TMCBLOG.com – Pasca race Sachsenring, Selain bicara soal Sulitnya Yamaha M1 melewati Desmosedici GP, Maverick Vinales juga turut menyampaikan keluh kesahnya ke corong microfon Zoom meeting MEYMGP dan Kali ini memang boleh dibilang merupakan keluhan yang cukup keras dialamatkan kepada Pabrikan Yamaha sendiri. “Saya selalu memiliki masalah yang sama dan itu adalah roda belakang yang sering mengalami skid (selip). Saya telah mengatakannya (kepada Yamaha) sejak Portimao dan tidak ada solusi. Ya memang benar kami sedang bekerja, tapi… enam balapan telah dilalui untuk menemukan solusi. “
Dan ketika Ditanya apa tanggapan Yamaha terhadap Tagihan yang ia sampaikan tersebut, Maverick menjawab “Biarkan dia keluar ( Masuk Trek) untuk mengumpulkan data dan bekerja. Dan saya harus ngelakuin apaan ? Apakah finis ke-23? Saya di sini bukan untuk finish ke 23 atau untuk mengumpulkan data atau menjadi pembalap penguji. Pada akhirnya, ada saatnya sebagai pebalap Anda mengatakan bahwa itu tampak seperti kurangnya rasa hormat ( dari Yamaha Terhadap dirinya ) .”
Dan pada akhirnnya di ujung Pembicaraan Maverick Mengatakan bahwa ia Ogah memakai atau Mengcopy Setup yang dipakai Quartararo di M1 miliknya dengan alasan gaya membalapnya berbeda dengan gaya Membalap Quartararo.
” . . . saya tidak ingin menggunakan setup Fabio karena saya tidak mengendarai motor seperti cara dia mengendarai. Saya tidak akan beradaptasi dengan sesuatu yang berjalan baik untuknya, tetapi itu tidak berjalan baik untuk saya. Saya harus membuat sepeda motor untuk diri saya sendiri. Saya tidak ingin menggunakan setup pengendara lain.” ( transkrip Interview cek di artikel sebelumnya )
Ini menurut tmcblog cukup menarik karena hanya berselang beberapa jam saja sebenarnya ada komentar yang agak sedikit terkesan berkebalikan dengan apa yang disampaikan Maverick, Pol Espargaro mengatakan hal berikut ini : “Jujur, saya mengikuti ( racing ) Line saya sendiri ( di Sachsenring) karena saya merasa itu bagus tetapi di balapan hari ini… pada sesi Time attack saya tidak terlalu buruk, saya cepat, bahkan pada race pace.”
” Namun pasca hasil hari ini ( GP Sachsenring) , bukan maksud saya mengatakan Marc menang karena motornya, tetapi saya mengatakan bahwa untuk memahami motor saya perlu melakukan apa yang dia lakukan, saya harus menggunakan motor yang persis sama.
” Jadi, dengan melakukan itu saya akan mengerti persis bagaimana dia melakukannya dan bagaimana saya perlu mengendarai motor ini pada level 100% seperti yang dia lakukan. . . saya perlu meniru apa yang dia lakukan karena dia menunjukkan kepada saya bahwa motor ini bisa menang dan saya tidak bisa.”
” Jadi, mulai sekarang saya akan mencoba untuk lebih dekat dengannya daripada yang saya lakukan selama ini. Maksud saya, mulai sekarang saya pikir saya hanya akan mencoba mencopy Setup Marc, sasis Marc – karena dia menggunakan yang berbeda dengan kami – dan saya akan mengikuti racing Linenya. “
See, beda banget kan? namun begitu Jikalau kita mau sedikit Flash Back ke 2019 . . Ketika Di Assen 2019 saat itu Maverick Vinales dan Quartararo belum berada pada satu team. tmcblog ingat banget waktu itu bagaimana Vinales bersedia ‘ turun derajad ‘ menggunakan Suspensi depan Upside down Ohlins dengan Tabung luar berwarna emas hanya untuk mengetahui karakter Yamaha M1 yang membuat Quartararo begitu cepat bahkan sampai Memecahkan Rekor Laptime Assen di 2019 yang lalu.
