Wednesday, 27 November 2024

Rekap Championship Pasca MotoGP Alcaniz Aragon 2 Musim 2020

TMCBLOG.com – Untouchable atau tak tersentuh adalah Kata Kata yang mungkin pasa untuk menggambarkan Franco Morbidelli di Seri Aragon 2 . . .  Gaya Ridingnya begitu Smooth dan Indah di atas Yamaha M1 ketika sedang dalam Ritmenya yang membuat tmcblog sendiri berguman, jangan jangan Dia lah Penerus utama Butter Hammer Jorge Lorenzo yang banyak ditengarai sebagai gaya riding yang paling Klop dengan Yamaha M1 yang merupakan Motor Paling balance se grid MotoGP. Terlebih lagi Pilihan Ban Medium – Medium nya seakan menyempurnakan hasil bagus yang sebelumnya sudah diperoleh di Race MotoGP Aragon 1 sepekan sebelumnya. Patut diketahui Franco menggunakan ban ini pada Setup Race pace FP4 sehari sebelumnya dan race pacenya kala itu sudah kelihatan 0,3-0,5 detik lebih baik dari race pace Fabio Quartararo  yang juga sempat mencoba Kombinasi ban yang sama.

The last of The Mohicans, Crashnya Takaaki Nakagami dan Alex Marquez Bukan hanya membuat Honda kembali step-Back, namun juga membuat tak ada lagi Pembalap yang selalau finish top 10 di grid Start. Sementara Finish Podium Buat Suzuki membuncahkan sinyalemen bahwa kemungkinan besar Juara dunia MotoGP 2020 akan Sangat sangat sangat ditentukan oleh yang namanya Konsistensi . .

pasca race MotoGP Aragion 2 Alcaniz, Joan mir semakin menjauh dari kejaran fabio Quartararo. Jelang tiga seri terakhir Mir unggul 14 Point dari fabio dan Ia raih ini tanpa kemenangan Seri satu pun di 11 seri yang telah diselenggarakan. Mir Tetap Unggulan Utama Juara Dunia 2020 ini. Sementara memang agak membingungkan melihat Performa Fabio Quartararo yang pada dasarnya di Dua race awal mengumpulkan 50 point ( rata rata 25 point per race ) , namun di 9 race selanjutnya hanya mengumpulkan 73 point saja ( rata rata 9 point per race ).

Sementara itu pada dasarnya Jelang 3 race seri ke depan masih ada total 75 point yang diperebutkan. itu artinya secara matematis kemungkinan Juara masih berada di tangan Joan Mir sampai Posisi 14 Johann Zarco. Valentino Rossi sudah Confirmed diluar Kemungkinan Juara dunia di 2020 ini. Dengan kemenangan di Aragon 2 ini Morbidelli berhasil menaikkan Posisinya menggantikan Posisi Dovizioso dan hanya berselang 25 point saja dari Joan mir.

Yamaha Berhasil menjauh dari Ducati dalam perebutan gelar Championship Pabrikan/ Manufaktur yang dari awalnya 23 point menjadi 37 Point. Di Championship team, Yamaha Petronas yang pembalapnya memenangkan race di Aragon 2 ini harus mengakui jaraknya dari team suzuki Ecstar jadi malah menjauh dari awlanya 4 point ke 7 point pasca duo Suzuki finish dua duanya di Podium. Sementara itu Quartararo yang hanya memetik point 8 tidak banyak bisa membantu Yamaha Petronas dalam fightnya dengan Suzuki

Dengan dnfnya baik Brad Binder dan Alex Marquez, Posisi Best Rookie sementara tidak jauh berbeda dibandingkan Akhir pekan lalu, yang membedakan hanyalah Iker Lecuona yang mendekat 7 point ke Alex dan Brad jelang 3 race pada Bulan Nopember 2020 nanti.

