TMCBLOG.com – Akhirnnya Butuh sekitar 4 bulan lamanya semenjak Podium 1 di Seri jerez Alvaro bautista Bisa kembali menapaki podium tertinggi di Race WorldSuperbike 2019. Lebih mengesankan lagi bahwa kemenangan di race 2 Portimao kemarin selain mematahkan konsistensi Jonathan Rea yang selama ini selalu menang di Portimao juga menjadikan Bautista sebagai pembalap Ducati pertama yang finish Podium 1 di Portimao semenjak era Carlos Checa.

Sirkuit Portimao Bagi ducati memiliki dua sektor yang boleh dibilang cukup menantang. Di satu sisi, straight Yang cukup panjang membuat Mereka bisa mengembangkan Top Speed. Hampir semua Pembalap Permanen WSBK 2019 sempat merasakan ‘disantap’ Oleh Gaharnya Top Speed Bautista di Straight Start-finish Portimao. Bahkan sekelas Jonathan Rea pun nggak bisa berbuat apa apa ketika Bautista Gass Pol di Lintasan Lurus ini.

Selain itu Portimao juga memiliki sektor  cukup twisty dengan beberapa slow corner dan speed corner plus perubahan elevasi yang membuat Motor merasakan beberapa situasi ci luk ba seperti Assen akan yang cukup menguras tenaga dan sulit ditaklukan oleh Motor Berkarakter nikung bersudut seperti Panigale V4R. Terlebih lagi Bautista yang baru saja Recovery dari cidera dibagian Tulang selangka. Oh Ya Presiden FIM yang hadir di Portugal kemarin memberikan Clue Bahwa MotoGP Bisa hadir di Portugal Khususnya Portimao tahun 2022 nanti. Kayaknya sih OK melihat eksotiknya Trek.

Balik Lagi Ke Bautista, Sepanjang race weekend tmcblog lihat memang Ia cukup Ngotot. Sepertinya ada semacam lecutan semangat tambahan. Di race 1 aa sempat berjibaku dengan Chaz Davies yang mengambil secara agresif T1 dari sebelah dalam dan ini membuat Bautista terusik dan Hampir terkena ban belakang Lowes yang sedang menyapu tikungan dari sebelah luar (kiri). Bautista melorot turun sampai Posisi 15 walau akhirnnya gas Pol tekuk satu per satu pembalap di depannya sampai akhirnnya finish P4.

Di superpole race Alvaro Yang start dari Posisi 6 kembali kesulitan mengahdapi Crowd Tikungan 1 dan Turun sampai Posisi 9 walau akhirnnya bisa finish di Posisi Podium 2. Di Race Ke dua Alvaro kembali turun ke posisi 6 pada T1 namun akhirnnya bisa come Back dan finish Juara. Melihat Ketiga race di Portimao terlihat seperti Alvaro mau membuktikan Profesionalisme diri bahwa walaupun ia sudah dipastikan tidak bersama Ducati di 2020 nanti, Namun ia tetaplah Pembalap terbaik Ducati WSBK saat ini. Chaz Davies memang Podium di Race 1 namun Chaz belum bisa mempertontonkan seperti apa yang Alvaro perlihatkan.

Jonathan Rea tetaplah Jonathan Rea. Metronom adalah kata kata yang tepat untuk menunjukan konsistensi yang menjadi Karakter rindingnya. Gaya ridingnya text book cenderung smooth tanpa riak riak. Jika Alvaro nikung T1 Portimao dengan ban belakang ngangkat karena melakukan hard-Brake plus menghadirkan Rear wheel steering saat melibas tikungan, Rea tetap bisa menunjukan bahwa nggak perlu segitu lebay menghadapi T1 dengan ZX-10RR. Konsisten di race Pace, Main aman dan berfikir ke Championship tanpa mengahdirkan banyak resiko membuatnya Sangat konsisten di Championship Sheet sampai Portimao ini.

Di kala saat saat susah seperti di Paruh pertama Musim dimana Bautista bisa meninggalkan lawan lawannya sampai belasan kecamatan detik di finish line, Rea tetap konsisten finish di Posisi dua, yap memang jauh jaraknya bahkan pernah sampai lebih dari 20 detik, namun Rea sadar bahwa di Championship Sheet ia hanya kalah 5 point dari Bautista. Semenjak Jerez Inkonsistensi Bautista hadir. Berbeda dengan Rea, di kala sulit, mentalitas Bautista cenderung sulit bertahan untuk konsisten menempel Rea, Jarak point yang sudah Bautista Bangun di Paruh pertama musim banyak tercerabut gegara inkonsistensi ini.

Akhirnnya Pasca Portimao, Di kala Race hanya akan berlangsung 3 seri kedepan : Magny Cours, San Juan dan Losail yang siap menghadirkan Point Maksimum 186 dengan jumlah 9 kali race, Rea Bisa memimpin 91 Point di depan Bautista. Jika saja Bautista menyapu ke-9 race yang tersisa dengan Juara namun Rea bisa konsisten di Posisi dua, maka Gelar Juara dunia WSBK pun (lagi lagi) masih berada kuat dalam radar Jonathan Rea ketimbang Alvaro Bautista. . . . hmmm wsbk 2019 cukup dinamis, mudah mudahan Scott Redding bisa membawa dinamika seperti ini juga di 2020 nanti.

Taufik of BuitenZorg

19 COMMENTS

  1. As always Bau selalu edun.. Hehehe
    Tapi dengan apa yang dikatakan tadi katanya MotoGP ke Portimao kok saya kurang sreg ya.. Lebih seneng waktu main di Estoril… Hehehe
    Piisss UwU

  2. Semenjak AB masuk WSBK.
    WSBK jd ada gairah ya, ga terlalu monoton lagi.
    Kayanya kalo mbah oci pindah ke WSBK. Pamor WSBK jd rame

  3. Bau 10 kali P1, Rea 7kali P1
    Rea unggul 100 point.. mr.konsisten… rea tahu sulit juara melawan bau-duc alau gg konsisten..

    Sehebat apapun bau kalau gg juara, akan dilupakan sejarah…

    Hayden yg cuma 3 kali juara seri tetap legenda karena juara dunia…

    Pebalap non jurdun diingat sejarah mungkin hanya pedrosa…

  4. Fix bau crash karena ngak fokus waktu race sebeum dpt kontrak baru.

    Lomba sambil.mikir gaji yg kecil
    Sekarang dah mood , dpt kontrak pabrikan dan gaji gede. Bisa fokus balap lagi.

  5. Ngeliat AB19 sampe ngangkatin ban belakang buat nikung itu bener-bener bikin ane yakin kalau enih rider sebenarnya bisa konsisten podium di motoGP dengan GP19. Ane juga yakin kalau KTM dipegang AB19, setidaknya bisa konsisten finish 10 besar atau lebih bagus lagi. Tukar guling ama Jarwo atau Morbido aja deh.

  6. kawasaki dan ducati punya rider andalan bukan kaleng2
    hando kudu siapkan songotelu terjun ke wbsk
    sekalian jd new adventure

  7. melakukan hard-Brake plus menghadirkan Rear wheel steering saat melibas tikungan bagi bautista itu adalah kebutuhan bukanya lebay, justru orang lebih terhibur dengan riding style seperti itu lebih memacu adrenalin

Leave a Reply to dirtbike Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here