Friday, 29 November 2024

Analisis Pasca race MotoGP Misano 2 . . . Mr Konsisten VS New Vinales !

TMCBLOG.com – Maverick Vinales memenangkan Kembali Seri balap MotoGP Persis setelah ia mengubah Mindset pendekatannya terhadap permasalahan teknis Yamaha M1 yang dihadapinya, wabil khusus mengenai grip ban belakang. Seperti yang sobat bisa baca di artikel sebelumnya Step pertama yang Maverick lakukan adalah dengan mencoba tidak mau lagi menghabiskan waktunya berfikir mengenai cara mengembalikan grip ban belakang. Ia sekarang lebih konsentrasi dengan ban Depan yang menurutnya selama ini telah ‘ terabaikan ‘ padahal Memiliki banyak potensi untuk menjadi Kunci diferensiasi performa Yamaha M1. Yang kedua adalah pendekatannya terhadap race weekend secara keseluruhan yakni lebih mementingkan race pace ketimbang Single fast Lap. Yap walaupun hal kedua agak sedikit dipertanyakan karena pada faktanya Ia adalah perengkuh Pole Possition sekaligus pemegang rekor Manusia tercepat di atas Sepeda motor di Misano Saat ini.

Apakah Perubahan Mindset dan pendekatannya ini ada hubungannya Dengan apa yang Maverick rengkuh di Misano 2 . .  Saat Press Converence Official Dorna Via Zoom tmcblog langsung bertanya kepada Maverick dan Ia jawab, ya Mentalitasnya masih sangat dekat dengan apa yang telah ia kerjakan semenjak awal race weekend Misano 2. Namun Satu lagi tambahan Maverick mengatakan bahwa Timnya Yang dipimpin esteban Garcia menemukan peningkatan setup yang bagus saat FP3 Misano 2.

Juara hibah? Come On !

Banyak Premis dan analisa bahwa Juara yang diperoleh oleh Maverick Lebih merupakan Juara Hibah yang ia peroleh karena Crashnya Pecco Bagnaia menjelang 7 Lap terakhir race Misano 2. Apakah Demikian . . yaaa, At-least data tidak menunjukan Demikian kalau menurut tmcblog.

Terlihat Memang Pecco Bagnaia Begitu Cepat di sekitar setengah race awal. Misano Bukanlah Track Desmosedici dan Track V4 pada Umumnya. Ini adalah track Para Punggawa Inline-4. terlepas dari Ini adalah Sirkuit Backyardnya Pecco dan pembalap pembalap VR46 Academy lainnya, Namun Pecco memang salah satu pembalap V4 yang berbeda, di paragrap bawah kita akan bicara Pecco lebih banyak, namun Secara umum setelah lap 13 performa Pace Pecco cenderung turun.

Kalau misanya Pecco Nggak jatuh di lap 21, Akankah Vinales Bisa mengalahkan Bagnaia ? jawabannya adalah Mungkin. Dari lap 16 ke Lap 20 Maverick mulai bisa meringkas jarak dari 1,5 detik menjadi 1,1 detik itu artinya 0,1 detik per lap . . dan Sobat Bisa lihat Juga Bagaimana Grafik Maverick cenderung lebih baik dari Pecco.

Tidak ada yang bisa menebak dan memperkirakan dengan Akurat mengenai apa yang bisa terjadi pada 7 lap berikutnya, namun jika kedua data maverick dan pecco diekstrapolasi maka akan menunjukan bahwa mereka berpotensi bisa Cucuk cucukan alias dog fight di Lap lap terakhir.

Desmo tetaplah Desmo, tetap susah belok

Ducati desmosedici tidak pernah berubah secara signifikan Filosofi dari Motornya. Penggunaan Mesin V membuat Karakter Mesin Desmo ini begitu stabil saat pengereman berkat platform dan konfigurasi mesinnya. Desmosedici memiliki Powerband Top end yang Bagus sehingga sering torehkan Top speed tertinggi walaupun Sirkuitnya hanya memiliki Straight pendek kurang dari 600 meter seperti Misano sekalipun.

Namun begitu, Semenjak awal Pembalap Butuh penyesuaian Gaya Balap terutama pendekatan saat menikung dengan Motor ini. Secara umum Mesin V4 Butuh gaya Stop and go yang diejawantahkan dengan cata menikung yang V-Shape pula. Masuk tikungan dengan Stabil, memindahkan roda belakang dengan berbagai gaya termasuk dengan Rear Wheel steering, lalu dilanjut dengan akselerasi biadab ala V4 baik keluar tikungan maupun Corner speed.

