TMCBLOG.com – Fabio Quartararo mengakhiri Test Sepang dengan berada di Posisi 11 dengan Lapitme tercepat ( 1:57,525 ) Yang masih kalah cepat sejauh 0,843 detik dari Pecco Bagnaia yang mengakhiri Test Sepang sbagai Pembalap Ter-ngacir. Seperti Yang sudah juga kita lihat sepanjang tiga hari pengetesan, Top-end Power dari Yamaha M1 Bisa dibilang terupdate cukup Positif. Di hari kedua Bahkan Fabio Sempat catatakan Diri sebagai yang paling tinggi Top Speednya di speed Trap Sepang . . Namun Kabarnya Fabio Masih merasa tidak full Puas dan bahkan tidak bisa tidur memikirkan Kecepatan secara Keseluruhan ( pace) yamaha m1 Bila dibandingkan dengan Kompetitornya.
“Saya senang ketika saya mencapai 1:57.5. Tapi segitu batasnya. Kami menemukan batasan ini dengan simpel. Saya melakukan empat lap dengan 1:57.5 atau 1:57.6. Namun tidak ada babak yang secara signifikan lebih baik dari babak lainnya. Ini agak sulit untuk dipahami. Apa pun yang terjadi, kami harus meningkatkannya, namun pertanyaannya adalah: Bagaimana caranya?” Begitu Fabio Sedikit menyimpulkan pada hari terahir pasca Pengujian di Sepang
Kami menemukan beberapa hal positif dan beberapa hal negatif. Akan sangat baik bagi para insinyur untuk melihat paket dan ide apa yang akan kami bawa ke Qatar. Namun kita memerlukan lebih dari sekadar perubahan setting “
“Performa mesin pasti jauh lebih baik. Top-Speednya bagus, mesin terasa jauh lebih baik. Tapi ini tentang bagaimana kita menggunakannya. Motornya cukup agresif dalam hal torsi. Faktanya adalah: Kami tentunya memiliki aerodinamis yang lebih baik dan mesin yang lebih baik dari sebelumnya. Namun kami masih memerlukan waktu untuk memahami cara kerjanya dan kami akhirnya dapat membangun grip mekanis yang telah kami lewatkan sejak 2019. “
Quartararo melihat teka-teki di Yamaha sebagai kombinasi dari beberapa faktor: “Yang kami butuhkan adalah elektronik dan juga suku cadang untuk cengkeraman mekanis. Tempat 4 hingga 8 diperebutkan dengan sengit. Kita harus pergi ke sana. Kami cukup bagus dalam hal kecepatan, seperti pada tahun 2023. Namun jika Anda memulai dari P10 atau P11, Anda akan terjebak di sana, tidak peduli seberapa kuat kecepatan balapan Anda.”
” Karena kami memiliki kecepatan tertinggi, mungkin akan sedikit lebih baik dalam duel. Tapi saya ingin berjuang untuk posisi teratas. Saat ini saya tidak bisa melakukan itu. Tapi kami akan menemukan jalan kami. Jenis pekerjaannya lebih baik, tapi jarak kita masih terlalu jauh. Saat ini kita berjarak dua persepuluh [detik] dari P6. Dua persepuluh (detik) cukup sinifikan. Dibutuhkan banyak usaha untuk menemukannya.”
Semangat inline4 terakhir
Ketar ketir…
Day 1 day 2 senengnya udah girang banget lu, giliran last day pada pecah rekor keluar lagi statement “masih kurang jauh”
Endurovr46 lebih gak bisa tidur,karena akan menghadapi masa depan yg masih terlihat kelam,untuk saat ini
Hilih, udah lah Taro, pindah Aprilia aja wes,
Tp ada yg bilang mesin inline bukanlah sesuatu solusi yg buruk utk motogp saat ini…dn yg ngmong ini bukanlah kaleng2 bang
Selama belum v4 ya mungkin auto pasrah
Mungkin sekarang pabrikan eropa lebih baik, tp itu tidak akan selamanya, dalam dunia balap itu sudah biasa.
Jangankan motogp, di dunia road race aja seperti itu, dulu satria 2t (suzuki rg) bergitu perkasa, yamaha f1zr sangat sulit untuk mengimbangi perporma suzuki, tp sekarang kebalikannya, menggunakan satria sangat sulit untuk bersaing podium, perporma f1zr begitu sulit untuk dilawan.
Dulu melihat kelas 2t begitu perkasa, apalagi kelas super pro atau kelas 150std, catatan waktu di sirkuit gerymag sudah tembus 57/lap, tp sekarang melihat catatan waktu mp1 sungguh diluar nalar, tembus diangka 55-56/lap… Bisa dikata mesin 150cc 4t bisa lebih kencang dari motor 2t, belum lagi lihat catatan waktu kelas FFA matic yang bikin merinding.
bukan yamahanya yang kalah jauh, pabrikan lain yang makin cepat
Semua pebalap yamama dan hendi secara umum nggak ada yang nyenyak tidurnya
Setidaknya yamama sudah menepati janjinya kan kotaro minami? Upgrade top speed. Kan dia dulu bilang yang dia butuhkan adalah top speed.
Kepriwe.
Duh.. Mau bangun motor trs bisa cepet dg instan…
yang penting race pace gak beda jauh, bisa step by step merangsek ke depan kalau mampu di race. kalau buat single lap kualifikasi kayaknya berat ngelawan pasukan italia
Konchi’y adalah ban.. di ban ngesilin traksi ban m1 byk spin traksi terbuang, jadi senjata m1 di speed corner.. gak maksimal.
Dan m1 ini paling pantang.. race line’y di alangin, dia hrs ngacir duluan.. mangkanya yg paling m1 ya jolor.
(Ecu inhouse)?
Benarkah itu yg quartararo maksud dari kata elektonik nya?
Atau itu hanya “pinternya kamu saja”.
Lhaaa kemarin ditulis hasil kerja marini uda mulai kelihatan Wak..
Ternyata masih zonk juga to..
Mesin sih (mungkin) udah oke. Tinggal power deliverynya aja..
Ya paling masalah lama, grip belakang yg kurang. Sebesar apapun horsepower klo penyaluran ke rodanya banyak selip, ya ga akan maksimal.
Semangat kualifikasi
Serba salah yamano, minta top spit dikasih masih aja ngeluh si taro, udahan jangan bandingkan dengan motor sebelah, mereka udah Seattle
Semangat Taroo!!!
Setia mendukungmu 😀
hmm.
balapan lancar kuncinya start di depan, karena setiap pembalap dibekali sistem bantu start, kacaunya Ymh saat ini ga bagus serangan waktu saat Kualifikasi.
kalau start di pertengahan, setidaknya 1/4 balapan harus berjibaku dulu, sementara urutan 1-3 ngacir makin jauh
Ok
mending buang aja ciki taro ini ngeluh mulu kerjanya
Pindah ke aprilia.. Era aerodinamika.. Jepang blm mampu