiliki hal-hal yang sangat bagus, tetapi mereka mungkin perlu lebih responsif daripada biasanya. Lebih sulit untuk menjadi cepat ketika Anda berada di Jepang dan tidak di sini, di Eropa. Tapi memang benar: kami harus berusaha lebih cepat dan bereaksi lebih cepat.”

Terlepas dari poin  yang disampaikan oleh Alberto Puig, sepertinya HRC memang butuh merevolusi cara mereka berkomunikasi, melakukan riset pengembangan motor dan juga cara pendekatan terhadap format baru balapan di setiap akhir pekan mereka. – @tmcblog

43 COMMENTS

  1. Kayanya artikel aslinya bukan begini dah.
    Lebih kepada puig mengkritik pabrikan jepang hodna sama yamama yang mana masih melakukan pendekatan pengembangan motor secara berbeda dibanding eropa. Pabrikan jepang lambat karena insinyur mereka harus bolak balik jepang dan eropa, ditambah kasus covid mempersulit mereka karena jepang melakukan pembatasan kunjungan terhadap orang asing.

    Btw sempet ada usulan kan pabrikan jepang mendirikan atau memindahkan tempat riset mereka ke eropa. Kaya di F1 toyota bikin tempat riset di jerman dan hodna juga punya. Penyatuan divisi racing roda 2 dan 4 dibawah haerce kirain bakalan mindahin tempat riset ke eropa.

  2. Ngomong udah kayak orang bener 😏 si Puig

    Yang harusnya di ubah yaa posisi elu !! Prestasinya kaga ada, pemilihan Pebalap kaga beres, komunikasi ke Pebalap buruk !! Dani Pedrosa contoh besar gak bergelar jurdun MotoGP hingga akhir masa bakti karena komunikasi Puig yang gak beres bikin mental hancur

    • Ah diulang ulang terus nih si DaPed, bosen ah bacanya,, kalau gak dipecat berrti mah masih bisa kerja, yg pasti Bosnya Honda lebih pinter klo milih orang, mungkin aja Honda tu lg ngepoor aja, ya kan ya kan, “biar fansnya honda bisa keluar goa bentr”

      • Yoi yang bilang bosen mah kaga ngerti Pedrosa itu anak kesayangan Puig dulunya waktu masih bocil, bahkan Casey Stoner di acuhkan ehh tau tau malah Stoner yang jurdun MotoGP wkwkw

        Titik stress Puig ketika HRC sadar Pedrosa tidak seheboh yang digemborkan Puig akhirnya.. Puig di mutasi ke scouting Asia Talent Cup wkwk agar Pedrosa rileks, ehh Puig balik ke garasi Repsol Honda team, malah bikin gak nyaman Pedrosa berakhir pensiun juga, belum puas sampe situ Puig berstatement Pedrosa gak ideal jadi Test rider, ehh di comot KTM … Untuk bantahan umongan Puig

  3. Dulu Ducati kena kritik habis-habisan oleh Vale di era Preziosi bahkan Lorenzo belum lama ini. Saya yakin sih ini sedikit banyak mengubah pola pikir Ducati (dan mungkin pabrikan lain) soal gimana merespon feedback pembalap. Sesederhana meminta bantalan di “tanki” untuk menunjang ergonomi saat balapan.
    Lucunya adalah saat itu Lorenzo justru menilai Honda jauh lebih gercep dibanding saat masih di Ducati. Ini tu belum lama loh, baru sekitar 2019 lalu yekan.
    Artinya mungkin pelayanan pabrikan yg dulunya dianggap sudah gercep itu ternyata masih belum segercep pabrikan yurop saat ini. Ya gausah jauh2 sih, sekarang pelayanan kurir paket yg dekat dengan keseharian kita aja udah jauh lebih baik dibanding 3-4 tahun lalu kok. Bisa jadi Japanese emg ga ada progress.

    Itu baru ngomongin bantalan lutut, belum yg lain ….

    • Bukan itu yg di maksud puig, itu hal minor kaya bantalan tangki. Tanpa harus ke jepang bisa dibuat. Yang dimaksud puig adalah pengembangan motor keseluruhan kaya riset sasis, aerodinamika itu harus dibuat dijepang. Karena insinyur mereka mayoritas di jepang. Coba aja perhatiin pabrikan jepang itu jarang ada bentuk winglet atau aerodinamika terbaru yg bener bener mereka ciptakan sendiri bentuknya. Karena yah hal itu tadi ribet karena harus ke jepang dulu, makanya cenderung kopi bentuk pabrikan yurop yg mereka bikin dimarkas tim tanpa harus ke jepang.
      Contoh terbaru kaya haerce yg kerjasama bareng kalex itu salah 1 nya untuk efisiensi riset karena tanpa perlu ke jepang. Tapi nyatanya dari markas kalex malah harus dibawa ke jepang dulu sebelum ditest di jerez.

  4. Sayang fasilitas pengembangan mesin F1 di inggris udah dilepas,gegara keputusan CEO sebelumnya

    Ngontrak ke tempat fasilitas Lawrence stroll aja

  5. Artinya apa? artinya pabrikan yurop banyak belajar, sementara pabrikan Japan di situ2 aja. Minimal Duc-Ap-KTM manfaatin betul bantuan celah regulasi yg mereka dpt. Ga sekedar ongkang2 kaki saat Japanese kena nerf motor dan jokinya.