Namun Di era tahun 2020 ini di mana Michelin memberikan kompon karet dengan grip yang luar biasa bagus, gaya berkendara V-Shape apapun Motornya baik itu Ducati, Honda, KTM, dan Aprilia secara otomatis akan terkena kendala.

Tidak mudah untuk memindahkan Posisi Motor sebelum apex tikungan dengan Karet ban yang melimpah gripnya. Di awal awal Dovizioso struggle, Marc, Crutchlow, Aleix espargaro, Pol Espargaro dan semua pembala V4 Struggle terhdap fakta dan tantangan yang harus mereka hadapi ini.

Resep Corner Speed Pecco

Namun apakah Pecco berhasil mengubah gaya Secara signifikan, seperti menikung ala U-Shape nya pembalap bermesin Inline-4? Sepertinya tidak. Gaya Berkendara Pecco masih bertipe V-Shape, Namun pendekatannya di Setengah bagian pertama tikungan yang membedakan Pecco dan pembalap V4 lain.

Gaya menikung Pecco Secara umum masih berfilosofi V-Shape. Kepada Mat Oxley Pecco berujar “Semenjak test pramusim tahun ini kami membuat langkah besar, jadi gaya berkendara baru saya lebih cocok untuk Ducati baru dan ban belakang baru.

Ducati sangat stabil dalam pengereman, jadi saya bisa mengerem lebih kuat dan kemudian dengan menggunakan kecepatan saya bisa masuk serta membelokkan motor. Sehingga saya tidak kesulitan saat berbelok. Dengan cara ini saya tidak kehilangan waktu dengan Yamaha dan Suzuki di tengah tikungan, lalu saya bisa menggunakan mesin kami, yang luar biasa ( untuk berakselerasi keluar tikungan ) . “

Pecco masih membawa karakter late Braking ala Ducati, namun cara dia melakukan pengereman jauh lebih smooth di antara pembalap pembalap Ducati lainnya. Andrea Dovizioso yang punya akses terhadap Data data telemetri pecco saat membawa GP20 bisa melihat hal tersebut.

Menurut yang bisa tmcblog kunyah kunyah dari apa yang diinformaskan Oleh Dovi, Di era dimana grip ban Michelin bertambah seperti tahun 2020 maka Hard Braking akan jadi masalah dan akan menempatkan motor pada posisi yang buruk.

” Pecco bisa mengerem dengan tekanan rem yang lebih rendah dan menghentikan motor dengan lebih baik. Ini sulit untuk saya lakukan. Karena ketika Anda melakukan late Braking Anda inginnya lebih cepat melakukan Pengereman sehingga Anda ‘mempressure’ lebih banyak (pengereman) “

Cukup jelas Apa yang dijelaskan Dovi, namun buat Dovi mudah untuk dikatakan tapi sulit untuk dilakukan. Ini semacam Mindset di dalam Otak dimana Jika kita melakukan late Braking dengan keras, Maka dengan segala adrenalin tinggi yang hadir Otak akan memerintahkan Tangan kanan untuk menekan Tuas rem dengan keras pula dan bahkan Mungkin Membabi buta.

Namun Tidak Bagi pecco, Sepertinya ia telah menemukan pendekatan baru dalam memperlakukan pengereman, ia bisa mengendalikan Otaknya agar tetap Kalem melakukan Hard-Brake saat menghadapi kondisi Kritis seperti saat menikung. Hard Brake tapi Kalem, Pasti susah tuh !

Dengan kalemnya Pecco dalam melakukan pengereman dimana Pressure pengereman bisa lebih terkendali, ia bisa melakukan memilih line di mid corner dengan lebih baik dan Mid-Corner Speednya yang lebih baik, dan dengan gini, Mid Corner speed Yamaha – Suzuki yang bermesin Inline 4 pun  bisa ia jabani.

Patut sobat catat bahwa Mid-Corner speed pun sangat berpengaruh pada Top Speed Secara overall. Top speed tinggi di ujung straight tetap butuh Initial speed/ Kecepatan awal yang biasannya merupakan Mid-Corner speed. Jika kecepatan awal sudah tinggi, Maka Logis Tp Speed Pecco Pun jadi yang paling tinggi. Pecco telah melakukan Re-Inventing cara baru menaklukan Style menikung Motor Motor V-Shape.