Dengan Crashnya nakagami dan DNF di lap Pertama Maka Posisinya turun ke P3 pembalap Independent / team satelit terbaik 2020 sementara. Quartararo Masih memimpin 11 Point di depan Morbideli yang kembali baik ke posisi dua. Sementara itu Karea tak satupun baik Miller dan Pecco yang torehkan Point di race Aragon 2 ini, Petronas Yamaha SRT kian mantab meninggalkan Pramac Racing dengan 107 point dari awalnya 74 point. Sampai berjumpa di artikel analisis sob  . .

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

114 COMMENTS

    • wah berat kalo udah ngomongin cocok-cocokan.

      Saya pegang Morbi aja deh kalo gitu. Resep butter-hammer udah diajarin oleh kakek Ramon. Sementara Vinales justru ‘membuang’ Ramon (?)

      Padahal riding style tsb adalah koentji kentjang di atas M1.

      • Sy lihat Morbi yg sekarang berbeda sekali dengan Morbi yg dulu. Gaya balapnya agresif, progres On lap nya bagus. Sekarang lebih mengalir, mengambil tikungan lebih halus. Race pace nya konsisten! Kombinasi yg pas antara Morbi, Ramon Forcada dan M1

    • Awal musim sempat jagoin FQ, tp koq mangkin kesini semangkin daripada mlempem. Yawis ganti #FrankySaysRelax.
      Biarpun sijuki mo jurdun bomat. Ekekeke

    • agendanya menangin quartar karna si tartar di dukung tim petronas yg joss di F1 jg.. (cucoklogi ga nymbng wkwk)
      tpi apa daya si tartar ngempos jd nya tim kalem ga bnyak cing cang cong malah merangsek kedepan hoahahahaha :v

  1. Mir pasti masih penasaran banget kok podium pertama ini susah banget sih. Start front row udah, ngevoor juga udah. Eh lha kok malah Rins udah dapet podium pertama.

    • Tapi seengganya masih bisa nabung poin dan finish didepan top5 (taro,vinales,dovi,taka), sekarang malah nambah franky sama rins yang masih dalem radar kontender jurdun.
      Adaptasi jadi kunci buat siapapun jurdun diportimao imo

        • hahah itu bahasa gaul kawan, biar lawan fokus juara seri padahal itu strategi, krn setiap pembalap tau point itu paling penting.

      • Tidak masalah selama bisa menjauhkan jarak hingga mendekat >25 poin..
        Walau morbi mendekat.. namun vinales dan qutarato menjauh…

  2. ternyata mir lbh konsisten dri taro, kalo am ama mir kayanya sepadan nih secara skill, am blm konsisten aja…kaya rins kemaren2 skrg dah mulai konsisten nih rins…mantap lah…tahun depan mudah2an jurdu deh rins…

    liat am salip2 an ama jarzo mantep jg, kalo mir sekali salip langsung jauh…

  3. Franco Morbidelli…. Ambil tikungan dan keluar tikungan tanpa godeg godeg..lembut sekali.. dan pilihan ban medium medium pas sekali..untuk long run..

  4. tetep keliatan perbedaan antara GSX RR dgn M1 saat keluar tikungan, si GSX stabil tanpa godek2 sementara berbanding terbalik dgn M1 yg keliatan bgt godek2 nya,,
    btw, apa alasan wak haji menyebut M1 sbg motor paling balance se grid wak ?? bukannya malah si GSX ya ??

    • Mungkin jadi motor balance kalo dgn riding style yg tepat seperti wisman dan Mjolnir,kayak RCV akan jadi motor balance yg kuat di segala sisi kalo bawanya to the limit kayak Marc markus

      Sedangkan GSX mau pake gaya apapun dia tetap balance

    • ya itu dia…. Tumben Michelin sesuai kodrat
      bahwa medium-medium Morbi akan berbuah manis. Sedangkan soft nya Rins gitu-gitu aja malah makin menurun.

      Padahal biasanya ghaib Michelin ini.

