TMCBLOG.com – Dari balapan pertama di Qatar 2024 mengubah kekompetitifan motor karena kemudahan konsesi bukan lah seperti membalik telapak tangan. Butuh usaha lebih dan waktu lebih panjang bagi Yamaha walaupun sudah banyak melakukan ikhtiar baik dari sisi teknis maupun non-teknis termasuk memboyong beberapa ahli dari pabrikan lain (Ducati) yang berkutat di performa teknis Yamaha M1. Yamaha meningkat performanya 0,7 detik, namun pabrikan lain khususnya dari motor Eropa naik 1 detik atau lebih begitu kata Fabio Quartararo mencoba memberikan ilustrasi yang mudah untuk melihat peta kekompetitifan Yamaha di awal musim MotoGP 2024.

“Kalau boleh jujur, peluang untuk Juara Dunia untuk ketiga kalinya sangat kecil,” aku Fabio pada debrief Kamis jelang race weekend Grand Prix Portugal. “Tapi kami harus bersikap positif. Penting untuk langsung menuju Q2. Ini akan sedikit lebih mudah dibandingkan di Qatar, karena kami belum banyak berlatih di sini,” 

” . . di Qatar kami masih mencoba hal yang berbeda, kami belum siap. Dibandingkan tahun lalu kami masih dalam kesulitan tetapi (tahun lalu) kami tidak punya apa-apa untuk bereksperimen. Ini adalah apa yang kami miliki saat ini, tapi mentalitas pada workshop telah berubah, sekarang selama balapan akhir pekan kami bisa memikirkan apa yang harus diubah.” begitu Quartararo memberikan komparasi mentalitas kerja tim teknis Yamaha 2023 dan 2024.

“Kami mengubah banyak hal selama akhir pekan dan ini tentu saja merupakan aspek positif. Jika saya bisa membantu tim meningkatkan performa. Saya lebih memilih melakukannya sekarang dengan melakukan banyak hal daripada berjuang untuk satu posisi lagi.”

Lanjut secara detail Fabio Quartararo menceritakan apa saja output yang berubah sebagai buah dari sisi teknis yang berubah di Yamaha M1. “Kami telah mengubah [cara] masuk ke tikungan, dan juga tenaga yang kami miliki sekarang berbeda dibandingkan sebelumnya, persnelingnya telah berubah. Kami menggunakan lebih sedikit power daripada yang kami miliki dalam mengatasi tikungan.

“Ini adalah proses yang membutuhkan waktu, selangkah demi selangkah kami akan belajar memahami cara memaksimalkan motor ini dan seberapa besar yang dapat diterimanya. kami belajar, tim dan saya, terutama untuk meningkatkan elektronik di mana kami benar-benar jauh dari rival kami. Kami mendapat beberapa pelajaran yang sangat penting baru-baru ini di trek.” -@tmcblog

14 COMMENTS

      • Itu tahun kapan? Kan pabrikan eropa setiap tahun meningkat, kalo pun ada zuki nasibnya mungkin akan sama dengan pabtikan jepun lainnya. Cuman zuki pada saat itu punya power tinggi cornernta okee.

        • ga salah , emang lagi kasian pabrikan lain pas 2020 dirundu sial . ducati ada clash sama dovi perkara gaji jadi rider andalanya mencla mencle , honda kehilangan rider acenya afk lama kena nguber” tararo di seri” awal , yamaha mesinya cacat bagian klep jadi balapan full musim pake motor cacat . aprilia sma ktm masih nyari setingan. nah disini suzuki pinter manfaatin peluangnya

  1. Hilih, pada akhirnya ga maksa apa2 gedein power tho, diketawain Cal Crutchlow di balik paddock.
    Cal yg udah keliling garasi nyobain Desmo dan RCV, lalu balik kandang nyaris 10 tahun kemudian pun masih inget kekuatan utama M1 bukan di power. Ini si yerterday afternoon boy sesumbar, “gimme the power, and I’ll do the rest.”
    Jadi ga jauh beda sama si Pol yg jadi trojan dan bikin timnya kena kanker sampe sekarang.

  2. Kotaro Minami mungkin udah nggak fokus naik m1. Mikirin Aprilio.

    Yamama juga mungkin udah nggak fokus sama kotaro minami, lagi sibuk ngumpulin duit buat narik Martil.

    Time will tell lagh. Ciaaaooo 🤭🤭

  3. Kesempatan wildcard tist rider yg lebih banyak gak dimanfaatkan langsung sih,udah Tau jumlan ridernya cuma dua biji

  4. Nah ini kan seru. Tahun lalu tu Taro ya sehopeless itu, seakan gada yg dicoba dari yamaha buat berubah

    Kalau berapa berita kemarin, keliatan lebi optimis, lebih ada pergerakan dari Yamahanya sendiri jadi setidaknya ada yg dicobacoba

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here