Mr Konsisten, Joan Mir

Lalu bagaimana Mengenai Joan Mir ? Ia adalah Pembalap yang Exceptional Menurut tmcblog dan dengan berani tmcblog bisa katakan bahwa Pembalap terbaik di Double header MotoGP Misano 1 dan misano 2 adalah Joan Mir. Terlepas dari Crashnya di Brno ia adalah pembalap Paling Konsisten berada di Top 5. Bahkan Mir sempat menunjukan bahwa ia berpotensi meraih P1 pertamanya di Styrian GP.

Selain fakta konsistensi top-5, Faktanya Joan Mir adalah pembalap dengan skor tertinggi dalam empat balapan terakhir. Mir merengkuh 69 poin dalam 4 seri terakhir jika dibandingkan Dovizioso 53 Point, Viñales 41 point dan Fabio Quartararo 24 point.

Mir sekarang berada di urutan keempat secara keseluruhan, satu poin di belakang Viñales dan Quartararo dan empat di belakang Dovizioso. Jika tombol Mode andai andai boleh dipencet pasti banyak yang membayangkan seperti apa klasemen Championship Pasca Misano 2 jika Mir tidak disingkirkan oleh Iker Lecuona di Brno.

Perjalanan Mir pada ahad GP Emilia Romagna Misano 2 sangat sangat spektakuler. Mir start dari Grid 11  masuk Posisi 9 di Lap ke dua, Masuk ke P7 di lap 3 dan pada pertengahan race dia sudah berada di urutan kelima dengan jarak 7,1 detik di belakang Pecco. Pada akhirnya dia berada di urutan kedua sejauh 2,4 detik di belakang Vinales. Yang di depan melambat, atau Mir yang tambah Kencang ?

Yap, dari data terlihat bagaimana Pol espargaro berkurang pacenya secara stabil, Maverick berkurang lebih drastis dari Pol. Sementara Joan Mir pacenya boleh dibilang stabil dari Lap ke 7 sampai lap terakhir Lap ke 27. Drop Laptime di lap ke 25 disebabkan ia sedang dalam Dog fight dengan Quartararo dan Pol dimana sobat bisa lihat dengan ketajaman Suzuki GSX-RR, Mir dengan mudah dapat memotong dari sebeah dalam dengan Tajam dua pembalap di depannya ( Pol Dan F1/4 ) yang berlap lap fight seperti tiada berkesudahan.

Quaratarro sendiri mengakui bahwa Yamaha M1 memiliki kesulitan saat mencoba menelikung Pembalap di depannya. Mungkin salah satu penyebabkanya adalah perbedaan Gaya Menikung antara V4 dan Inline 4 dan bukan kebetulan juga bahwa Dog Fight fabio selama ini lawannnya mayoritas adalaah pembalap V4. Salah satu Kunci adalah Ngacir duluan di awal . . Laaah jadi Ngomongin Fabio . . Mir terus Gimana ?

Banyak yang mengatakan bahwa Mir dan Suzuki tinggal kurang Kualifikasi doang sehingga mereka tinggal start di depan dan Ngacir. Apa benar begitu ? Ya bisa ya bisa juga nggak sih . . Di Styria sobat bisa lihat bahwa start dari Row ke dua Mir bisa memimpin semenjak Lap ke 4, namun Dari Grafik emilia Sobat Bisa melihat bahwa Grafik Joan Mir Agak berantakan (baca – pelan ) di 7 Lap awal.

Ternyata yang terefek oleh Banyaknya Grip Michelin 2020 bukan Hanya Mesin V4, Namun mesin Inline4 juga, salah satunya adalah Joan Mir. Satu-satunya masalah yang dimiliki Mir dan GSX-RR-nya adalah grip belakang yang terlalu kuat. Cengkeraman grip karet yang terlalu besar di bagian belakang menyebabkan ketidakseimbangan traksi dengan bagian depan, yang menyebabkan kesulitan saat masuk dan keluar dari tikungan.

Dengan Kata Lain di Suzuki pun, Ban Belakang Dengan Grip hebat akan mem-push roda depan. Namun dari Grafik sobat bisa melihat bahwa pace Mir lebih baik saat lap demi lap berlangsung. Di mana grip Roda belakang agak ‘melunak’. Namun yang pasti, Suzuki perlu menemukan keseimbangan setup yang lebih baik sehingga bisa lebih konstan dan stabil di awal balapan.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

137 COMMENTS

      • Mas, di Andalucia FQ20 itu memang menengok beberapa meter sebelum garis finish. Race pace turun di final lap, gap dari 7 koma sekian detik menjadi 5 detik. Mungkin itu yang dimaksud dengan selebrasi sebelum finish.

