Friday, 8 November 2024

Alberto Puig : Taramasso – Michelin ber-mental tak mau akui kesalahan!

TMCBLOG.com – Buat Repsol HondaTeam, Grand Prix Indonesia memang penuh dengan kontroversi. Kondisi trek yang lebih tidak nge-grip dibandingkan saat test dan keputusan untuk memasok ban dengan konstruksi 4 tahun lalu oleh Michelin adalah subjek yang menjadi fokus dan sumber masalah bagi tim ini. Hondal-ah yang paling menderita dari konsekuensi pilihan yang dilakukan Michelin ini. TMCBlog masih ingat bagaimana di depan muka kami sendiri, Pol Espargaro beberapa kali kesal dan mengeluhkan ban yang juga pernah jadi solusi oleh Michelin ketika di Buriram 2018. Penderitaan HRC diperparah dengan kecelakaan brutal Marc Márquez saat sesi warm-up yang memiliki side effect kembalinya problem diplopia-nya walaupun berlevel lebih rendah. Team Manager Alberto Puig sudah bicara, Michelin sempat menjawab, dan kali ini Puig pula yang merespon kembali jawaban dari Michelin tersebut.

pada kesempatan pertama, Puig meyakinkan bahwa setelah semua yang mereka lalui akhir pekan ini, mereka harus duduk dan berbicara dengan Michelin. Piero Taramasso, yang menanggapi kritik dari mantan pembalap ini dimana sebenarnya secara halus menurut Michelin, Honda yang gagal beradaptasi dengan ban karena hal yang mereka alami tidak terjadi pada motor lain.

Via Motorsport, Alberto Puig sekali lagi dengan panjang lebar merespon pabrikan asal Prancis tersebut. “Ya, terus terang, dan menurut pendapat pribadi dan saya sendiri tidak terlalu terkejut [dengan komentar Taramasso] dalam track report terakhir saya, saya hanya menyebutkan bahwa kami harus menganalisis situasi dengan Michelin – itu saja. Dan ketika kami melihat bagaimana reaksi tuan Taramasso ketika diminta oleh media – [menurut kami] itu tidak perlu sama sekali.”

“Agak aneh ketika dia mengatakan, dengan cara yang sopan tentu saja, bahwa Honda tidak tahu bagaimana beradaptasi. Honda telah beradaptasi dengan banyak perubahan teknis, termasuk regulasi yang berbeda, ban, ukuran mesin, kelas, dll. Sejak awal seri kejuaraan dunia pada tahun 1966 dan telah menjadi perusahaan terlama dan tersukses dalam sejarah GP dengan 25 kejuaraan konstruktor kelas utama dan 21 kejuaraan dunia pengendara kelas utama.”

“Apakah ini berarti kita tidak tahu bagaimana caranya beradaptasi? Oke, ini pertama kalinya saya mendengar ini. Dari pengalaman saya sendiri di balapan, Anda harus berbicara dengan pembalap terlebih dahulu – bukan ke Apple, IBM atau Dell di mana jika Anda melihat malfungsi di komputer Anda. Anda harus mendengarkan para pembalap dan jika Anda memiliki pembalap yang telah menjadi juara dunia, beberapa kali, Anda dapat berasumsi bahwa pembalap ini adalah orang-orang yang tahu apa yang mereka bicarakan.”

“Di paddock ini, pabrikan berbicara dengan pabrikan, pengendara berbicara dengan penyelenggara, IRTA berbicara dengan tim dan berkali-kali kami tidak setuju dalam banyak hal.”

“Tetapi selalu dalam batas diskusi dan debat di mana kami berkembang dan menemukan solusi yang baik yang memungkinkan kami untuk bergerak maju demi kepentingan semua pihak dan olahraga. Tuan Taramasso ini terlihat memiliki mentalitas yang setiap kali seseorang berbicara langsung tentangnya, bannya, kemudian dia menjadi hipersensitif, lalu tidak mau mengakui kesalahan apa pun dari pihaknya. Dan hal ini menurut sudut pandang saya adalah salah dan hal yang terlalu radikal. Kita semua membuat kesalahan, dia pun juga.”