  6. Nanya nih, emang kenapa harus pada move ke eropa deh ? apa karna sirkus motogp kebanyakan di sirkuit eropa jadi biar lebi banyak dites di sirkuit sana ?

    • Salah 1 nya karena lebih banyak lomba disikuit eropa. Pabrikan eropa itu lebih efisien pengembangannya karena mereka stay di eropa dan di test di eropa sendiri. Sedangkan jepang itu harus bolak balik jepang eropa, ketika ada kasus jepang melakukan pembatasan orang asing masuk ke negara mereka yah mati lah risetnya.

      Maksudya puig itu mereka bisa meniru pabrikan jepang yg turun di F1, riset di markas mereka di eropa tanpa harus bolak balik ke jepang.

    • karena lama kalo kirim update part baru (katanya)
      kalo updatenya berupa software kan gampang ngirimnya 😏

      • nah mungkin tradisi lama jepang sebatas gercep soal delivery software2 ajaib yg diinstal ke otak super canggih

    • Transfer barangnya jg bisa lebih ekonomis dan cepat karena banyak yg hanya perlu lewat jalur darat, dibanding kalo dr jepang yg harus nyeberang lautan

      Diskusi online pun jg kadang susah karena beda waktu,di eropa masih jam kerja,di jepang udah waktunya istirahat dirumah,dan sebaliknya,,,jajak pendapat pun jadi tersendat

      • NAH, akhirnya kesebut transfer barang.

        Kenapa harus sasisnya dibuat di eropa, terus dikirim ke jepang buat di test, baru klo confirim dikirim balik ke Eropa ?

        Kenapa ga didesain di Eropa, terus blueprintnya dikirim dan Jepang cetak sendiri lalu ditest di Jepang ?

  7. Bikin grup WA, misal namanya Honda RCV Development, isinya Marquez, Rins, Taka, Mir, trus Puig & Kawaguchi jadi adminnya, invite orang2 workshop, management, orang-orang lama sekalian seperti Nakamoto-san, update progress tiap jam, download sticker2 bagus biar gak boring, gitu kali yak, wkwkw

  8. kondisi pabrikan jepang sekarang yang katanya minim/lambat inovasi

    tapi, nyatanya honda mau bikin sasis pakai jasa vendor, yamaha mau bikin mesin pakai jasa konsultan

    yang mereka keliatan ogah cuma di sektor ero body, kesannya cuma nunggu yang baru dari pabrikan yorup, abis itu kalo dirasa cocok baru mereka niru dengan sedikit modifikasi

  9. Lo dari th 2020 ngapaeeeennn?????????
    Netijen aja pada cerdas2 ngasih masukan lewat komentar! Lo suruh insinyur yg di jepang sono noh…suruh tinggal di eropa! Biar komunikasi enak! Meskipun komentarnya di blog ini!! Ups ..mereka baca dimari gk ya? Nasi udah jd bubur baru mau digoreng? Payah!!

  10. lha kalo infrastrukturnya d Jepun smua y ttap aja agk lmbat.. kl skedar dskusi atau biar orangnya ada gitu aja g bakal ngaruh besar..

  11. Uang diomongin Puig itu sudah basi.
    2019 Yamaha sudah lakukan dgn membentuk tim riset di Eropa yg dipimpin oleh Galbusera, mantan crew chief nya Rossi.
    2023 dilanjutkan dgn mengontrak jasa Luca Marmorini, insinyur mesin F1 asal Italia.

    Kenapa bukan insinyur Jepang yg pindah ke Eropa?
    Mana ada insinyur kelas atas, yg pastinya sdh berkeluarga, mau meninggalkan rumahnya jauh dari keluarga?
    Puig pikir perkara mudah meminta insinyur Jepang pindah domisili?
    Coba dibalik, apa mau insinyur pabrikan Ducati pindah ke Amerika supaya Ducati bisa dominan juga di AMA Superbike?

  12. Jepang mgkin akan berpikir 2 kali untuk membuat RnD di Eropa karena biaya yang di butuhkan pasti sangat besar, belum biaya kehidupan insinyur di Eropa pasti juga lebih mahal. Hasil yang diinginkan pun belum tentu tercapai, apalagi sekarang sedang perang aero dimana fasilitas pengujian tunnel angin sangat diperlukan. Apakah harus sewa fasilitas tersebut sedangkan hasilnya belum bisa dipastikan.

  13. Permasalahan ndaho sebenarnya malah bersumber dr rider utamanya sendiri alias anak emas, dengan dana melimpah harusnya pengembangan motor diambil dr rider paling netral, seperti ducati,gak malu apa ducati terkenal julukan motor celeng bisa dinaiki sm rider rookie dan bisa bersaing dibarisan depan,la haerce dihuni 2 juara dunia MotoGP kok ngebadut

  14. .Sepertinya berat… Ibarat samurai, ego,gengsi,nama besar honda dipertaruhkan jika mau tunduk dgn orang eropa.. mgkn butuh waktu, setidaknya jatuh bangunnya marc, rins dan mir menambah byk data utk riset motor

  15. Kalo emang begitu, posisi Aston Martin Honda F1 2026 bisa memacu MotoGP Honda juga dari sisi pengembangan mesin dan aero. Mungkin juga ada win win solution diantara keduanya. Tapi emang paling cepat jika menggunakan fasilitas AM di tahun 2026 dan output baru berasa di tahun 2027. Dan kalo mungkin juga Aston Martin juga punya motor basis Honda bisa si CBR1000RRR atau CBR250RR 😋…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here