        Coba tonton lagi deh masbro.

        Dari tabel race pace yang masih naik itu MV12 dan VR46 karena mereka masih fight di final sector.

        Hingga finish
        FQ20 41’22.666
        MV12 41’27.161 gap 4.495s

  1. jadi sujuki yg inline jg trpngaruh grip blkang yg lbh baik? brarti ymaha blm ktmu obatnya nyari grip blkng yg bagus.. aneh, satu mrasa klbihan grip, satu mrasa gk pny grip ? tp scra umum, dovi bilang, more grip is better…

    • Mir lebih paket lengkap dibanding Vinales. Dia rider terbaik di grid saat ini.
      Satu-satunya rider yg bagus di sirkuit stop&go dan juga di sirkuit flowing.

      Tapi saya tetep dukung babang Vinales. Karena dia sudah new normal wkwkwk 😀

      • New normal tapi di 1 sirkuit ?. Itu belum dikatain new normal . kita lihat di sirkuit yg lain .
        Kalo mir . masih konsisten di 5 besar . akhir” ini

  2. Terkait gaya berkendara baru Pecco, apakah pendekatan ini yg juga dilakukan oleh Lorenzo semasa di Ducati Wak?? Mengingat Lorenzo dikenal sbg pembalap smooth dgn butter hummernya yg handal di speed mid cornernya…
    Apakah berarti butter hammer cocok untuk menaklukkan mesin2 V ???

  3. Mir dan vina kebiasaannya bertolak belakang.
    Vina spektakuler pada saat practice / kualifikasi, tapi mundur teratur saat race.
    Mir nggak stabil saat practice / kualifikasi, saat race naik teratur.

    Siapa yang lebih baik? Nobody knows.
    Amazing 2020 season. Karena siapapun penghuni klasemen masih berpeluang jadi juara dunia. Taka San aja pede bisa ikutan bersaing.

  4. ducati baris depan selalu rar tire pake soft dari pecco sampai miller
    resiko memang di lap-lap akhir kelihatan banget ngedropnya
    ktm pol esp juga gitu di front cam taro sampe hancur banget ban belakang pol
    yamaha n suzuki masih kompetitif n konstan pake rear medium

  5. Misano cocok dengan karakter inline tapi taro kesulitan overtake pembalap didepannya.
    Jadi yg bermasalah taro apa motornya nih ?
    Mir juga inline bisa overtake pol.
    Taro terlalu banyak alasan ahh, sampe gsx nya mir ikutan dikomen sama dia wkwk

  6. 3poin di belakang Vina dan Taro.
    4poin di belakang Dovi.

    Dovi 84
    Taro 83
    Vina 83
    Mir 80

    Btw artikelnya sesuai dengan komen saya di artikel yg lain. dengan perluasan bahasan dan data valid ala tmcblog.com

    Juosh. selalu dihati

  7. mvk juara itu fakta adanya.tidak ada juara hibah..wlopun tanpa melihat data,gap ketika pecco memimpin balapan makin mengecil dan sangat besar kemungkinan pecco masih bisa di salip mvk ato setidaknya dog fight. konsistensi mvk setelah berujar menemukan settingan yang pas akan kita lihat di seri berikutnya.stabil ato seperti biasa strugle lg. sy sgt mndambakan pertarungan sengit anak2 muda di depan mvk,fq,mir,pecco,rins+anak2 ktm.tp hal ini sulit terwujud dan belum terjadi.. sgt seru jk darah muda berseteru di barisan depan

  8. Pembalap suzuki membutuhkan pembalap di depan untuk menentukan racing line terbaik untuk motornya, tanpa pembalap di depan ( senter ) , racing line motornya berantakan. Makanya suzuki selalu menang di lap terakhir seperti kejadian rins dengan rossi di cota dan rins dengan marc di silverstone. Jika coba kabur dari awal seperti pembalap yamaha pasti akan jatuh karena ngga tahu batasan dari motornya.

    • ga ada hubungannya dengan butuh pembalap didepan. liat tabel diatas mir sebelum overtake pol dan fabio sendirian dengan lap yg stabil makanya bisa ngejar. nonton lg gp styria mir mimpin hampir 3 detik sebelum red flag atau sampean perlu nonton gp silverstone sewaktu vinales masih disuzuki dan menang disana.