Salah satu keluhan Taramasso berasal dari Puig yang tidak mengikuti tes Februari untuk memahami masalah ban dan mengenai ini Alberto menjawab: “Dalam pemahaman saya  yang disebutkan oleh Taramasso jelas tidak tepat. Buat info aja nih, saya membalap selama bertahun-tahun dan bahkan memiliki beberapa balapan yang sangat bagus di tahun 1990-an, dengan ban Michelin. Jadi, saya sangat memahami apa yang dirasakan dan dibutuhkan seorang pembalap dari sebuah ban ketika mereka membalap dengan mesin yang menghasilkan lebih dari 200 hp. Faktanya, Anda hanya bisa memahami ban balap jika Anda pernah balapan.”

“Jika Anda berada di kantor atau di depan komputer, Anda dapat memahami beberapa hal, teori, tetapi Anda tidak pernah dapat memahami kenyataan, seperti bagaimana feeling pembalap saat menggunakan ban slick balap. Ban yang dibawa Michelin untuk GP Indonesia pernah dipakai di Thailand dan Austria beberapa tahun lalu (2017/2018), trek yang straight-nya cukup panjang.”

“Mandalika adalah sirkuit yang sama sekali berbeda, ini adalah trek di mana Anda tidak memiliki banyak trek lurus yang panjang dan di mana motornya hampir selalu membawa beberapa sudut miring atau dengan beberapa tikungan. Trek seperti ini membutuhkan grip yang baik, Anda jelas tidak membutuhkan ban yang keras di trek jenis ini.”

“Karkas yang lebih tua ini memiliki masalah tersendiri terutama seputar suhu ban (yang lebih lambat panas). Kita dapat melihat bahwa selama akhir pekan Mandalika sebagian besar kecelakaan terjadi di dua lap pertama – masalah yang umum terjadi pada ban 2018 ini dan inilah sebab mengapa Michelin mengembangkan ban baru.”

“Selanjutnya, Kami harus mengembangkan mesin MotoGP berdasarkan referensi di ban musim yang baru, jadi ketika Anda mengganti ban tiba-tiba ke ban yang tidak dirancang untuk motor baru, itu sangat memperumit situasi untuk semua tim. Honda bukan satu-satunya pabrikan yang tiba tiba kehilangan kecepatan dan feeling dari pembalap mereka selama akhir pekan di GP Indonesia.”

Ketika ditanya apakah highside yang dialami oleh Marc Murni karena ban, Alberto menjawab; “Tidak, sama sekali tidak. Saya tidak pernah mengatakan itu, saya mengatakan bahwa kita harus memahami situasi sepenuhnya dan berbicara dengan Michelin untuk kejelasan dan untuk memahami apa rencananya jika situasi seperti ini terjadi lagi. Tapi lagi-lagi Tuan Taramasso bereaksi berlebihan terhadap kata-kata saya. Saya selalu menganggap Michelin sebagai perusahaan yang sangat maju secara teknis, pemimpin industri dalam pengembangan ban balap untuk mobil dan motor.”

“Mereka ahli dalam kompetisi dan telah menghabiskan bertahun-tahun bekerja untuk dan mencapai kesuksesan besar di bidang mereka dan telah menghasilkan bahan yang sangat bagus selama tahun-tahun balap ini. Saya telah terlibat dalam balap selama bertahun-tahun dan dengan ini saya dapat memahami bahwa ketika seorang pengendara jatuh dan tidak ada masalah mekanis yang jelas maka itu adalah kesalahan pengendara.”

“Tetapi dalam semua kecelakaan, ada elemen yang berkontribusi terhadap kecelakaan dan ban adalah bagian dari variabelnya. Jika Tuan Taramasso tidak dapat memahami atau menerima ini, maka saya tidak memahami mentalitas atau pendekatannya. Anda tahu, ada banyak orang di paddock ini yang berbicara sepanjang hari, terus-menerus membicarakan segalanya.”

“Ini bukan kasus saya, saya tidak banyak bicara, saya hanya berbicara ketika saya diminta untuk berbicara atau ketika saya memiliki sesuatu untuk dikatakan. Situasi di Mandalika adalah kasus seperti itu dan satu-satunya hal yang saya katakan adalah bahwa kami memiliki waktu untuk berbicara secara mendalam dengan Michelin. Itulah intinya. Ada reaksi yang hampir tidak dapat dipercaya untuk ingin lebih memahami situasinya.”

“Tuan Taramasso ini harus memahami bahwa jika beberapa pembalap saya memiliki masalah atau keraguan tentang apa pun tentang motor kami, itu adalah tugas saya, tanggung jawab saya, sebagai manajer tim untuk menyelidiki masalah ini dan memberikan solusi kepada pembalap saya. Saya mengerti ini adalah pekerjaan saya, saya melakukannya dengan cara ini dan saya tidak akan berubah.”

Yes secara umum Alberto Puig juga sampai akhirnya menilai dari sudut pandangnya mengenai pendekatan dan mentalitas Michelin dan ataupun Piero Tarramaso disebabkan oleh tanggapan Piero yang berlebihan hanya untuk menanggapi satu buah kalimat singkat yakni “Honda merasa perlu untuk berdiskusi dengan Michelin”.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

73 COMMENTS

  1. KTM aja bisa juara, lha knp honda tidak? Lebih baik tidak panik dan tetap tersenyum dlm situasi sesulit apapun

    • Apa yg terjadi pada race day MotoGP mndalika kemarin sama sekali tidak mencerminkan performa ban Michelin spek 2018 yg bawa dan d pkai d mndalika PDA sesi fp sampai warm up krna sesi race berjalan wet race. Jika race sepanas fp2 PDA Jumat, yakin lh akan banyak pembalap yg bermasalh pada grip ban kerasny, dan banyak pembalap juga menyatakan itu. Banyakin aja ban yg keras dipadukan dgn track yg kotor dan berdebu karakter terakhir yg membuat motor lebih banyak miring(menikung) dan racing line hanya ada satu, variabel tsb bisa membuat banyak insiden klau race kemarin berlangsung dry race kyakny sesi yg mna lupa saya yg menyentuh suhu 60°. Suzuki komplen Aprilia komplen bhkn para pmblap Ktm pun menyatakan beruntung race ny hujan karna dia sendiri tdak tahu apa yg terjadi jika race day dry race dgn segala kondisi track dan bannya

  2. Beuh ngegas mulu nih manager. Mumet maszeee haha pembalap as nya fragile udah. Depak aja udeh puig dr hrc. Barking mulu

  3. kyaknya beneran bermasalah ini bannya, udh panjang gini masalahnya.. 😮
    beda kasus dgn si rossidin #46, tiap ngeluhkan ban cuma kambing alasan aja pdhl quartararo bagus begitu megang yamaha, dianya aja yg sdh ngampas 😂

  4. roasting abis nih mbah Puig, tapi dalam sudut pandang lain malah ada yg menyalahkan doi yg terlalu memaksa Marc,

    • Menurut saya ban itu menyesuaikan motor, track (jenis jalan) dan kebutuhannya.
      Contoh motor matik. Jenis jalan kebanyakan rata speed pelan – sedang bisa pakai ban hard biar lebih awet juga. Jalan bergelombang atau cornering dgn speed sedang pakai ban medium biar lebih enak miring dan menahan guncangan. Sering ngebut dan miring ekstrim pake ban soft tp lebih cepat abis. Kalo jalannya rusak, dan banyak lubang disarankan pakai ban offroad biar traksinya dapat. Jelas pemilihan BAN sangat berpengaruh.

    • Ban menyesuaikan sirkuit/situasi n kondisi suhu,tingkat grip tiap sirkuit berbeda,ga mungkin juga ban menyesuaikan motor dulu,lah kalo sirkuitnya ga cocok bisa berabeh biarpun motornya dah canggih sejalipun.

  5. Saya rasa si puig terlalu ambisius…kebijakannya merugikan hrc sendiri. Liat dimana dia ambil keputusan ambil pembalap yang senegara dan melemahkan lawan namun secara tak langsung justru melemahkan hrc. Begitu juga membuang pembalap berbakat seperti. Crutclow bahkan pedrosa…knapa mreka tidak dipke tes rider???? Puig juga tak bisa menahan ambisi marc saat sdh terjatuh saat latihan…harusnya dekatin scr hati ke hati. Suruh santai saja di top 10. Saat race sesudah mrasa ban oke,pace dapet baru gass poll kejar podium. Knapa MM yg penuh adrenalin secara tak dikendalikan oleh seorang manager. Ya jelas lah dia makin overlimit ditrek. Hanya pendapat. cmiiw

    • Marc itu juara dunia 8x loh. Satu-satunya alasan untuk memahami kenapa dia bisa juara sebanyak itu ya karena dia kompetitif, nekat, berani, nyali gede.
      Emg sudah trahnya kalo nyali gede ketemu apes ya crash.

      Nah, salah satu variabel yg bikin Marc apes itu suka tidak suka ya faktor ban. Ini yg Michelin ga terima.

  6. bagi Taramassokis ban Michelin adalah ban sempurna tiada tara yang dipahat oleh tangan tangan malaikat langsung,jadi tidak mungkin ban Michelin yg jadi penyebab masalah

  7. Iyalah ga terjadi di merk lain. Merk lain dah tau michelin budeg tak peduli, dari awal jadi supplier udah sering kejadian. Makanya mereka main aman dah capek ngingeti.

    Memang harus dipush dan ramerame ini ban ngeselin kok

  8. Tuh kan, berlanjut kan. Makin panas kan suasananya wkwkwkwk

    Taramasso berlebihan menanggapi pernyataan puig klo hnda perlu bicara dgn michellin.
    Atau bs jd respon Taramasso gt sebenarnya bukan utk counter puig, tapi untuk counter pernyataan pol sebelumnya yg menjelekkan ban miselin teknologi 4 tahun lalu

  9. Ketika bangun motor sudah menyesuaikan karakter ban berdasarkan data2 selama 2 musim dan yg terbaru saat tes pramusim, eh pas mau balapan bannya di ganti lha yo mesti kezel gethem2 tho maszeh

  10. gantian merengek ban.
    sebelumnya kubu sebelah tapi oleh rider sekarang kubu ini oleh manager. wkwkwkwkwkwkwk

    • Takut d serbu netizen indo mungkin? Bagnaia aja dibilang kadrun yurop gegara komplen gravel mndalika tajam dan sirkuit ngelupas waktu test pra-musim. Atau mungkin ada larangan dari atasan masing2 pabrikan untuk sebisa mungkin tdak mengkritik sirkuit scra kasar demi bisnis?
      Lihat kyak kejadian arubu.it Ducati dulu, awal ny petinggi sangat marah tpi kemudian tiba berubah dan memberi pujian selangit. Krnaa netizen indo mna peduli benar atau slah, disenggol dikit langsung d ramein dan d serang sampai tranding topic

    • karna dari awal main, mandalika udah kaya gitu. udah tau panas, udah tau aspal baru, udah tau sirkuit baru jadi

    • krn sirkuit ga bisa asal ganti. paling gampang ya ban yg ikutin sirkuit. nah sialnya motor jadi harus ikutin ban krn cuma ada 1 supplier

  11. BAN yg harus beradaptasi dgn kemampuan rider, bukan rider beradaptasi dgn ban. agar kemampuan rider maximal, itulah gunanya PENGGUNAAN MERK BAN lebih dari 1. semua rider kan gayanya gak sama!

  12. setidaknya harus diskusi dulu. karena menyangkut banyak team. g boleh egois. mentang2 pemasoh ban kelas dunia. karena setiap pengembangan moto balap pasti ada ban yg akan di pakai untuk refrensinya. kayaknya michelin kurang cerdas menanggapi circuit mandalika.

  13. Sampai hari ini sy masih ga paham sama Michelin. Mereka adalah salah satu pabrikan ban terbaik di dunia, tp seolah kyk ‘ga bisa’ bikin ban sebaik ban sebelumnya. Emg engga bisa atau pesenan panitia.

    • Sepertiny gak bisa. Lihat saja waktu masih open manufaktur miselin juga jdi bhan Omelan pembalap dan sllu d bawah brigestone, waktu mereka ikut f1 dan sekarang

    • Ga di F1 ga di MotoGP…ban “ngeselin” emang sering bermasalah…
      Kasus indianapolis di F1 dan kasus satu team beda suplayer ban di MotoGP adalah salah satu contohnya….

      • Kasus F1 Indianapolis yang bermasalah bannya tapi yg disalahin malah sirkuitnya, padahal tim yg pake Bridgestone anteng-anteng aja

  14. Menurut gw HRC salah ngehire orang ini. Semua pembalap pilihannya bapuk di HRC, udah gitu hobi manasin suasana. Pantes Pedrosa ha betah lama2 ama dia.

  15. Mau tidak mau suka tidak suka gaya Marc yg menitik beratkan ban depan memang seharusnya lebih cocok menggunakan battlax

  16. Michellin emang kurang dalam urusan ban, motorku pakai ban michellin, masak bentar2 bocor. Tahu nomer WA Taramasso gak wak, saya mau complain juga nih 😇😇

  17. Klo sedang kalahan, ban dan elektronik selalu bermasalah, kalo sedang menangan, tidak ada masalah sama sekali.. kesimpulannya menang menghapus semua masalah .

  18. ini sih kayanya Honda yang panik/pembalapnya cidera lagi, padahal Michelin menanggapi pernyataan si Pol yang awalnya terkesan nuduh Michelin yang benar2 pakai ban usia 4 tahun.

  19. kalo ducati dan yamaha komplain soal ban, psti udah ribut satu lurah nih, untungnya tim sultan yg komplain, jdi anteng2 bae.

  20. Klo ban ditentukan satu spek for all circuits tuk 1 musim….biar sekalian pabrikan motor dan pembalap yg menyesuaikan. Mau eropa kah amerika asia kah…orasah beda2 spek.

    • Kan emg biasanya gitu, hanya saja dibagi ke dalam spek soft-medium-hard.

      Keberadaan ban tipe asymmetric tyre dan ban extra ordinary seperti kasus Mandalika ini situasinya mendesak untuk alasan keamanan. Sederhananya untuk menghindari ban tiba-tiba meleduk saat dipake balap kan jauh lebih ngeri.
      Emg pernah? ya pernah, tuh lihat kasus Loris Baz di Sepang beberapa waktu lalu.

  21. Berhentilah bawa bawa bridgestone wahay komentator… Bridgestone cabut dari f1&motogp itu karena biaya & tuntutan yang terlalu tinggi paham kisanac

  22. Mohon maaf nih….
    Kasus ban seperti ini di kejuaraan WSBK sampai rame seperti ini apa ga???
    Kok sepertinya pembalap WSBK adem aja soal ban…atau saya yang ga tahu..mohon koreksinya….

  23. Sulit..apalagi hny terjadi di Honda. Michelin jg toh hny menerjemahkan dan menindaklanjuti pesan dari promotor utk keselamatan & balapan yg rapat, bukan ban yg paling tepat utk motor GP..

  24. Kadang suka bingung kalau lihat komen tentang ban.
    Bannya jelek, bermasalah dll.
    bukannya sudah jelas, bahwa pabrikan atau suatu team harus dapat meramu kendaraannya agar dapat bekerja dengan komponen-komponen yang sudah disediakan, entah itu ban atau ECU.
    siapa yang dapat memahami setiap potensi dari part” penunjang maka dia yang akan kompetitip.

  25. Kayanya sirkuit mandalika ga bisa buat dry race,,apalagi di bulan maret.. matahari cenderung dah dekat katulistiwa..lagi panas2nya.. suhu sirkuit 60°c.. michelin pasti ambyar.. bagusnya sih race di bulan july agustus.. aussie pas winter,,suhu lingkungan juga ga terlalu panas.. tapi bakalan susah,,karena itu jadwalnya tour eropa.
    Kalo maksa di maret,,wet race adalah jalan terbaik

  26. Menurut saya, ini adalah konsekuensi dari regulasi one make tyre. Tidak ada persaingan, pabrikan ban akan lambat dalam riset dll. Mereka cuma bisa bilang, “cuma ban ini yg ada, dan semua tim memakainya”. Kesannya jadi bukan lagi sebagai pendukung tim dalam perlombaan, malah seperti handycap.
    Bukan cuma ban, semua yg berbau onemake pasti akan begitu. Yamaha pernah menderita sekali gara2 one make ECU. Honda pernah punya ECU yg hebat. Marc pun menyebutnya dgn motor sempurna, performa tinggi, yg paling ia sukai dari sekian RCV yg pernah ditunggangi. Tapi apa berarti merk lain tak bisa bikin? Selama yg buat itu manusia, masih bisa lah.
    Masih ada cara untuk membuat balapan lebih seru. Tambah bobot motor untuk juara seri, atau sunat rpm. Riset gak mandek, lomba tetap menarik.
    Makasih Wak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP