Monday, 25 November 2024

Gak Mau Ambil Jalan Pintas, KTM MotoGP Siap Jika Harus Kehilangan Status Konsesi

Pit Beirer – KTM

TMCBLOG.com – Sobat sekalian, pasca kemenangan gemilang KTM di Brno, manager team KTM MotoGP, Pit Beirer berkenan berbicara dengan para jurnalis dan mengungkapkan dari sudut pandang internal KTM mengenai pencapaian project yang sebenarnya masih muda ini. Menurut Pit situasi kemenangan kemarin jelas berbeda dibandingkan dengan pencapaian podium terdahulu seperti misalnya di Valencia 2018 ketika Pol Espargaro merengkuh podium 3. Ada beberapa point yang bisa TMCBlog simpulkan dari apa apa yang disampaikan oleh Pit.

Seperti kita ketahui saat ini KTM masih termasuk pabrikan yang mendapaikan keringanan sebagai pabrikan konsesi, walaupun musim 2020 ini ada regulasi special soal mesin mereka yang sama sama dibekukan pengembangannya, namun bagi KTM (dan juga Aprilia) masih memperoleh beberapa keringanan lainnya seperti jumlah mesin yang lebih banyak dan diperbolehkan melakkan pengetesan lebih banyak sesuai dengan alokasi ban yang disiapkan oleh Michelin.

Secara umum angka konsesi menurut regulasi FIM MotoGP No 2.4.2 point konsesi berlaku 2 tahun semenjak point tersebut diperoleh. Sehingga point konsesi pertama (1 point) KTM dari hasil Valencia 2018 masih berlaku sampai sekarang dan ditambah 3 point konsesi dari hasil kemenangan Brad Binder kemarin. Maka total point konsesi KTM masih berjumlah 4, sementara batas point konsesi saat KTM kehilangan kemudahan pabrikan berstatus konsesi adalah total 6 point. So, menjelang double header Austria, KTM hanya kekurangan 2 poin konsesi lagi untuk bisa kehilangan berbagai kemudahan ini. Hhmmm apakah konsesi KTM bisa hilang di dua race Austria dalam dua pekan mendatang? Potensi itu ada sih sejalan dengan potensi podium KTM dalam race kandang mereka.

Mengenai konsesi ini Pit Beirer secara khusus mengaku siap kehilangan : “Sejujurnya, kehilangan konsesi adalah hal terakhir yang kami pikirkan saat ini. Kami mendapatkan keuntungan di awal, dan sekarang kami juga siap meninggalkan mereka. Itu berarti kami akan merebut podium lagi. Setelah itu Kemenangan, target untuk musim ini tetap sama yakni Lebih dari satu pebalap di 10 besar dan 5 besar.”

Lalu Pit sendiri memang mengatakan bahwa peran Dani Pedrosa cukup sentral dalam pengembangan KTM RC16 ini “Kritik terbesar mengenai motor kami adalah bahwa hanya Pol yang bisa mengendarainya. Kami tahu itu, tetapi kami tidak dapat mengubah situasi seperti itu dalam satu malam. Kami dapat merampingkan laptime dua detik dengan mudah tetapi, ketika Anda mencapai detik terakhir, bagian sulit sebenarnya baru dimulai. Kami ingin membuatnya (RC16) dapat dikendarai oleh semua pengendara.

Saya tidak puas pada tahun 2019 ketika Miguel dan Pol keduanya cedera. Kami membawa suku cadang baru ke trek setiap minggu, lalu hadirlah momen ketika Kami harus mengembangkan motor untuk tahun berikutnya. Kami banyak bekerja dengan Dani dan Mika, tetapi Dani memberi arah yang berbeda dari proyek (ini), bagi Frama kami, suspensi, dan bahkan mesin. Tentu saja, kami mengambil teknisi lain, tetapi Kami tidak pernah meniru. Motor (2020) sepenuhnya berbeda dibandingkan tiga tahun sebelumnya. “

Lalu Pit menjelaskan lebih detail bahwa kelebihan RC16 2020 dibandingkan RC16 2019 adalah motor baru kuat pada sisi pengereman. Namun motor 2020 masih punya masalah di soal understeering yang mengakibatkan pembalap lebih telat buka gas saat mau keluar tikungan dan ini benar-benar menghabiskan laptime. Namun begitu Pit dan KTM sangat percaya diri dapat mengatasi masalah ini dengan cara optimalisasi di sasis dan suspensi. Mengenai kedua hal ini Pit mengatakan bahwa KTM merasa lebih beruntung memiliki sasis dan suspensi (WP) yang diproduksi secara inhouse ” . . . Kami tidak perlu menunggu orang lain untuk mengembangkan komponen ini. Kami melakukan semuanya sendiri. . . . “

Pit Beirer pun menjelaskan kenapa sampai sekarang KTM tetap setia dengan sasis baja turbular. “Sasis tubular tidak pernah kami ragukan. Ini bukan masalah marketing. Kami memiliki pengetahuan mengenai hal ini. Kami telah belajar membuatnya, dan sasis turbular ini tiga kali lebih kaku daripada aluminium, dan bahkan lebih ringan. Kami perlu memahami cara mencetaknya. Memanfaatkannya. Aluminium atau baja, tidak ada bedanya. Anda harus memberi pengendara fleksibilitas yang dia minta, baik feel bagian depan atau belakang. Sekarang kami memiliki platform untuk masa depan. Jika tidak, mana mungkin bisa menang dalam MotoGP. “

Tidak ada Jalan Pintas menuju kemenangan

Yang juga menarik adalah jika pabrikan-pabrikan lain mencoba mengambil jalan pintas dalam pengembangan dengan cara menarik dan membajak para engineer elektronik terutama yang ngerti Magneti Marelli, namun tidak bagi KTM. Mereka bahkan lebih memilih untuk merekrut ahli elektronik dari McLaren Formula 1. Mengenai strategi anti-mainstream ini Pit menjelaskan  . . .

“Kami menghormati Dorna dengan tidak mengambil orang Marelli dari mereka. Tentu, pada satu titik, akan menguntungkan memiliki salah satu dari mereka, tetapi, seperti yang saya katakan, tidak ada yang namanya jalan pintas dan, pada titik tertentu, banyak hal yang terjadi. MotoGP saat ini terkonsentrasi pada pengelolaan tenaga. Kami memutuskan untuk menggabungkan orang-orang dari dunia sepeda motor dan pakar F1. Kami harus melakukan pekerjaan dari awal, dan kami mempercayai seorang insinyur dari McLaren. Dan ini orang segera membawa kami ke tingkat yang lebih tinggi. Sepeda motor dan mobil memiliki masalah yang berbeda, Namun Formula 1 memiliki tingkat pengetahuan tentang elektronik yang berada di posisi puncak untuk motorsport. “

Pit Beirer sendiri mengaku kepercayaan dirinya akan KTM memuncak ketika sosok Rookie seperti Brad Binder di GP Jerez sempat mengatakan kepadanya : ‘Pit, I had the best bike on the track.’ Menurut Pit, jika seorang Rookie memberi tahu hal-hal seperti itu, itu menghilangkan banyak keraguan tentang daya saing KTM. Wahhhh race di Kandang bakalan menarik nih  . .

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

91 COMMENTS

    • “Kami ingin membuatnya (RC16) dapat dikendarai oleh semua pengendara”

      wabilkhusus teruntuk honda, MM93 cedera, Honda jadi team papan bawah

  1. Lagian KTM udah punya semua kebutuhan untuk jadi papan atas, test rider jempolan, teknisi yg makin matang skillnya, dan rider yg haus kemenangan kaya Binder dan di satelit ada Lecuona yg biarpun masih belum konsisten tapi keliatan itu anak layak naik motor buas. Aprilia sebenernya dgn sdm alakadarnya jg hampir bisa mendekati papan atas, cuma kurang senjata aja. KTM udah sangat layak dicopot status konsesinya. Malah kalo H ga pernah podium gw rasa mereka layak tuh masuk konsesi wkwkwk canda yak epbeha tercinta

    • Aprilia pake holeshot device ga sih? Lihat kemaren Aleix Espargaro? Startnya gila banget, kalo ga kehalang isa langsung kedepan tuh…

      • sayangnya, aprilia seperti kurang dana, untuk pengembangan & kontrak rider test ataupun pembalap yg memang mumpuni, setiap race awal2 bisa bersaing tapi ditengah sampai akhir mulai kedodoran.

        • Iya makanya saat mereka dapet pembalap bagus diskonan pengembangan langsung pesat, sayangnya malah si pembalap yg jadi tumpuan utama kena masalah. Kalo Aprilia punya dana lebih mungkin bisa buang Smith dan Espargaro yg gitu2 aja diganti sama talent lain.

      • Wkwkwk sekarang doang doi mepet2 karena gw lagi bahas minusnya H, ntar giliran gw bahas minusnya Y lagi jg dia bakalan musuhin gw lagi

    • Aprilia itu nggak full factory.
      Istilah saya masih semi factory.
      Karena masih ada kepanjangan tangan gresini disana.

      Saya nggak begitu paham, tapi mungkin dari segi kebijakan, baik itu teknis maupun non teknis sedikit banyak mempengaruhi perkembangan prestasi mereka di lapangan.