  9. Penasaran sama pengembangan ban michelin, ini ada input dari team /pembalap atau evaluasi michelin secara keseluruhan berdasarkan feedback pembalap di tahun sebelumnya. Kok cenderung extrim, dari yg sebelumnya amburadul, ban belakang jd punya grip yg super. 180 derajat perbedaannya. Apa michelin ga mikir gitu ya, agar semua tim diuntungkan

    • Sebenarnya pas 2017 dan 2018 ada perbedaan grip, tapi di 2017 masih bersahabat dengan banyak pabrikan kalo menurutku, nah pas 2018 ini malah lebih nguntungin buat mesin2 V4, dan pas 2019 dirubah lagi biar agak ngegrip biar bantu mesin2 I4, alhasil emang di 2019 pengaruh banget, nah pas 2020 malah dibuat super ngegrip dan pasti sangat nguntungin buat Inline4, terbukti sih dari 4 kemenangan isinya Inline 4 semua. Sebenarnya agak penasarang di 2021 nanti bakal seperti apa grip ban michelin. Karena di 2020 ini kayaknya masih kurang nguntungin buat mesin2 V4, meski disisi lain KTM dan Ducati lumayan kompetitif. Para pembalap2 ducati sepertinya memang harus merubah mindset dan jalan lain untuk menikung dengan cara yang berbeda, seperti misalnya yang dilakukan sam Pecco maupun Miller, karena pembalap2 ducati yang lain gak sekonsisten mereka berdua.

      • bisa jadi, demi alasan durabilitas atau bahkan alasan safety, tapi pengurangan grip bukan tujuanya, melainkan efek dari penambahan daya tahan, atau penambahan kekuatan ban biar gak meletus saat digeber, dulu kan udah pernah loris baz kejadian waktu tes di sepang, dan akhirnya ban disesuaikan lagi, cuma ya waktu itu grip malah berkurang

      • yg saya tangkep dari VAR berkurangnya grip bukan tujuan dari pengembangan, tapi sekadar efek samping dari pengembangan yg lagi berjalan, dimana waktu itu (entahlah) sepertinya urgency juga dipilihlah opsi adonan ban yg berbeda lagi supaya gak kejadian meletus balon hijau (?)
        Kalo pengembangan itu sendiri kayaknya sih gak mungkin dengan sengaja punya tujuan untuk ngurangi grip.

        Kecuali kalo ada konspirasi ban tuh…. atau yang ghaib-ghaib mungkin (?)
        Ada aja sih yg tertarik & concern ama issue konspirasi-konspirasian. Tapi saya percaya semua pengunjung warung ini mah engga.

  10. Jadi ada standarnya ya kapan pembalap dapat hibah atau tidak … Tergantung datanya …. Ini menarik om … Bisa jadi artikel khusus jika ada kasus2 perhibahan …???

  11. Meski sya gak begitu suka vinales tapi saya tetap respek terhadp usahanya di misano 2. Dan dia layak juara.
    Terus mengutip dari tulisan wak haji”Pecco memang salah satu pembalap v4 yang berbeda” Memang dari beberapa rider vr46 academy memang pecco ini paling mengkilap. Kmgkinan besar dia bisa
    menjadi aset besar Ducati. Padahal saya
    kira dulu bulega akan menjawab ekspektasi rossi.
    Haha “disingkirkan lecouna” yah muga2 dngan meningkatnya performa mir rider2 lain tidak mulai menyingkirkannya.
    Ngomong mnurut wak apa kelemahan GSX-RR sekarng ini selain ban. Soalny Fabio prnah bilang kalo suzuki skarang motor yg hampir sempurna. Terus mir malah guyoni kalo Fabio diam2 nyoba motornya.

    • imho sih, suzuki blum nemu set up khusus buat kualifikasi aja sih. klo mereka bisa dapet posisi start yg bagus katakanlah dapet row 2 lebih bagus lg row 1 maka potensi podiumnya besar dan ga menutup kemungkinan bahkan juara.

  12. Padahal ane nungguin yang Austria 1 dan 2, hehehe, karena penasaran dengan race pacenya Dovi,Miller,Mir, Oliveira, Pol, Vinales, Rossi, Binder. Karena Vinales sebelum ngalami masalah remdi Austria 2, laptimenya gak terlalu buruk, kok.

