TMCBLOG.com – Via Speedweek, Sporting Director Ducati MotoGP Paolo CiabattiBicara Blak blakan mengenai apa saja Kekurangan Tim Merah ini di Musim MotoGP 2020. Padahal di atas Kertas pada awal Musim dengan Fakta Bahwa Andrea Dovizioso merupakan Runner Up 3 kali berturut turut pada 3 Musim sebelumnya ( 2017-2019) ditambah dengan Fakta Bahwa Absennya Marc Marquez Praktis selama 1 Musim penuh searusnya Ducati Bisa ambil Keuntungan. Namun yang di dapat Ducati Factory Musim 2020 ini hanyalah dua kemenangan GP bersama Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci, Serta Titel Juara manufaktur 2020.
” Ducati sangat kompetitif, dan pada dasarnya kami berjuang untuk podium di semua Grand Prix – kecuali Aragón dan Valencia-1. Kami mencapai kesuksesan ini dengan lima pembalap berbeda. Yang kurang pada kami adalah konsistensi pada level tinggi dengan satu pembalap. “
” Dovi menempati podium ketiga pada balapan pertama di Jerez. Bagnaia berada di urutan kedua di Jerez GP kedua, kemudian dia mengalami masalah mesin. Saat kami sampai di Brno, Zarco naik podium. Di Austria, Dovi memenangkan balapan pertama, balapan kedua (Austria), Miller finis kedua. “
“Jadi ternyata Ducati GP20 adalah motor yang sangat kompetitif. Tetapi karena berbagai alasan kami tidak dapat secara konsisten tampil di puncak dengan satu pengemudi.
Harus saya akui, kami juga memiliki beberapa masalah teknis yang biasanya kami hindari. Bagnaia dan Miller masing-masing DNF sekali karena masalah mesin. Tapi jangan lupa ini musim yang sangat aneh. Karena Lock Down banyak test drive harus dibatalkan. Departemen balap pabrikan Eropa bahkan harus Lock Downi setidaknya dua bulan. Pesaing Jepang kita terhindar dari itu. “
Selain Masalah inkonsistensi, Paolo Juga Bicara soal Ban Belakang Michelin Baru yang menjadi penyebab turunnya performa Ducati Di Musim 2020 ini ” Ban belakang ini ternyata menjadi tantangan bagi semua pengendara. Set-up ban ini harus disesuaikan dan diubah secara signifikan. Untuk melakukan ini, pembalap harus mengubah gaya berkendara agar dapat memanfaatkan potensi karakteristik ban tersebut.
” Ban ini tentunya memiliki grip yang lebih kuat. Tapi keseimbangan motor harus diubah. Dan keuntungan yang telah dimiliki Andrea ( Dovizioso)untuk dirinya sendiri selama bertahun-tahun hilang. Biasannya, Dia selalu mengereman dengan sangat terlambat, lalu membiarkan motornya tergelincir dan meluruskannya lebih awal untuk berakselerasi. Cara ini tidak lagi efektif untuk ban baru ini. Secara keseluruhan, performa Andrea dan Ducati merupakan kombinasi dari berbagai aspek.
Selain Bicara Soal Ducati, Paolo Juga memberikan pandangannya terhdap gelar Juara dunia MotoGP Joan Mir di Musim 2020 ini yang menurutnya Layak diperoleh Oleh M1R ” Saya angkat topi untuk Suzuki dan Joan Mir karena mereka paling konsisten dari semua penantang gelar. Joan hanya memenangkan satu balapan. Tapi dia mungkin akan memenangkan GP Spielberg pertama jika bendera merah tidak dikibarkan.
” Memang terasa tidak biasa jika Juara Dunia MotoGP hanya dengan satu kemenangan. (Namun) Tahun ini, konsistensi diperhitungkan lebih dari yang lain. Konsistensi dalam 14 balapan ini dalam waktu sesingkat itu menjadi kunci suksesnya. Joan mencetak banyak targetnya dan sangat sering berada di posisi teratas dalam balapan.
Apa yang juga kita lihat dengannya: dia berhasil terus bergerak maju selama balapan, sebagian besar berada di 5 besar, bahkan jika dia jelas tertinggal di awal lap. Kita juga tidak boleh lupa: Ducati memenangkan kejuaraan konstruktor untuk pertama kalinya sejak 2007 dan Ini baik.
Tapi kami tidak ingin menyembunyikan fakta bahwa kami memperolehnya karena Yamaha kehilangan 50 poin untuk Jerez, dua kali lebih banyak dari yang mereka dapatkan di sana. Jika tidak, Yamaha akan memenangkan kejuaraan konstruktor ini dengan tujuh kemenangan GP.
Kami senang dengan gelar ini. Tapi gelar juara dunia pembalap tentu saja jatuh di gengaman kita. Dengan absennya Marc Márquez, kami mungkin memiliki peluang terbaik untuk mengamankan gelar dunia ini. Sayangnya kami melewatkan kesempatan kelas satu ini.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Merry Christmas everyone..
Merry Christmas juga Dave
GBU
Intinya mereka tidak jumawa dan menyadari klo juara konstruktor ini karena kesalahan pabrikan lain.
Wise juga opah Paolo ?
Konsisten = kunci.
Noh kemaren yg bilang jurdun gak afdol kalo gk ada Mm.
Key = kunci
Klep = koentji
Motor kompetitip dengan semua pembalapnya bisa merasakan podium satu bergantian tp tidak ada yg konsisten diarea podium…cuma menang empat seri dengan empat pembalap berbeda…
Tujuan utama tetap juara dunia
Harus diakui desain GP20 ini pake ram air ala M1 dan winglet ala RC213V. Inovasi pabrikan Jepang memang terkesan lamban tapi begitu mereka keluarin versi mereka, pabrikan Eropa sampe harus nyontek arsitekturnya. RC16 terang2an nyontek RC213V bentuk fairing nya tentu dengan improvisasi mereka, Aprilia sebelum 2020 bentuk fairingnya terinspirasi M1. Di wsbk, bentuk winglet M1000RR juga mirip motor MotoGP pabrikan Jepang.
Jepang emang kurang soal inovasi tapi no.1 soal effectiveness dan functionality ?.
Gak juga om…
Motor prototipe jepang juaranya dalam inovasi teknologi terutama hodna
Ducati Juara Konstruktor karena Yamaha kehilangan Point, berita basih..
tumben humble
hmm.
Teruntuk pakde ciabatti, saya sekeluarga mengucapkan “BODO AMAT”
?