  2. KTM saja prinsipnya sama seperti Yamaha dan Ducati “ingin supaya motornya bisa di kendarai semua pembalap.

    Lah Honda malah kebalik, cuma 1 pembalap yng bisa ngendarain RCV, sepertinya Honda mencari jalan pintas…sepertinya sudah tercium bau aroma Superbody di dalam RHT

  3. Ternyata filosofi pengembangan motornya terbalik ya sm Honda…
    Sama2 dikeluhkan motor hanya bisa dikendarai rider tertentu saja, tp penyelesaian masalahnya beda, kalo KTM bahkan untuk RC16 2020 dikatakan sm sekali baru oleh Pit, tentunya atas masukan test rider jempolan mereka, dan hasilnyapun terlihat kekuatan motor KTM merata untuk 4 pembalapnya
    Tp kalo Honda sptnya ngotot yg penting Marquez bisa nunggangi, pembalap lain belakangan, dan hasilnya ya ky yg skrg terjadi…

    • Dan perinsip Hoda sekarang beda dengan Honda dulu, kalo Honda sekarang prinsip nya mencari jalan pintas, yng penting beres, ga mau pusing…hehehehe…

    • Ditambah lagi pembalap yg alakadarnya itu, kecuali cc35 yg agak mndingan..
      Liat aja setelah satelit dovi & mendiang ms58, mana àda lagi bibit yg bagus..
      Mulai dari bradl, rabat sampe nakagami, pada nanggung. Giliran ada yg bagus tapi belum mateng malah dibuang macem miller, morbidelli (klo kata beye, lagi bagusnya sekarang), atau bautista yg masuk ke honda pas lagi ramenya motogp (dalam arti sesungguhnya gara” open class atau crt)..
      Ga jelas sih emang parameter pencarian bibitnya..

      Just my opinion..

      • Soal talent scout gw angkat topi sama KTM, mereka jempolan bahkan alasan awal turun dan bikin sasis di moto2 ya buat jembatan talent moto3 mereka biar siap ke motogp. Cuma secara teknis ga menguntungkan aja makanya mereka skrg lebih pilih kasih duit ke Aki Ajo buat beli Kalex. Dan mereka pilih pembalap murni dari skill ga liat paspor, makanya Iker Casillas yg masih seumuran anak lulusan SMA ditarik, dan kalo lu liat pembalap mereka sekarang kewarganegaraannya beragam mulai dari Portugal, bahkan Afrika Selatan. Ga kaya tim nganu yg harus Spanyol tapi akhirnya konyol. Binder kalo ga ada KTM pasti nasibnya bakal kaya Luthi bakatnya abis gitu aja kemakan usia di kelas intermediet karena ga laku bcos paspornya ga mainstream. Sekarang aja orang liat ke Binder, padahal dari dia di moto3 aja udah keliatan tapi jarang diambil. Pada lebih pilih Rins, Mir, AM73, Vinales. Binder beruntung ada KTM yg liat bakatnya ga peduli paspornya.

        Tim lain? Ambil jadi aja sih kebanyakan. RHT ambil jadi lulusan Telefonica (Pedrosa), proven stray kid (Stoner), titipan Repsol (Marquez), Yamaha ambil barisan sakit hati (Rossi), pembalap terbaik GP250 di masanya (Lorenzo), dst. Suzuki cuma ambil bakat bagus yg ga laku sama H dan Y, dapet Rins, Mir. Aprilia? Yg penting murah bosss mau udah botak kek, udah afkir ga pernah sekalipun menang tapi belagu kek, bagus tapi pakboi kek, siapa aja yg penting mau naik rsgp.

        • @ganti Redbull nya emang ingin mendunia. Jadi ga pilih kasih ama negara tertentu. Makin ngetangkul banyak negara makin bagus branding

        • Sayang bener itu rsgp padahal dipakenya belom sampe godek2 apa sliding sliding ban belakangnya….
          Ettt dah ada kek pembalap anggresif
          Bawa tuh motor…

    • Honda RC211V semua pembalap honda di papan atas, tapi M1 rossi sendiri yg juara dunia. Sampe jorge dateng baru M1 bisa di papan atas selain rossi, sekarang M1 bisa di pakai semua pembalap tapi cuma marc yg juara dunia. Jadi mau ngejar juara dunia atau cuma papan atas aja kaya ducati 3 tahun terakhir ini.

  4. Bentar deh masalah jalan pintas.
    Wp rekrut beberapa teknisi ohlins yang kemarin. Untuk nengohlinskan wp itu termasuk jalan pintas gak sih ?

  5. @Ceker Mengutip “ini baru real su ltan, 4 motor pabrikan, bikin suspensi sendiri, . . . ”

    Sebelum tahun 2010 Honda juara dunia pakai suspensi sendiri (Showa) loh. Sebetulnya pakai suspensi dari group perusahaan sendiri bisa dilakoni Honda, seperti halnya KTM. Cuma, karena brand yang se-sultan Honda [kata para fansnya loh ya] gak sabar-an pengen cepet2 kompetitif raih juara dunia.. Makanya waktu itu mereka ambil jalan pintas dgn beralih ke Ohlins di 2010 (kalo gak salah inget 2009 pertengahan Dani udah pake Ohlins).

