TMCBLOG.com – Ternyata antara Andrea iannone dan Aleix Espargaro terlihat ada perbedaan cara mendevelop / membangun Motor Aprilia RS-GP. Kedua pembalap ini Bukan hanya memiliki riding style berbeda dalam menjinakan RS-GP, namun juga sudut pandang developmentnya dan perbedaan ini lah yang membuat Andrea Iannone bersikeras berkata Bahwa ia tidak bisa mengikuti cara Development Aleix Espargaro Yang menurutnya tidak produktif. Tidak Produktif ? memang cara pengembangan keduanya seperti apa ?
Menurut Iannone, cara kerja seting Aleix Espargaro adalah melihat defek/ hal negatif dari Aprilia RS-GP lalu berusaha untuk bisa beradaptasi dengan permasalahan tersebut untuk bisa mencari cara terbaik untuk bisa kencang dengan RS-GP.
Sementara itu Cara kerja Andrea aiannone adalah mencari kelemahan/ Defect dari Aprilia RS-GP lalu memberiktahukan dan mencari solusi untuk bisa menghilangkan Defek tersebut dalam upaya Untuk bisa kencang dengan RS-GP . . fix Beda kan ?
Kepada Corsedimoto Iannone berkata ” Aleix telah bersama motor ini tiga Tahun dan beradaptasi dengan maslaah. Saya lebih memilih pelan dan Mengerti bagaimana Motor seharusnya memiliki karakter dalam balapan. Kami telah membuat perkembangan sejalan dengan berjalannya waktu, jadi hasilnya cukup memuaskan ” So far jelang MotoGP Mugello 2019, Aleix Espargaro telah mengoleksi 22 point sementara Andrea iannone baru 6 point. . .Mudah Mudahan Omongan iannone bener Ya ?
Taufik of BuitenZorg
Pertamax
Hmmm…masak sekeras kepala itu si Aleix selama 3 thn? Kita lht saja kiprah Iannone 1-2 musim kedepan.
Saat GSX-RR bs seperti skrg melalui Rins, justru Iannone tdk ada. Logikanya, antara Iannone berjasa tp ga mau juara atau Suzuki anggap sumbangsih Iannone ngawur.
Zarco berusaha mengikuti style butter hammer saat pakai M1, dan ada hasil jd rookie terbaik.
Stoner mengandalkan adaptasi di Ducati, juara. Lorenzo disuruh adaptasi penuh, kesulitan, tp bagusnya nemu solusi utk kompromi, adaptasi 50%, penyesuaian motor 50%, dan rencana dilanjut di Honda.
Sebenarnya Iannone cukup berjasa besar juga di 2017 dan 2018, sayangnya aja kurang konsisten, dan bisa podium di Phillip Island, race pace dia di Phillip Island 2018 juga terhitung bagus, lho, bahkan di beberapa lap akhir bisa memangkas gap dengan MV. Tapi kalo dilihat seluk-beluk Suzuki, emang Aleix juga berpengaruh, pernah ada berita yang mengatakan kalo MV ini gak mau nyoba part baru, sedangkan Aleix lebih memilih untuk membantu development dengan mencoba part baru yang disarankan Pabrikan. Cuma entah Aleix yang udah tahu kalo Aprilia masih kekurangan dana, makanya dia gak berani ngusulin solusi mungkin, atau emang Iannone yang gak tahu kalo Aprilia dananya beda sama Suzuki, hehe.
Yg tidak produktif malah bisa dpt poin lbh banyak…emmm..
MM93 juga begitu caranya berjibaku ama RC213V. Ada masalah, biarkan engineer yang cari solusi, selama saya bisa meredam masalahnya, ya selama itu pula saya balapan tentunya dengan penyesuaian tertentu. Paduka hohe kebalikannya, ada masalah ya diskusikan dengan engineer perihal solusinya, intinya bagaimana supaya saya bisa merasa nyaman ketika balapan.