  13. sempat liat beberapa potongan video saat taro menyentuh track limit, dan Mir juga menyentuh track limit apakah ini benar, dan sempat di pertanyakan kenapa mir tidak kena pinalti atau dapat peringatan

    • Astaga beginian Msh di bahas ? Keduanya Memang Menyentuh Track limit tpi Mir hanya 2x sedangkan Taro 5x . 3x menyentuh track limit lu dapet Warning . 5x lu dapet Penalty . Dah sesimple itu

    • serius nanya, kalau balapan sisa 3 lap dan 3 lap itu pembalap menyentuh track limit masing2 1 kali di setiap lapnya bagaimana ketentuannya ?

  14. qualifikasi memang slalu jd masalah bg pasukan suzuki.tp berada di grid terdepan pun belum bs mnjamin suzuki bs sllu juara seri.krn ,mngkin kkurangan itu adlh kelebihan dr suzuki.yg sulit itu bgmna suzuki bs lngsung masuk q2 saat qualifikasi dan sllu masuk 10besar.skdar ingin masuk 10besar sj suzuki sllu keteteran.berbeda dgn yamaha yg sllu mudah mncetak waktu terbaik dalam satu putaran.itu PR yang harus di atasi dan di selesaikan suzuki kedepan

  15. Kesempatan Menang Mesin I4 cuman Kalo mereka Bisa bikin Gap Semaksimal mungkin . Kalo soal DogFight V4 punya Lbh banyak Peluang .

  16. kalau saya perhatikan grafik wak haji, sebetulnya bukan Mir yang makin cepat, tapi lap time mir stabil sedangkan pembalap lain lap timenya makin besar, sehingga di akhir balapan seolah olah mir dengan suzuki makin kencang

    • mir tidak hanya stabil, namun juga cepat. bahkan beberapa lap sebelum fabio sempet mendekat dan dog fight dengan pol, mir sudah dalam posisi mendekati fabio makanya grafiknya stabil.

  17. Kalo blog lain atau web lain pasti udah dibikin berjilid2 halaman biar makin banyak yg nge-klik ini

    Untung gw nongkrong di blog ini wkwkwk

  18. yang menarik buat saya dalam race kemaren adalah kesabaran dalam menaikkan pace lap per lap, perhatikan dia tidak terburu buru overtake pembalap didepan nya, namun di titik dimana dia bisa unggul itu yg dia ambil, selain menunggu ban belakang lebih stabil dia push saat vinales udah mulai kehabisan grip, namun sisi lemahnya adalah apakah di adrenaline …? krena kita belm bisa lihat mir FIGHT dg inline 4 atau v4 secara konstan, liat saat overtake ROSSI, dia menunggu sangat lama, Kadang adrenaline bisa saja di jadikan modal awal untuk juara dunia, liat STONER 27 melemah saat nafsunya sudah pengen kikuk kikuk dengan bininya,

    sama juga saat pembalap ducati bilang jantung vinales seperti ular, dingin banget juga saat vinales di gadang akan menjadi penantang berat markesot tahun lalu.

    sehingga kalo mau bilang mir penantang JUARA DUNIA ya nanti dulu, lihat PEDROSA yang dingin dan suka woles juga JUARA TANPA GELAR

  19. strategi balapan punya cara masing2,jika otak di beri kecerdasan maka harus di pergunakan sebaik2nya,pun ketika balapan.toh jadi juara tidak harus ada syarat berlaku kn?

  20. Mister yuan mir mulai klop dengan gixxernya di kelas premier ini, mari kita lihat performanya lagi minggu ini di catalunya, apakah podium lagi

  21. PR suzuki tetap harus memperbaiki settingan kualifikasi wak, setidaknya bisa konsisten minimal di row 2. kalau rombongan depan tidak terjadi fight, jelas Mir keteteran untuk sampai kedepan karna rombongan depan sudah cukup jauh, sementara dia harus meladeni fight di barisan tengah.

    • Kl marquez ada ya jomplang boz, level marquez diatas keempatnya, jadi ini adalah sayembara untuk jadi penantang marquez tahun depan, juara dunia tahun sekarang puya modal mental sedikit untuk nantang marquez tahun depan gitu…

  22. Pol sama taro dari awal race sudah berduaan terus kayak orang pacaran, tapi taro kagak juga bisa salip pol,
    Dan akhirnya orang ketiga muncul (mir) merusak hubungan manis mereka,

    Taro Sepertinya memang butuh orang ketiga buat mancing adrenalin,,

    ??

  23. Di jerez 2 tidak ada yg mampu medekati pace quartararo. Bagnaia di jerez 2 cepat itu benar tpi tidak dominan. Aplgi dia akhirnya jatuh dominanny dimana?

  24. Battle sejak awal, pas ditengah smpe akhir kedodoran, trus yg ambil kemenangan yg save dr awal. Bukannya malah rugi klo spt itu.. Kadang race ga sekedar battle dan cepat tp bgaimana strategi agar tau kpn bertahan kpn menyerang. Dan jgn samakan race battle bbrp taun ini dg 10 taun lalu, jelas beda ECU dan BANnya

  25. mantab ulasannya wak
    statistik, teknis, tp mudah dipahami dan tidak membosankan gaya tulisannya,

    cuman bs nemuin tulisan begini di tmc dan 7leopold

  26. Sudah kodratnya, gaya vinales dan mesin inline yamaha akan sangat cepat apabila balap sendiri di depan karena bisa maksimalkan speed corner sehingga bisa mencetak fastlap, tapi yg kita lihat sekarang mesin inline yamaha masih di bawah suzuki kalau sedang fighting dengan pembalap lain apalagi pembalap v4 yang ngerem habis2an dan mengandalkan akselarasi yg super kencang, kalau kita lihat inline suzuki hampir mendekati kemapuan v4 tapi penyakinya masih belum bisa cepat dalam mencetak faatlap dari yamaha, seandainya suzuki bisa membalance kan peeforma suzuki agar bisa cepat dalam mencetak pole, di jamin suzuki tahun ini Jurdun

  27. Misano 1 wajar ada analisa habis race soalnya sepanjang race jarak antar pembalap deket-deket (kecuali Morbidelli yang udah memimpin)… Dan ada komentator yang minta dibikinin analisanya kalau gak salah si Kucing Kemana?
    Kalau Austria, gak dibikin analisa pasca race mungkin karena banyak hal lain yang perlu dibahas juga, atau mungkin karena balapannya serunya cuma di akhir lap doang… Atau mungkin Wak haji punya alasan lain… Hmmm harus tanya yang punya warung…

  28. artikel ginian selalu jadi tempat penangkaran nick macem devo, soundwave, mentegga. ASBUN kabeh. Komen sendiri kelojotan sendiri macam junjungannya. Misi wak, numpang ketawa dimari. Ngoahahahaha.

  29. Sepertinya tire warmer berperan penting bgt, circuit misano yg di resurface dan ban baru michelin yg di buat agar lbh ngegrip, kayanya ban di masak setengah matang saja.

  30. Memang salah ya kalo nggak berani duel? Terus itu sepanjang balapan kemarin Mir bisa nyodok dari P11 ke P2 apa nggak didapat dengan duel? Balapan bukan cuma asal ngebut, buka gas kenceng2an kan? Menurut saya lebih menarik kalo ada overtake2 di awal, tengah, akhir balapan kayak kemarin. Bikin ngantuk kalo cuma liat orang konvoi touring.

  31. yg aneh knapa pas FP1-3 mir bgtu kencang tp pas kualifikasi kayak malu2, trus pas race bsa kencang lg?

    saya menduga gni.. saat FP ban yg dipke adalah ban baru yg terus dipke berlap2 sampai ‘panas’ dan lapisannya ‘mengelupas’ dan ban bersinergi dgn aspal track dgn grip yg boleh dikata sdh maksimal.. stelah itu ban yg sudah ‘matang’ td disimpan untuk race dgn suhu ideal.

    nah pada saat kualifikasi memakai ban baru yg masih ‘mentah’ blm terkena panas sirkuit, lapisan ban blm mengelupas hingga sulit didapat grip ideal, sedang pas kualifikasi jumlah lap yg dijalani tdk bsa sebnyk FP..

    sepaham sya hal ini biasa di lakuin di F1.. dimana bgtu ban selesai ‘dimasak’ dan menjadi matang, langsung buru2 masuk pit buat diganti dan disimpan dgn suhu trtntu, agar pori2 ban tetap ‘terbuka’ biar lbh gigit di lintasan

  32. Artikel wak haji yg selalu saya tunggu.
    Kemarin2 Mir mungkin gak memikirkan performanya akan sejauh ini. Sekarang berpeluang besar utk championship 2020, kita lihat mulai Cataluna besok, mentalnya tetep strong nggak…dan ada pengaruhnya gak sama performa dia…

    Wak haji, usul bikin analisis pra race dong…pastinya berkaca dr result race tahun sebelumnya, trus dinamika2 (e.q. aspal baru, ban baru, mungkin juga cuaca, teknis engine/aero/pengereman dll) yg mungkin muncul di race yg akan berlangsung. biar kita punya “bekal” menikmati race yg mau berlangsung. Maturnuwun

  33. Mir saat qualifikasi gak pernah sendiri, ada aja yg ngekor dibelakang dgn jarak yg rapat2 pula, itu berpotensi merugikan catatan waktu rider didpannya, sementara rider yg dibelakang Mir catatan waktunya jauh lebih baik, disini yg buat bingungnya, kok bisa gitu? Lihat vinales dan taro, mereka saat qualifikasi selalu sendiri2, bahkan marc marquez pun sendiri, gak mau ada rider lain dibelakang nya. Dan lihat sendiri, mereka selalu bisa pole, seharusnya mir dan rins, juga menerapkan hal yg sama, mudah2an bisa dapat catatan waktu yg sama sperti vinales taro dan marquez.

  34. Kalo kecilnya suka tawuran ya gini.. Gak ngerti strategi. Taunya pokoknya nyerang aja.. Kalah menang bodo amat.. Jangan² masih bocah nih..

    • Maklum fans vinales bro…
      Kemaren sakit hati pas insiden di styria itu ..

      Dan buta liat mir berjuang keras di sirkuit kemaren dari p11 sampe p2.

  35. Munculnya istilah podium hibah ini seingatku berbarengan dengan istilah cari akik buat rider yg dlosor, dan seingatku itu terjadi mulai MotoGP musim 2016 ketika Mbah Rossi dlosor di seri Austin, sedang podium hibah gara gara Rossi sering ketiban untung gara gara pembalap didepannya dlosor

  36. gw demen dah artikel kali ini, FBS gak bisa dipandang sebelah mata sekarang….

    apalgi cmn mir/suzuki ntar yg sanggup meladeni MM/honda…

    klo skrg gw amat2amati masih FBS vs FBY

    FBH ke goa dulu…dah 6 tahun nguasain tanah atas….

  37. gw demen dah artikel kali ini, FBS gak bisa dipandang sebelah mata sekarang….

    apalgi cmn mir/suui ntar yg sanggup meladeni MM/dahon…

    klo skrg gw amat2amati masih FBS vs FBY

    FBH ke goa dulu…dah 6 tahun nguasain tanah atas….

  38. Jd inget tahun 2018 ketika Bautista, Dovi, Rins, Zarco sm miller di tanya “who are the stars on the future? Mereka semua jawab : Mir

  39. Menurutku wak…mir lebih gentel dari vinales. Ketika mir lg leading, vinales ngambek, nabrakin motornya…
    Kalau mir gak.
    Btul gak wak…?

  40. Gokil sih emang mir race kemaren. Salah satu efek yang bikin betah nonton motogp liat pembalap dari barisan belakang “makan” pembalap di depannya satu persatu. Makanya ngefans banget sama mbah vr46 ?.

  41. Penantang yg sesungguhnya ternyata Vinales bro, dan dng modal M1 yg merupakan motor terbaik di dunia, tentu hal yg mudah bagi MV untuk meraih gelar jurdun musim ini. Kalopun MM masih mampu turun di sisa race yg ada, sepertinya gak bakal bisa ngeladenin kecepatan dan talenta MV 😉 … Jadi sudah seharusnya sekarang kita semua bet on MV aza.

  42. Wak haji mau tanya boleh yaak.

    Wak haji kira kira metode penggemblengan mental pembalap di Eropa seperti apa yaak,,?
    Soalnya menurut ane mental mereka benar benar kuat, beda sama ( maaf ) pembalap negara kita, ketika pembalap kita turun di kejuaraan dunia kok seperti kurang mental.

    Atau mungkin ada faktor lain yg menyebabkan hal itu semua,,?

    Penjejangan juga menurut saya sama.

  43. Orang itu di beri kecerdasan untuk menganalisa Dan prediksa berupa percobaan2 empiris Dan di cocokkan dengan grafik objektif sebagai data balap…jadi kalo Ada komentar yang Masih memojokkan merek atau pembalap tertentu, fix and baperan Dan imatur…maen nya kurang jauh…sering di bully saat masih ingusan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP