TMCBLOG.com – Sobat seperti kita ketahui bersama bahwa di Musim 2019 ini Yamaha factory racing telah mengganti Kouji Tsuya dengan sosok Takahiro Sumi sebagai pimpinan proyek YZR-M1. Di Bawah kepemimpinan Sumi-san sepertinya ada titik cerah mengenai performa Yamaha walaupun memang secara umum tidak seperti membalikan telapak tangan.

” Kami telah meningkatkan performa motor semenjak Tahun lalu, namun tidak bekerja di semua track dan semua pembalap ” begitu Kata Sumi, mengisyaratkan bahwa memang ada Respon dan efek yang berbeda untuk Yamaha M1 di bawah kepemimpinannya bagi Rossi dan Bagi Vinales. ” Sialnya, Penalti ( target) Top Speed semakin tinggi, sehingga ke empat pembalap Yamaha Kami lebih struggle lagi di saat race. Ini lah masalah terbesar kami, dan di area ini kami semakin hari semakin bagus “

Seakan memberikan penjelasan mengenai Yamaha M1 yang tidak bekerja bagus untuk semua pembalap, kepada speedweek Takahiro Sumi menjelaskan perihal Perkembangan Valentino Rossi dan Maverick Vinales selama ini. ” Valentino memulai awal musim yang bagus, namun lalu bersusah payah kembali karena kami tidak pernah menemukan basis (setup) yang bagus dalam artian Handling dan Umur pakai ban (untuk Valentino Rossi) “

” (sementara) Vinales berbeda : Pada awal musim ia tidak konsisten. Hanya saja di Barcelona ia menemukan pilihan basis yang bagus ( good basis) dan semenjak itu ia selalu konsisten dan menunjukan performa yang bagus . Di Assen ia bisa menang dan ini bagus buat dirinya dan Yamaha, menambah kepercayaan diri buat motor dan pengembangannya itu sendiri “

Jadi kalo bisa tmcblog kunyah kunyah dari apa yang diutarakan oleh  Takahiro Summi Perbedaan paling jelas antara Valentino Rossi dan Maverick Vinales di matanya saat ini adalah Maverick Vinales telah menemukan basis setup Yang bagus untuk dirinya. Sehingga di Kasus berbeda sirkuit ia hanya sekedar mengganti ganti Parameter pembantu lainnya namun dengan basis setup Yang sama. Dan basis setup ini lah yang belum ditemukan oleh Rossi sampai saat ini. cmiiw

Taufik of BuitenZorg

36 COMMENTS

    • swingarm bisa jadi dipakai karena bukan merupakan Part yang dilarang u/ digonta ganti
      namun kalo knalpot ini yang jadi tanda tanya, apakah Knalpot double barrel tersebut satu paket dengan mesin 2020 atau dengan 2019
      Jika itu adlaah paket 2019, maka bisa saja dipakai di sisa musim secara knalpot juga dipakai

    • Siapa yg bisa kasih lebih dialah yg akan di utamakan dalam pengembangan dan sudah selayaknya pembalap itu dapat opsi lebih ketimbang pbalap penghibur…

  1. So.. jd faham knp si (H)anu lbh fokus pengembangan motor pd pembalap yg bs mberi bnyak kemenangan..
    Otherwise.. si (Y)anu fokusnya ke pembalap yg………

  2. Mungkin karna Rossi dengan umur sekarang adalah PEMBALAP BERKEBUTUHAN KUSUS. jika yamaha ngikut rossi. Rossi bisa kencang tapi pembalap normal ( umur 20-32) jadi kesulitan. Sebaliknya jika pengembangan ngikut vinales. Kebutuhan Rossi tidak terpenuhi

  3. Kouji tsuya itu yg nunduk nunduk minta maaf di konferensi pers itu kah?
    Gila,abis minta maaf langsung mundur/resign,,,budaya harga diri diatas segalanya sama orang Jepang masih dijunjung tinggi ya

    • hal tersebut dikarenakan, rasa malu lebih berharga daripada ke-malu-an itu sendiri mas. as simple as that. hehe..
      sederhananya, yimihi di mata si ‘itu’ sudah tidak ada harga diri sama sekali. hoak atau fakta ? silakan disimpulkan masing-masing. monggo. hehe..

    • selama si ‘itu’ tidak bisa podium, yang salah dan harus disalahkan adalah yimihi. titik.
      padahal rider yimihi lain bisa pole dan podium. apakah masih kesalahan yimihi ???
      nah..bagaimana ini ???
      hehe…

  4. Jadi morbidelli itu bukan penginput data buat pengembangan M1 kayak tugas Crutchlow dan Miller kah?kok ngga dibahas sama sekali,dia kan juga pake spek A dan Sumi itu perwakilan dr YFR bukan cuma Yamaha Monster energi team doang

    • Morbido mungkin jg blm menemukan setup yang sesuai dgn gaya balapnya coy,ada berita dia pakai setup sesuai keinginnanya. Secara setup yang sesuai bakal berpengaruh pada laptime dan keawetan ban. Nah kemarin dia pakai setupannya murni peninggalan lorenzo dari kepala mekaniknya dan dia bs lbh baik. Dia blg setup ini lebih pas. Jos kale ya

  5. Awal2 debut vingeles di yamaha sangat kecil moetitif kungkin itu motor masih peninggalan lorenzo, namun setelah itu negara api menyerang yamaha dan vinales mulai terpuruk, mungil n kalo dr awal yamaha berdasarkan inoit si vingeles ga akan separah sekarang, cos inoiter utama sampai sekarang masih jeblok prestasinya

  6. Mantap yamama, ckup Adil pengembangan nya, setengah musim untuk Vale, setengah musim untuk vina wkwkwkwk.

    Yg menarik vina sempat kasih statement motor 2020 tidak berubah. Dan yang ane liat tahun ini. Kaya kasus neng vina garut tahun tahun sebelum nya. Dmn vina bermasalah ketika tangki Bahan bakar masih penuh. Jadi pas race Kaya telat panas ex(goldstone) cmiiw

    • Yap bethul, dan kasus ini kebalikan dari Lorenzo ketika masih di Yamaha, di mana ketika masih penuh, malah bagus dan ketika bahan bakar mulai hampir habis, kestabilan motor jadi berkurang. Meskipun laptime lorenzo tetap masih stabil kayaknya, hehe.

  7. Ane belum kebayang basis setup seperti apa yang dimaksud ya. Ane kebayangnya Setup base ini nilai tebakan awal untuk nanti di fine tuning lagi selanjutnya. Mungkin bisa diulas sendiri ini ya wak ?

    • Simpelnya gini, ada sirkuit yang cocok buat semua motor, nah ada kemungkinan Vinales ngambil basis setup di sirkuit itu, sebut saja Assen. Kemudian, di sirkuit lain tinggal merubah dikit-dikit dibagian lain, sperti naik turunnya atau keras lembutnya suspensi, sudut dan jarak Fork depan, dan panjang pendeknya wheelbase. Nah, untuk pengaturan ECU dan software mungkin sudah mengambil dari basis yang sama. Meskipun pemilihan ban juga sangat vital.

  8. Mungkin perlu ganti mekanik tuh rossi ya. Kalau dibilang performa menurun,pembalap yang lebih muda kemarin banyak dibelakangnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here