    • Motor paling balance dengan riding style yg pas maksudnya bro. M1 dengan Butter Hammer ala paduka Hohe. Di artikel terdahulu sudah pernah dibahas bahwa karakter M1 tidak bisa dibawa agresif dengan buka gas penuh kemudian Hard braking/late brake

    • Banyak faktor bung, kecuali ini balapan drag race. Balapan drag race hasilnya juga dipengaruhi banyak faktor.

      Pertanyaan aneh dari seorang pengamat motogp. Atau pertanyaan yang sebenarnya meledek oleh seorang fans merk akut

  5. Ramon Forcada emang berkualitas,mungkin Vinales emang kualitasnya aja yg ampas jadi ga cocok dgn kru chief se-berkualitas seperti opah Ramon

    • Logika aja, waktu GSX masih awal pengembangan, sebenarnya udah dapat tuh kecepatannya. Toh MV12 bisa menang. Beberapa kali bersaing untuk 5 besar. Tapi mungkin ngerasa punya skill lebih, ya akhirnya Sijuki yg dianggap ampas. Tapi penggantinya, Rins, ternyata lebih baik dan nyalinya lebih gedhe. Teamwork nya menurut ane paling bagus se grid. Mungkin emang sering koleps pikiran tapi dia adalah teammate ideal.

    • Ramon mungkin satu dari entah-berapa-orang yang menyadari bahwa mesin inline + twinspar + butterhammer adalah satu paket. Kesuksesannya duet dengan Hohe Hoheho jadi pengalaman, dan setup tsb. seakan udah jadi pedoman / kitab suci.

      Dia ngajarin itu ke Vinales semenjak mereka bekerjasama. Sayang gak berjalan mulus. Keduanya sama-sama batu. Rumornya sempat saling diem-dieman. Race buruk Vinales langsung menyalahkan. Sadar gak ada lagi yg harus dipertahanin dari hub. mereka berdua.

      Hengkang ke Petromax, dia lebih menyukai sosok Morbido, yg menurutnya mudah untuk diajak kerjasama karena Morbi tipe yg mendengarkan untuk belajar.

      Dari sini, keliatannya Ramon mau bilang perbedaan antara Vinales dan Morbido.

      • Kalau udah jadi legend kek simbah rosidin gw paham kenapa dia keras kepala dan mungkin yaaaa arogan dikit2.
        Tapi kalau baru sekedar juara seri terus gamau mendengar masukan crew-chief, akhirnya ya timbullah kamikaze konyol kek di Austria. Portimao nanti nunjukin siapa yang punya raw talent paling besar. Dengan data yang minim, jelas lebih melibatkan skill sama intuisi yang tajam dari sembalap.

    • asal tau aja, itu pabrikan klo dibilang sunat RPM mreka ga bakal trima seolah2 mreka bego bgt smpe ga bsa nentuin kualitas metal yg kuat buat motornya..
      dan itu pabrikan bakal mencari cara biar ga potong rpm entah pendinginan di bkin joss ato apalah..

      dan emng nyatanya mreka ga potong rpm.. kan udh dijelasin di post sebelum2nya :”v

  6. Knp setiap pembalap yg menang dengan M1 musti disamakan dengan Lorenzo?dulu Vinales,taro,skrang Rossy.
    Marques pun kalau pakai M1 saya yakin juga akan sehalus Lorenzo

    • Simpel, karena Lorenzo bukan alien. Tapi bisa mengalahkan alien beberapa kali. Riding style nya textbook banget. Yang artinya setiap pembalap di motogp tahu banget metode/teknik balap paling basic (slow-in fast-out flowing like the wind).

      Kombinasinya jadi skill standard motoGP, mental tahan banting dan konsisten, ada skill bonus jadi developer rider.

    • Hohe orang yang fokus, punya komitmen, dan totalitas. Itu yg membuat dia spesial. Itu juga yg bisa bikin dia kayak metronom (berkaitan dengan kestabilan tempo/ritme). In fact, Hohe di atas M1 memang ritmenya luar biasa.