Entah deh Kalau kamu termasuk Tim mana Bro soal Copy mencopy setup Dari team-Mate . . Tim Vinales atau Tim Pol ?
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
ya karena pol itu bukan rider developer.. skillnya biasa aja, dan mindsetnya dipertanyakan. jadi dia dibayar hrc hanya untuk mengcopy marc demi menang? c’mon dude..
☝️jawaban untuk keduanya
Gw rasa dia dibayar hrc cuma buat ngebual.
ato dibayar hrc karena ktp
Rider yg besar ialah rider yg bisa mengikuti zaman
Parjok,
Sebelum 2020
Saya rasa MV ketolong dgn motor M1 yg nyaman saja dan emang dasarnya cepat di tikungan.
Saat ketemu masalah, susah cari solusinya.
Vinales memang kebanyakan ngeluh, tapi saat ditanya apa kendalanya jawabannya tidak tahu tidak mengerti. kalo kontraknya berakhir tahun ini saya yakin bakal dibuang nih orang, sayangnya masih sampe 2022
Namanya jg mr.idon’t know,ya jawabannya muter² disitu aja?????
Ini masalah Harga Diri wak haji..
akan sangat memalukan jika ternyata dia makin terpuruk, brarti lebi parah dari taka
Wah Vinales kekeh bet…
Sudah terbukti Vinales beberapa kali menang dan ngalahin Marquez
Sementara Pol, Taka … Belom
Ngalahin dalam posisi balapan? Atau battle dog fight?
Cuma mau ngingetin GP Australia 2019, ada yang jatoh ngepot battle lawan marc ?
Bukan masalah tim mana sih Wak, semua pilihan memiliki sudut pandang dan situasinya masing2,, yang penting apapun keputusannya harus bertanggung jawab atas keputusan tersebut. hanya saja menurutku Vinales udah frusasi.. bagaimanapun akan dibandingkan dengan Vabio entah oleh fans maupun oleh tim-nya.
Marc sentris itu berhasil ??
Menurut saya ya senada dengan abah Lucio LCR bahwa…. as a rider, Marc itu paket lengkap. Mungkin saat ini fisiknya saja yg terlihat ada batasan tertentu pasca cedera. Sedangkan secara mental dia tetep seorang champion.
Dulu sih saya gak terlalu menganggap apa yg dia katakan. Karena entah kenapa saya lebih suka Stoner wkwkwk
Tapi bagaimana Marc menemukan solusi berkendaranya (berbasiskan data) dgn RCV saat ini, itu seperti melihat Stefan Bradl tahun lalu—-Alias test rider yang merangkap rider utama juga. Bedanya Marc bisa menang, sedangkan Bradl ya standard lah. Target awal sih posisi 5 besar Sachsenring, tapi P1 mungkin adalah bonus untuk mental juangnya yg kuat.
Makin paham kenapa kalo orang dihadapkan pada pilihan antara Stoner atau Marc. Lebih pilih Marc.
Makin menariknya berita ttg Marc, makin gelo kenapa Stoner memutuskan untuk pensiun dini ???? Mereka satu garasi itu bener-bener melihara 2 singa.
Singa beneran loh, bukan kaya hype nya berita duet singa JL99&MM93 maren itu ??
kayak nakagami musim kemarin dong..dy mau mempelajari setup markez..
MV ini belum coba sudah punya kesimpulan sendiri ?, Coba aja dulu, tp susah jg sih klo mental beda, MM aja dgn 8 gelar kadang masih belajar ke yg rider lebih muda/tercepat di lintasan dengan mengekor racing line dan titik pengereman.
Sy rasa Pol juga ga bermaksud copy 100%, tapi setidaknya setelah mencoba setup marc dia akan punya gambaran untuk dielaborasi dengan gaya sendiri.
Hal ini sebenarnya arah develop yang diinginkan pol, dia bisa compare data by tim, dengan begitu dia bisa tau kurang nya ada dimana sedangkan duet nya kencang kok dia ga bisa
Boong banget itu Vina..
Saya yakin sebetulnya Yamaha, Vina, Rossi, Morbidelli udah sering coba pake setup Quartararo tapi tetep gak berhasil.
Seperti halnya DP, CC, TN, AM, PE yg semuanya PASTI pernah nyoba niru setup Marc Marquez tapi gak bisa meniru riding style-nya
Pernyataan Vina itu bermakna dia mengkambing hitamkan Yamaha, persis seperti Rossi yg selalu komplain soal rear grip..rear grip.. rear grip..
siapa yg tercepat, memang yg jadi acuan utama, tapi juga jangan abaikan masukan yg kurang cepat, siapa tau memang ada poin penting yg akhirnya bisa jadi nilai plus untuk semuanya, dari masukan si kurang cepat itu
kalo cuma yg tercepat yang jadi acuan, sudah terbukti ada yang dari juara bertahan langsung jadi pecundang, terjun bebas ke dasar, itu tidak bagus untuk tim dan pabrikan, jadi ego pabrikan dan pembalap harus kompromi
Itu kriteria Tim ideal
Anti jumawa jika sedang d atas
Mudah d temui d tim menengah kebawah yang sedang berkembang ( sadar kalau mereka bukan yang paling benar )
spt nya KTM dan Suzuki yang saat ini begitu, gak ada anak emas di tim
wah ceritanya kalau begono… mesti tarik Dani untuk mengembangkan sasis dan kaki-kaki M1 ini… dengan Carl tambah runyam masalah M1, hanya Fabio yg bisa di depan… Kalau Hohe dipecat bisa jadi terlalu banyak komen seperti maverick bikin pusing pala Yamaha sajaa tdk cuman pembalap tapi test rider gak kalah cincongnya
Pendapat gw.. itu motornya aja yang bermasalah, soalnya klo motornya tidak bermasalah pasti semua pembalapnya pasti kompetitif.. Lihat aja Ducati, Suzuki dan KTM semua pembalapnya pada kompetitif, klo sekarang Yamaha mirip dengan honda.. Hanya fabio dan marc yg kompetitif sedangkan yg lainnya zonk.
Ketika zamannya motor Yamaha kompetitif.. Lihat rossi, lorenzo, cal crutchlow dan dovi mereka selalu di urutan 1 sd 10 besar
Tidak ada yang bisa mengalahkan Marq dengan motor yang sama, sejauh ini cuma Dani Pedrosa yg bisa menandingi Marq dengan motor yg sama. pedrosa sering cucuk xucukan bshkan pernah ngalahon marw sedangkan teammate lain, jomplang borr
Bener,
DP juga pernah kalahkan VR, CS dan hohe,
Makanya DP walu ngak jurdun, tetap disebut bagian dari para alien oleh fans selain ke 4 alien lainya
Kesimpulannya:
– Pol mau belajar supaya lebih baik
– Vinales songong tapi nihil hasil
#ThanksCrutchlow
#ThanksNakasuga
Yavh buang ego pribadi demi team.
Buktinya taka sekarang lumyan setelah pake set up mm dan sedikit adaftasi gaya mm dan dia sendiri.
Masalah nya,,,, memang Yamaha bingung, grip ban terus belum ketemu solusi nya. Q1/4 pasti dah tahu cara menjaga ban belakang dengan style dia
Ingat serial Son Goku, Super Seiya, tidak sungkan mempelajari lawan yg telah mengalahkannya utk menjadi lebih baik dan mengalahkan
kurang tepat, son goku dan bangsa saiya itu bangsa petarung, mereka kalo kalah dan sekarat hampir mati begitu pulih kekuatannya naik berlipat2 ganda.
Ada banyak cara untuk memperbaiki diri sendiri
Bisa dengan idealis dengan pengalaman dan dirinya
Atau dengan menjadikan orang yg lebih baik dari kita sebagai acuan dan tolak ukur
Gampangnya ada yang kaku ada yang luwes
Bisa dikatakan yamaha sekarang juga spt honda,
istilah semua rider bisa jurdun dgn M1spt kata CC sudah tidak relevan
Bedanya cuma m1 bukan motor perontok tulang, motor nyaman yg ngak perlu banyak energi buat bawa.
rossi, Vina sama saja problem ngeluh grup ban belakang terus
Morbi ngeluh kurang power
Taro mungkin merasakan problem grip belakang yang sama tapi dia tutupi dengan gaya balap yang rada agresif
Yamaha pantas ngeluh ke Vina dimana gaji lebih besar dibanding taro + sudah rela buang rossi demi lepas dari bayang-bayangnya eh malah di kepretin taro melulu
Pol dari awal musim cari limit rcv tapi ya hasilnya masih stuck dan masih ngotot pake setup marquez?
AM aja thn kemaren bisa podium 2,
Padahal awal banyak yg sangsi dan cibir, bisa buktikan dia .
Taka juga , walu blm bisa podium, tapi berhasil jadi yg tercepat
Itu sih cuma alesan Pol aja, padahal pengen tau riding style tinggal baca telemetri. Tapi kalo dirunut kebelakang, pol memang ga pernah becus nyetting motor, di KTM aja dia bahkan nyontek settingan Binder yg mana seorang rookie kan memalukan, hasilnya? Menang aja kagak pernah sementara Binder dan Oliveira bisa. Mental pol yg tukang contek itu yg bikin gw semakin yakin pol ga cocok di hrc yg setiap pembalap dituntut punya inovasi sendiri dan feedback yg bagus.
Yac pasti rider akan coba semampu dia dulu dgn gayanya sendiri dan setup sendiri.
Saat sudah mentok dan resiko di depak thn depan, yach coba contek , ngak kekeh dengan setup sendiri demi team.
Msh mending setup tiap rider di HRC bebas diliat rider 1 team atau team satelit.
Vinales ga seneng di banding2in sama quartararo ?
Jika ngikutin set up sendiri hasilnya lebih baik, maka pakai aja
Jika ngikutin set up orang ternyata lebih baik, ya pelajari dan pakai set up orang
Jd yg mana aja yg hasilnya bisa lebih baik,
Beradaptasi, gak usah kaku tp tetap punya acuan, gak usah gengsi tp tetap punya pendirian.
Di HRC anda keluar paddock untuk jadi pemenang bagaimanapun caranya.
Di Yamaha anda keluar paddock mau sunmori juga boleh.hehe.
Pendekatannya sama baiknya baik pol maupun vinales,yg ga baik saat mereka sudah diberi semuanya dan tidak beranjak naik progresnya.
Yaa mentalitas adalah yg utama karena skill dan motor hampir sama kuat semua.
BACOTD, betul anda, comment of the day
may be, vinales baper kalah sama junior
MV gengsi lah wak.. tp diem2 mungkin pernah mempelajari setup rider Laen.
Lama2 MV keluhanya mirip VR ya… Rear grip terus…
Kemarin MM juga ngeluh rear grip pas 3 kali ndlosor..tp jermanGP keknya udah ketemu solusi..
Gak juga, itu gra2 ban spek 2019 yg dibawa michelin, jdi wajar honda bagus kemarin.. Liat aj semua pembalapnya masuk q2.. Sedangkan pasukan inline pda kesusahan ?
Vinales bener karena pabrikan tidak bisa menyelesaikan masalah kan sudah dijelaskan masalahnya sama rider nya, coba lihat pabrikan lain misalnya KTM rela ganti frame biar dpt grip. Mungkin kedepannya ngikutin RCV yg punya byk masalah tapi tidak diragukan maunya yg lain bawa motor seperti Marc.
Penyakitnya berbeda
menurut gw alasan asli MV ga mau pake setup FQ krn takut ketauan skillnya yg “b” aja, ga bisa mengemulasi riding style FQ, jadi selama ini dia ngotot berusaha mempertahankan riding style nya yg buruk itu dan malah menyalahkan motor nya, bertahun-tahun dia dijadikan rider referensi pengembangan tapi hasilnya ya ga ada juga, jadi intinya MV sbg rider reguler = ❎ sbg rider pengembang juga = ❎
itu berlaku juga utk rider Yamaha yg lain,
utk si Pol rasa gw yg lebih masuk akal, kalo riding style dan setup nya udah terbukti gagal dalam menjinakkan RCV, ya pilihan satu2nya ya merubah riding style dan setup keseluruhan, bisa mengambil referensi dr rider yg udah terbukti bisa menjinakkan RCV, lalu mengemulasi dan merubah sedikit sesuai kenyamanan,
nah tinggal kita lita hasilnya kedepan kyk gmn,,
Wak Haji apakah bisa pembalap motoGP putus kontrak sebelum habis?
Misalkan Yamaha dan MV sama2 sepakat mengakhiri kontrak.
Mungkin Vinales gabung dengan Aramco atau Aprillia ?
Morbidelli naik ke Yamaha factory
kayanya bisa aja kalo tim dimana dia pindah mau bayar ganti ruginya
bisa, cal crutchlow dengan ducati dan Lorenzo dengan honda pernah mengalaminya kan ?
Atau mau kayak Zarco yg putus kontrak sendiri,tapi ada resiko untuk bayar denda kalo pabrikan ybs minta ganti rugi atas pembatalan kontrak,dan menganggur jika belum ada tawaran lagi
Vina ini ribet ya. Pengen build setup sendiri, tapi pas disuruh kumpulin data malah ga tau harus ngapain.
Jadi bos yayams, udah gw pecat juga nih.
Dicoba aja dulu Vin.. Lalu test puluhan lap.
Ngomongin gaya balap, ga terlalu signifikan. Ga kaya JL sama VR, semua bisa dicoba selama ga ada gengsi..
gw condong ke Vina sih. wlpn blm pernah jurdun & inkonsisten atleast record podium dia lebih bisa berbicara dibanding Pol. Bahkan 2019 kemarin di Assen dia P1
Vinales songong amat mentang2 senior di Yamaha. Dari tahun pertama datang kalo diinget2 kerjaannya cuma memperkeruh keadaan.
Bisa jadi segala macam ‘kerusakan’ M1 yg melenceng dari blue print M1 original saat ini adalah hasil dari inputan dia.
Sejak dia kencang di test pra musim, perlahan-lahan suaranya lebih didengarkan Yamaha dibanding si singa tua Vale. Tapi ujungnya malah jadi bulan-bulanan di pertengahan musim.
Saya lbh suka dng keterbukaan Pol. Klo Maverick tdk mau bertindak sbg test rider, seharusnya tdk perlu memaksakan motor yg adaptasi thd rider, justru dia hrs temukan bgmn motor cocok dikendarai.
Sejarah M1 bs optimal dng riding style Lorenzo. Dibuktikan jg oleh Zarco. Skrg Fabio temukan riding style yg cocok.
Kmrn Taka jg sempat berkembang setelah coba riding style Marc.
Kelihatan Maverick tertular Vale yg “terjebak” membangun motor versinya yg blm tentu dipenuhi Yamaha..
Punya buah hati kirain akan lebih matang dan dewasa, ternyata….
Apa mungkin punya anak itu sesuatu yg ga direncanakan karena kebablasan
Oops,udah deh ga ngurusin sampe urusan pribadi
Menurut Gw Pol Msh Harus Adatasi . Ini kan Tahun pertama Dia diteam Yg baru . mau Di Bilang RC16 itu RCV kawe Pun Suatu Team Tdk Akan Bisa MengKlon 100% Tim Lain beserta Kendaraannya . Mungkin Mendekati Atau Malah Melebihi Baru Bisa . Kecuali Bedol Desa Ya
Vinales mau ngembangin motor??
Mencoba untuk berkembang tapi malah layu sebelum berkembang.
Bagi Yamaha seperti ini.. “Cukup waktu yg udah di berikan pada Vinales, ayo kita mencoba arahan dari anak muda yg punya pemikiran pemikiran baru, gaya baru”
Pepatah mengatakan. “orang hebat akan lahir dari generasi muda”
Setiap Masa ada orangnya dan setiap orang ada Masanya.
Gak mau copas ya terserah jalan yg kamu pilih..
Kalau bagi Pol, pendekatannya kepada Ini sepeda motor bisa Juara dunia.. Dengan orang yg masih punya keterbatasan fisik aja masih bisa maju didepan dan Jura.
“Baiklah, kami samakan dulu BikeChamp ini, dan saya pelajari dengan cara mengendara Champion”
Jadi belajar itu bisa kekanan, bisa kekiri, mana yg efektif? Yg efektif yang menyentuh garif finish pertama.
Jika anda dibayar untuk menang, maka segala upaya adan dilakukan oleh keduabelah pihak untuk menang.
jolor balik lagi aja ke yamaha gantikan vinales