Setuju sama Komen ini
Kaya Santi Hernandez bilang, Marq itu ga pernah ngeluh, dia selalu beradaptasi sama settingan yg diberikan, nyaman di settingan tsb tinggal cari limitnya
Tapi seAliennya Marq, pasti kasih input atau memberitahu perubahan apa saja yg ada di RCV
Anda salah besar bung terkait mm93.justru bekerja dengan mm93 itu sangat mudah dia mengerti dan paham betul semua sisi dari motor nya.mm93 itu kalau menyampaikan keluhan ke mekanik detail dan langsung ke akar permasalahannya.ibarat kamu pergi ke dokter keluhan sakit kepala kamu jelasin sakit kepala di bagian ini saat habis makan ini atau saat setelah melakukan ini.jadi dokter langsung bisa tepat mendiagnosa nya.
Kelebihan lain nya dari mm93 memang dari sisi adaptasi nya tp itu bukan berarti dia tidak bisa mendevelop motor.
Sama sama ingin juara, tp qt lht aja mana yg berhasil dgn metodenya.
alex espargari mencari kekurangan lalu beradaptasi dengan msalah tbd, sedangkan ianone mecari kekurangan lalu membicaraka mslah tbs ketim.
klau menurut saya sih dengan gya pengembangannya, hasil developmen aleix esporgaro canderang hanya cocok untuk untuk dirinya sendri krna dia mncoba untuk beradaptasi dengan kekurangan yg ada(mirip2 dengan marquez), sedangkan hasil developmen ianone akan lebih uni versal atau cocok untuk banyak rider(mirip2 dengan lorenjo)….
tpi untuk kondisi aprilia yg sponsor sdm dan finansialny tidak sekuat honda ducati yamaha suzuki dan ktm cara developmen ianone lenih cocok tpi untuk jangka pendek
Kasarnya gini
Aleix : gmna caranya dpet poin hari ini
Iann : gmna caranya dpet poin lebih gmpang di tahun depan
Saling melengkapi sih
Utk motor yg kontender championship layaknya RCV, Desmo, M1 maupun Suzuki sepertinya metode Alek cocok banget, tp utk motor yg bukan kontender championship seperti RSGP dan KTM lebih cocok metode Iannnone.
Patut di ingat motor yg di development oleh Iannone akan kompetitif seperti Desmo dan Suzuki, semoga Aprillia jg begitu. Yg jd masalah Iannone itu wataknya yg buruk.
Betul banget. Terbukti jaman duo andrea naik desmo, yg berhasil ya ian. Skrg desmo di pegang dovi? Duel sama suzuki aja cuma ngandelin lintasan lurus. Suzuki pun awal bangkit karna ian.
setuju nih..
yg masalah ya emang attitude buruk bgt..
jujur aja ketimbang dovi gw lebih milih Iannone yg stay di Ducati
Iannone sebenernya bagus dan punya potensi lebih daripada Dovi (dulu pas di dukacrot)
sayang dia dirusak cewek awkkaokaowkaowk
sejak era motogp 4 tak th 2002 aprilia selalu jadi tim terlemot.
aleix: lebih dominan pembalap beradaptasi dengan motor
iannone: lebih dominan motor beradaptasi dgn pembalap
Terlepas metode nya, Dr dlu ga begitu suka Ian.
Menurut ane yg produktif yg bisa mengatasi masalah sebelum masalah itu terselesaikan. Karena suatu masalah tidak bisa begitu saja diperbaiki, apalagi dalam hal kompleks kek motogp
Seandainya Iannone gak badung kelakuannya, mungkin karir balapnya bisa lebih baik dan fokus
Seperinya metoda ianon, lbh membangun ya. Aprilia ini kan msh konsesi ya kesempatan mem fix bug2 pd motor lbh terbuka. Dibanding tim2 non konsesi
Jd sepertinya ianonne mempertanyakan knp rs-gp seperti “jalan ditempat” pdhal sudah lama berada di status konsesi
Ya kalo lagi full konsesi ngapain adaptasi sama motor bermasalah. Mending cari masalahnya, beresin, jadiin motor lebih perfect.
Masalahnya adalah Dana di Aprilia kayaknya gak sebesar Suzuki, makanya pas 2018 struggle dan gak nemu solusi, padahal di 2017 lebih bagus.
Mungkin Piaggio Group (Aprilia) ini lebih cocok pakek mesin 2 tak. Yaa Vespa Gen gitudeh… Dijamin ngacirr dan awet.