    • Buat akselerasi juga WP rekrut orang ohlins buat desain suspensi WP bisa kompetitif di GP, hal yang sangat lumrah rekrut ahli ato ekspertis di dunia profesional

  6. Iya bang Nugi, waktu honda beralih ke ohlins, Honda membajak 3 insinyur Yamaha sekaligus, insinyur sasis, insinyur ahli suspensi Ohlins Yamaha, dan insinyur elektronik

    • Kalo tanpa bajak mungkin bener, tapi trik KTM bangun tim balap persis Honda yaitu comot orang bagus dari pabrikan lain. Gigi kalo ga karena alasan nasionalis jg gw rasa bakal masuk Honda atau KTM.

  7. ambil teknisi org juga bukan jalan pintas,

    karena belum tentu cocok dengan karakter motor baru yg ditanggani.

    karena butuh penyesuain dengan karakter msg msg produk, dan ini waktunya ngak bisa diprediksi.

    beda jika motor yg ditanggani itu jenis motor yg sama, brand yang sama,

    itu baru jalan pintas

  8. Rangka tubular besi, suspensi wp dipake semua motor ktm. Semua.
    Mau ditaruh dimana muka bos2 ktm klu motor prototipenya pake twinspar sama ohlins. Itu semua marketing bro. Perlu pembuktian lebih jauh buat bilang sasis tubulat & suspensi wp > twinspar & ohlins.
    Baru sekali juara seri udah kaya juara dunia. Itu cuma euforia sesaat.

    • Nah ini setuju bgt,baru juara seri sekali dan efek sdh test duluan di sircuit brno,jd belum tau ke depan disircuit yg blm test privat bisa konsisten apa kagak,di tambah mamakez belum turun.

  9. Q20 seperti dilahirkan sebagai anti m93. G ada takut²nya sama sekali. Tapi kejutan di ceko, membuat ktm sebagai anti Q20. Q20 yg sebelumnya tenang, mulai race weekend ini akan mulai khawatir.

    • Ga ada anti-antian…. Kalo pun ada MM. MM vs others, bukan MM vs FQ.

      Saat click FQ, Vinales bisa ngalahin MM berdetik-detik. Dovi n Rins di duel last lap. Kalo ada yg kurang dikit aja, mereka langsung melorot. MM tetap disana. Makanya dia jurdun 2016. Saat kekuatan team relatif merata, dan asa banyak juara seri.

      Tapi ga ada satu sosok sentral anti MM. Apalagi udah didefinisikan itu FQ. FQ aja belum pernah menang saat Marc masih balapan sampai finish.

  10. saya malah berharap ktm bisa kehilangan konsesi mereka yg artinya mereka bisa terus kompetitif seperti suzuki skrg yg sdh mulai keliatan hasil hasil positifnya..

    akan sangat baik utk pabrikan menjadi kompetitif dan akan sangat memalukan (seharusnya) klo tim pabrikan punya status konsesi berkepanjangan artinya anda dianggap tdk kompetitif

    SEMANGAT KTM saya mendukung anda kompetitif..

    saya pedrosa tdk mau ambil opsi wildcard utk turun klo saja dia mw maka kita akan bisa melihat hasil kerja nyata dia atas motor pengembangannya langsung

  11. Konsekuensi, sesuai aturan.
    Biar lebih berkembang dan lebih kompetitif tujuannya. Semakin banyak juara artinya pengembangan dan riset nya sukses.
    Buat tim segede Red Bull KTM yang punya banyak resource yang hi-quality macem ahli elektrik dari McLaren bukan masalah

  12. semua bsa sj terjadi dlm dunia otomotif,khususnya motogp.apa bedanya dgn transfer pemain dlm sepak bola.teknisi,crew motogp pun mnurut sy sm sj.hal itu di lkukan untuk mendongkrak performa tim.jk tdk ingin disebut jalan pintas ya jalan smart. itu lumrah krn profesional.

  13. Iya itu memang benar om, tapi fbkunyit itu selalu cuap cuap ngibul di blog klo Honda itu selalu mencari jalan sulit..preettt lah…faktanya mulai di jaman gp 4tak justru Honda itu pabrikan yng paling sering mencari jalan pintas, disamping karna banyak uang pabrikan sultan sih jadi ga mau ambil pusing…

  14. Tararo harus juara di austria tak peduli dari luar terlihat biasa aja, buat meringankan beban,pembuktian 🙂
    Salam tubular buat pak gigi 🙂

  15. Saat Rossi dan timnya pindahan dari Honda ke Yamaha…apakah itu bisa dibilang menempuh jalan yg sulit Wak bagi Yamaha?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP