TMCBLOG.com – Kontributor tmcblog asal Spanyol, Manuel pecino Mulai Pasca GP Jerez memulai Serial Artikel ” Three uncomfortable questions “ dan mengirimkan via email artikelnya ke redaksi TMCBLOG.com. Yap Tiga Pertanyaan yang tidak bikin Nyaman Bagi siapa saja yang berada di Lingkungan Paddock MotoGP. Dan Untuk edisi Pertama sasarannya adalah Piero Taramasso Boss Michelin Di MotoGP.
Pecino : Apa Perasaanmu sebagai tenisi ketika setelah tiga tahun kebanyakan Rekor ( Laptime) masih dipegang ketika Masih menggunakan Bridgestone ?
Taramasso : ” Buat saya bukanlah masalah karena buat Kami menumbangkan rekor yang sudah ada bukanlan prioritas pertama. ketika balik ke MotoGP hal pertama yang kami inginkan adalah membuat Ban dengan level yang tinggi dan bisa digunakan Oleh semua pabrikan. tentunya untuk Ducati, Yamaha, Honda . . . dan Merupakan Ban yang stabil dimana semua pembalap dapat dengan mudah dimengerti. Ini prioritas utama Michelin “
Pecino : Namunkan tolok ukur performa dari ban adalah Laptime ?
Taramasso : Ya Saya mengerti, Karena semua orang, pembalap melihat dari rekor; Itu penting. Kami, Michelin hadir di MotoGP pertama Untuk Image, kedua untuk mengembangkan ban Kami. Saya harus bilang bahwa kami meninggalkan MotoGP selama 7 tahun sehingga kita tidak bisa mengalahkan rekor dalam di tahun pertama atau kedua. Level dari Motor dan sirkuit sangat tinggi. Jadi butuh setahun atau Dua tahun.
Pecino : Tapi Kita sudah melewati beberapa tahun nih ?
Taramasso : ” Bisa dikatakan bahwa Kami sedang dalam posisi memecahkan rekor mulai tahun ini ( 2019). Sekarang kami memiliki basis Ban Yang bagus, Karkas yang memberikan Feedback, Grip, dan Jarak Tempuh yang bagus dalam race. Sekarang setelah tiga Tahun mempelajari dan bekerja, Kami benar benar menyerang untuk murni ke arah performa untuk memecahkan rekor rekor. Menurut saya Tahun ini Kami akan mengalahkan mereka ( Bridgestone ) dan Tahun depan semua rekor akan atas nama Ban Michelin. “
Pecino : Kenapa Michelin belum bisa membuat ban yang hanya membuat Pembalap hanya berfikir soal geber motor dari lap awal sampai Lap akhir. Saya tanyakan ini karena sering kami dengar bahwa : bagian pertama untuk saving Ban kalau tidak begitu maka ban akan habis sebelum race berakhir ?
Taramasso : ” Michelin tidak hanya bisa menghasilkan ban ini, namun Ban seperti ini dapat ditemukan di ban dengan spesifikasi yang kami sebut dengan HARD. Dengan ban ini Pembalap bisa maksimal semenjak awal sampai akhir Race. namun apa yang terjadi ? Pembalap selalu membuat Pilihan Agresif, pilihan Beresiko tinggi, selalu memilih karet ‘ soft’ karena di lap awal bisa memberikan Potensi lebih dan membuat Time bagus. Namun Karet Soft performanya menurun seiring bejalannya waktu. Tidak ada Ban Soft yang bisa dipakai cepat dari Lap awal sampai Akhir. Tidak akan mungkin. ini murni fisika. “
” Jadi Kenapa Orang orang memiliki impresi seperti yang anda Katakan, adalah karena Pembalap memilih pilihan Agresif Yang memaksa mereka manage ban Tersebut. Ban Soft dipush pada awal race dan Memanage sampai akhir. Atau me-manage Ban soft di awal agar bisa di Push di akhir race “
jadi Begitu sob, ada beberapa point penting yang diperoleh dari penjelasan Piero Taramasso diatas yakni bahwa Mlai 2019 ini Michelin Punya asa untuk mengalahkan semua sisa rekor yang telah dibukukan diatas Ban Bridgestone dan Penjelasan Blak Blakan Bahwa secara Default ban HARD lah Yang bisa digunakan Oleh pembalap dari awal sampai Akhir
Manuel Pecino
Faktor lain?
opo2 an tumbang
Yess
Sementara untuk ukuran alien kaya Marc, ban hard michelin aja masih kurang hard.
Markes cocoknya pake bridgeston ya
iyain aja. tetep aja bridgestone rekor laptime dan durabilitynya di atas pabrikan ini
Ane juga ngerasa demikian sob. untuk durabilitas rasanya bridgestone lebih ajib.
Produksi masalnya juga. Batlax masih lebih baik, tapi lebih mahal…
merk ban yang membuat ban dengan tipe karakter ban yang paling membingungkan, meskipun semua bentuknya pada dasarnya sudah sama-sama bundar
Betul sama sama bundar, tapi tidak membuat ban atas dasar pesanan rider team tertentu dan jenis motor tertentu.
dan ketika ini semua terjadi (ban siap push dari awal sampe akhir)…siapa pembalap yg akan menari2 di atas penderitaan netizen yg budiman pak bangun?
Ini kak seto bukan ya? Pemerhati ban juga rupanya
sepertinya pembalap yg kesurupan tsb perlu diruwat mas Mulyadi. karena seorang pembalap tugasnya bukan menari. haha..
Nanti kalo udah bisa numbangin rekornya bridgestone semoga peraturannya balik lagi bannya multi brand hihihi..
Pada intinya, sampai saat ini masih lebih bagus Bridgestone ya
Mencoba mengalahkan ban teknologi/racikan lama dengan yg baru. Nanti Bridgestone balik lagi, di ambil lagi tuh rekor?
kita liat aja nanti gmn apa bisa numbangin rekornya bridgestone
Itu ban, gearset,dll bekas race pada diapain yak? Di scrap/ recycle atau boleh dijual ke umum? Hehe
kalo ban di balikin ke tempat riset bannya buat riset lanjutan
Ini balap motor, bukan balap ban.
masa agresif nunggu lapar lap akhir.
Kalau kaya gini, tiap balap maximal 10 lap aja
Ingat jaman Bridgestone, Mash pake ECU inhouse semua, yg pengembangan nya tidak ada batas limitnya.
Nah.. dgn ecu inhouse saja.. ban masih bisa durable..
Bandingkan jika micilin di gunakan saat ecu inhouse.. 10 lap habis itu ban.. tinggal pelek doang.. xixixi
Dikata ecu inhouse rakus ban. Ecu inhouse malah bisa memnage ban lebih baik lah. Gak kaya ecu MM.
hihihi michelin masih punya catatan hitam yang sekarang hilang begitu aja.
kasus meledaknya ban loriz baz ditrek lurus sepang dengan kecepatan 290 km/jam tahun 2016 masih menyisahkan pertanyaan ?
Di Formula 1, noda Michelin ini lebih sadis lagi.
Tahun 2005, jamannya Toyoto masih ikutan main, Seri Indianapolis, Amerika, ban Michelin tidak bisa menahan beban lateral di sektor akhir. Cuma Bridgestone yang emang durable.
Oiya inget akhirnya yg balapan hanya boleh 6 atau 8 pembalap pengguna bridgestone waktu itu.
Kelihatan sekali kesimpulan jawabnya “masih berupaya”. Setelah dicerai GP, pny waktu 7 thn nganggur, plus 3 thn berjalan support GP lg blm ada hasil yg diharapkan.
Baca wawancara ini jelas Bridgestone ketawa sambil geleng geleng aja…
kata hodna “really,ban hard?, hard lu masih terlalu lunak bray buat kami”
dulu pake BS pas ngerem ban belakang bisa sampe terbang mantul2,dan rebah lebih rendah
kalo michelin masih ngunggulin ban belakang aja,ya ridernya suruh wheelie aja terus biar ban depan nya awet ??
saya rasa bridgestone lebih baik, gak cpt habis bannya. kyknga mic gak mau buat ban luar soft lalu tengah medium dan paling dalam hard. Ngayal ah
Tujuan darno kan bikin balapan makin kompetitif makanya balik ke ban mummy .
ban terbaik tetaplah IRC. apapun alasannya, mau record segimanapun tetap IRC the best. ban dengan kearifan lokal. hehehehe
IRC Bukan Brand Jepang Juga ?
Inoue Rubber Co., Ltd = IRC
wah baru tau. soalnya kata montir bengkel langganan aseli lokalnya.
kena tipu dah. hehehe
IRC, merk jepang, produksi tangerang.
Sekarang ada juga pirelli, merk itali produksi subang
Setelah michelin selanjutnya pirelli
bahkan setelah 3 tahun di ban pun Merek Jepang menunjukkan masih lebih baik dr Merek Eropa,,
wah baru tahu soalnya kata montir bengkel deket rumah aseli lokalan.
yah kena tipu.
michelin memang ada yg produksi lokal tp bukan asli lokalan, beberapa tipe diproduksi disini 1 line produksi sama corsa kalo gak salah dan beberapa tipe ada yg impor langsung dari thailand
Pirelli aja masih lebih bagus. Tapi ini Michelin yang juga ngasih rating/bintang ke restoran2 populer di dunia kan?
Pirelli di f1 sejak one make tyre banyak yg mledak ban nya bor. Apa ga mumet mensuplay ban prototype utk 2 kejuaraan ?
Iya betul mrk yg merating restoran2 mewah, tp bukan insinyur ban mereka yg merating
Yang jelas setelah ganti michelin, gw kaya nonton balap sepeda.
BT 16.5 inch
michelin 17 inch
apakah ini berpengaruh terhadap performa ban itu sendiri
Bajak saja insinyur bridgestone, biar bisa bikin karkass ban yg menyerupai bridgestone
Soal ketahanan memang msh bagusan si jembatan batu, tp kan itu jaman ecu pabrikan dan sepertinya perbedaan ukuran diameter roda ada pengaruh juga