      Ada cerita menarik dibalik M1 dan paduka Hohe, menurut Ramon, M1 (Yamaha) ini adalah mesin yg cocok buat dia. Secara fisik Hohe bisa berlatih sekeras mungkin, namun massa ototnya tidak mengembang & menguat seperti yg diharapkan. Menurut Ramon itu sayang sekali jadi takdir baginya (Hohe). Karena itu juga-lah gaya berkendara butter-hammer paling bisa mengakomodasi dirinya untuk bisa jadi yang tercepat, yang dilalahnya butter-hammer itu cocok dengan mesin inline M1. Hubungan yang spesial, Hohe dan M1 saling melengkapi.

      Bandingkan dengan kesuksesan Rossi di atas M1, yang menurut saya pada dasarnya Rossi memang jago dari sononya, bahkan semenjak di atas Hodna RCV. Jadi ya udah jago mah jago aja.

    • Perkara Marc akan sehalus Hohe kalo nyemplak M1, belum ada yg bisa jamin sih kecuali dia nyoba beneran.

      Yg saya tau sih (cmiiw) bisa kita lihat ketika Marc bawa motorsport inline adalah waktu dia nyicip all new CBR1000 R-nya banyak.
      Tapi. You know what… Apa komentarnya?
      POWER, alias tenaga nya, yg menurutnya seperti MotoGP (mungkin RCV maksudnya–entahlah) dan bukan seperti street legal. Impresi pertama dia lagi-lagi tentang power (?)

      Opini pribadi saya, rider kayak Marc justru sangat berkebalikan dengan Hohe.
      Satu-satunya yg Marc suka adalah ketika punya motor lebih kuat secara power dibanding yang lain.
      Secara fisik dia terlahir sangat kuat, Manajernya (Puig) bilang : “He worked like an animal.” Minimalnya juga kita tau gimana kekuatan plus kelenturan ototnya saat melakukan aksi penyelamatan berkali-kali, sambil bawa motor paling ‘susah diatur’ se-grid.
      Oleh karena itu jugalah RCV 2019 lahir, dengan tujuan khusus. In fact, he enjoyed RCV 2019 so much.

      Kita gak bisa kesampingkan fakta di atas. Juga fakta bahwa cara Hohe untuk bisa jadi yang tercepat tidak sama dengan cara yg Marc lakukan. Meskipun Hohe juga bisa cepat di atas mesin V (Dukati), tapi ada harga yg ‘terpaksa’ harus ia bayar, yaitu fisiknya. Dia pun menggunakan alat bantu untuk menahan deselerasi ala mesin V (sampai tanki juga harus modify supaya paha nya membantu nahan badannya dalam deselerasi).

      Secara filosofi, Hohe seperti Yin, dan Marc seperti Yang.
      Hohe sangat lembut (selembut butter) juga flowing seperti air yg mengalir, lain hal dgn Marc yg sangat agresif dan powerful, dilambangkan seperti api.
      Keduanya bisa jadi sangat cepat dan kuat tergantung oleh habitat alamiah-nya.

      Dan sejauh ini RCV-lah yg bisa membuat strenght point Marc tersalurkan dengan maksimal. Makanya saya sih lebih penasaran kalo Marc di Dukati. Karena seharusnya disitulah naturenya Marc berada, di atas mesin paling powerful se-grid.

      Saya sih percaya semua hal punya makna. Termasuk yang tadi itu.

        • Nah mantap ini GP Mania..
          Grip yang kuat di roda belakang dengan pendistribusian torque yang halus adalah keunggulan in line M1. Bila torque terdistribusi melonjak naik turun dengan ban yg ngegrip pun tetap akan membuat ban cepat tergradasi seperti keluhan 46 dari tahun 2017..
          Ngawur aaah

      • Jangan berharap ke dukatrok
        Kekuatan Markuwes tinggal limapuluh persen setelah patah tulang….
        Pakai recikvi aja sdh gak mungkin juara
        #catet

      • Gak ada yg andai andai lumut kok.

        Jaminan Marc gak akan sreg ama mesin inline. Seperti interview dulu dgn pertanyaan : “seperti apa sih track favoritmu/impianmu?”

        Dia gambar sebuah trek sambil bilang : “Left corner and very slippery.”

        Slippery alias licin udah jelas bukan sesuatu yg disukai kubu inline. Mbayangin kubu inline lagi jurus speed corner miring-miring kecepatan tinggi tapi kondisi slippery itu udah kepikiran auto-ngaduk pasir dan cari akik.
        Inline justru sangat bergantung ama grip ban yg optimal, dan dengan modal grip bagus bisa sangat kuat di tikungan yg mbulet/parabolik. Lain hal lagi kalo kita bicara mesin V yg lebih suka tikungan patah/mengkotak, tingkat ketergantungannya ama grip ban jg gak seperti mesin inline, karena mesin V punya metoda sliding ban belakang kayak yg Marc sering lakukan, apalagi di musim 2017 cmiiw.

        Marc, rider yg terang-terangan suka sesuatu yg licin-licin udah paling bener bawa mesin kompresor tambal ban, dibanding mesin angkot.
        Lebih baik ga usah ditunggu.
        Tapi ya never say never in MotoGepe. Siapa tau juga

  7. Bakat/talenta, skill, keberuntungan/luck, kepintaran, semua itu tidak ada artinya tanpa konsistensi, bahkan dalam kasus tertentu konsistensi bisa mengalahkan kualitas.

  8. itu dia mbah.

    Kalo dipikir-pikir setuju jg dengan slogan ‘motor nyaman garansi podium’. 😀
    Wong dirundung masalah aja masih bisa di pack depan kok.

  9. walo agak heran kenapa AM73 pake ban depan hard tp mungkin dia berpikir bakalan mesti effort lebih untuk fight dalam rangka nyodok ke barisan depan kalo melihat siapa aja pembalap di depannya.. salah satu contoh pas mau overtake Jarwo sempat struggle, saling salip.. tp yaudah, namanya gambling dan gak berbuah manis..

    • di era ban M ini kayanya kalo uda klo M ya uda itu aja jangan ganti2.
      kalaupun ga awet sampe akhir balapan pake S atau H malah lebih parah wkwkkw

      • mungkin lagi masa observasi atau coba2 settingan yg pas menurut intuisinya.. walo sayang rada meleset dan sampe crash.. balapan yg rada aneh, pole sitter rontok di awal, dan rider Ducati masih gak berkutik aja.. kasian jg lihat Dovi, mesti legowo, berat baginya ngejar jurdun..

  10. mir sepertinya mindset nya di set fokus pengen juara seri..
    Juara seri kagak dpt dpt, ..eh malah disisi lain memimpin championship (sementara)..

    • Mir Kaya orang ngantor kerjanya biasa aja tapi absen terus dan disiplin.
      Kalo taro kaya orang yang kerjanya ambisius tiap bulan dapet reward terus tapi sering bolos gara2 sakit keblinger kerjaan

    • Lorenjo 2012 pernah melakukany. Dia juara dunia rider pke motor ymha sdangkan yg juara konstruktor adlh honda. Jurdun terakhir sujuki juga begitu. Kenny robert jr thun 2000 jurdun dgn motor suzuki tpi yg juara konstruktor adlh honda. Sma halny juga ketika rossi jurdun dgn m1 2004 yg juara kontruktor adlh honda… honda pling sering juara konstruktor/pabrikan tpi yg jurdun bukan ridernya. Bhkan mereka lebih dulu meraih gelar juara dunia konstruktor dibanding rider kta saat itu rider honda lupa nmanya poin ny sma dgn sang pengoleksi jurdun terbanyak grandprix ykni GIACOMO AGOSTINI tpi krna giacomo agostini lebih banyak juara seri mka dialh yg jurdun

    • @naghasima : ya berarti bisa mengulang siklus 20th nya suzuki klo gtu donk bro,baru ngeh klo lorenzo jg gt pas th 2012 ..thanks bro jd nambah wawasannya..
      @akbar : yups ane jg tau bro klo yg diitung poin tertinggi tiap pabrikan..

  11. Hayden jurdun dengan juara seri tersedikit tercatat dalam sejarah world champion 2006. Masih diinget sampe sekarang. Yamaha juara seri 6x 2020 gw rasa minggu besoknya dah pada lupa.
    Gw ngarep franky bisa jadi ace rider bareng taro 2021. Vinales udah mentok gitu2 aja malahan stay di tim utama

    • Kkkkwkwkwk.. itu dijelaskan diatas ttg skill balap Marc vs yg lain bro. Masalah sebutan Allien itu Media yg bikin. Wong Marc aja lebih suka simbol semut merah sang pekerja keras. Bukann simbol Allien kok. Haha.

  12. Mbah Darmo ki kesel apa mumet mbah, sunat sunat sendiri kok kesannya nyalahin Mir.
    bukan GSX-RR mbah yg suruh sunat, salah motor pujaanmu sendiri mbah knp motor balap kok wajib SUNAT mbarang.

  13. Suzuki itu rendah hati, tdk banyak mengeluh, tidak sombong, mereka dulu tidak masuk itungan, skrng mereka sangat disegani, tp baik Manager, TIm, Pembalap semuanya kalem.

  14. WKWK dr kemarin ada aja terus yg cari alibi sana sini,ban lah,sunat rpm lah playing victim teross
    pas kemarin kemarin menang mah sesumbar ;D
    Eh tapi emang komennya cuman candaan doang ding,malah jadi rame wkwk

  15. Is it though?

    Sejak dulu, dari musim 2015, ban adalah kunci. Dan di Aragon, dari minggu kemarin it’s between medium front -with less grip but more durable, or soft front -with better grip but wear quickly, esp on the left side. Dan Morbidelli cukup nyaman dengan kombinasi front medium.

    Sementara untuk rear, seperti kata Piere, it’s more to traction control setup. Tapi, seperti kata Taka motor M1 adalah motor yang bagus tapi dengan gap performance yang agak besar. Saat kondisi sempurna, M1 bisa melaju cepat, tapi saat kondisi mulai berubah, terjadi performance drop yang cukup signifikan (selaras dengan kata VR46, M1 is a laptime bike). Dan penurunan performance terbesar dari M1 adalah saat kondisi less grip. Hence, pemilihan rear medium adalah pilihan yang paling logis untuk FM21, apalagi Aragon adalah track yg g kenal ampun terhadap ban. Coba perhatikan on board camera ban belakang Mir di lap 15, saat Mir berakselerasi terlihat rubber flakes berterbangan dari ban belakangnya. So there’s no way Rins Soft-Soft bisa head to head hingga last lap dengan Morbidelli Medium-Medium………………..

    • Distribusi berat, torque and power delivery…
      Keunggulan in line Cross plane (Cross plane adalah modifikasi in line agar seperti V dengan jarak power stroke adalah 90° yang membuat In line ini bisa agak powerfull mendekati V dan lebih stabil getaran nya) adalah torque dan power tidak bisa menggapai peak dengan kasar
      Ngawur lagi

  16. Bisa juga M1 power dan speed naik seperti awal musim di jerez.. hanya memperbaiki Valve…
    Tapi tahun depan RCV handling jika sudah semakin mantap dengan Ohlins dan menemukan geometri tanpa perlu ada perubahan extreme di engine dan Pol 41, AM73 dan Taka 30 klik tetap sebuah perlombaan yang dinamis.. Suzuki pasti akan melakukan juga perubahan di engine power meski tidak extreme
    Who Knows

  17. Tahun ini memang bukan tahun untuk Repsol HRC, dari awal test sudah kehilangan arah dan MM terlalu ngotot di Jerez meski crash karena “mengendorkan” tapi itulah HRC,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP