TMCBLOG.com –  Menganalisis situasi Yamaha, Fabio Quartararo dalam wawancaranya dengan Motorsport-Magazin menegaskan bahwa kebijakan yang diambil menjelang akhir pekan Grand Prix juga berdampak pada menurunnya performa Yamaha M1. Pembalap asal Prancis itu memanfaatkan peluang intervensi ini untuk mengidentifikasi dua kelemahan: Cal Crutchlow, dan pilihan jalur pengujian dari motor.

Cal Crutchlow Berbeda Opini Dengan Quartararo Perihal Kebutuhan Power YZR-M1

Kita sendiri pernah mengetahui di tahun lalu bahwa pendapat Cal Crutchlow kadang-kadang memang seperti berseberangan dengan komentar yang diucapkan oleh Fabio Quartararo. Seperti misalnya ketika Fabio meminta penambahan power mesin, namun menurut Cal ke-inferior-an dari power mesin YZR-M1 bukanlah isu utama yang harus segera diupdate. – mengenai sobat bisa baca di link yang sudah TMCBlog siapkan di atas dan di sini.

Kayaknya Fabio mendengar hal ini dan akhirnya baru memiliki kesempatan untuk mengonfrontasi Cal Crutchlow. “Kita semua tahu Cal terkadang bisa sedikit menyulitkan. Saya tentu memahami pendekatannya dan saya tahu apa yang dia maksud, tapi saya juga berpikir dia tidak begitu mengerti apa masalah kami.”

“Cal mengikuti tes setiap satu setengah bulan dan melakukan triknya sendiri. Saat Anda duduk di atas sepeda motor, Anda jelas merasa cepat. Namun jika, seperti saya, Anda bertarung melawan pembalap terbaik, Anda menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang. Dalam beberapa situasi kita tidak memerlukan lebih banyak tenaga, namun dalam banyak situasi lain kita memerlukannya.”

“Lihatlah kecepatan saya ketika saya bisa berkendara sendirian saat latihan. Saya tidak terlalu jauh dari yang tercepat di trek mana pun. Tapi kalau kita kemudian jika Anda memasang ban soft, sepeda motor lain dapat menggunakan tenaganya lebih besar. Dalam hal kecepatan balapan, kami mungkin terpaut dua atau tiga persepuluh (detik) per lap. Dalam time-attack tiba-tiba menjadi satu detik. Perbedaan tujuh persepuluh(detik) ini sepenuhnya disebabkan oleh performa mesin.”

Kemudian sang Juara Dunia 2021 melontarkan penyebutan ini yang ditujukan langsung kepada Yamaha: Kesalahan terbesar bagi saya adalah Yamaha tidak memilih Misano sebagai trek uji coba pada tahun 2023 sementara semua pabrikan lain berada di sana. Yamaha memilih Jerez, Mugello dan Motegi.”

“Yamaha mengujinya di Aragon, yang terkadang kondisinya bagus, namun sekali lagi ada angin dengan kecepatan 100 km/jam dan banyak pasir di lintasan. Melakukan pengujian di sana hanya membuang-buang waktu.”

Fabio pun juga sedikit spill mengenai rencana masa depan penggunaan mesin inline 4 di Yamaha dan potensi apa yang dapat membuat Yamaha berpindah ke platform mesin lain “Itu juga akan sedikit bergantung pada bagaimana musim 2024 berjalan. Saat ini, kami masih terombang-ambing antara posisi terakhir dan kedua dari belakang di kejuaraan dunia konstruktor. Tapi Yamaha harus punya minat besar untuk menjadi pabrikan terbaik,”

“Jika kita masih dalam situasi yang sama tahun depan, jika kita masih sejauh ini, kita juga bisa mengambil risiko. Kami tidak akan rugi apa-apa! Saya pikir kami harus secara teratur mengincar hasil di posisi lima besar dan juga lebih sering bertarung demi podium atau kemenangan,” pungkas pembalap Prancis itu. – @tmcblog

28 COMMENTS

  1. Apes bgt Yamaha kalo gini, bisa2nya test rider ga sejalan dgn ace rider, tapi emg bener sih si Cal kyknya, toh kemaren di tes Sepang power nambah top speed tinggi tapi lap time tetep kedodoran, si Taro katanya dia cuma butuh top speed sisanya biar dia ngurus tapi ujung2nya ga terbukti juga,
    Well emg ini situasi sulit sih, krn senjata utama M1 yaitu corner speed udh bisa dijabani ama V4 belum lagi sulitnya overtaking di MotoGP skrg, kyknya Yamaha mesti sabar sampai 2027 sampai regulasi winglet dibatasi dan power mesin dikurangi,

  2. yamaha lebih baik wait and see, sekarang mereka punya alex rins yang pengalaman dengan motor inline 4 dan banyak menang. nanti pertengahan musim baru bisa kelihatan opini mana yang cocok.
    paling ada resiko kehilangan fabio kalo ternyata rins sama cal klop soal apa aja kekurangan M1 dan dipilih jadi arah pengembangan selanjutnya.

  3. Udah lepas aja taro.. dia gak terlalu paham inline M1, mesin ini koentji’y di akselasi & cornering speed.. klo di pke jolor pasti beda cerita, dia bisa langsung kabur di start awal.. dan bisa maksimalin M1, intinya ini bicara mental.. klo dr awal dah gak pede ya udah selesai.

    Mending fokus ke rins aja.. sbg ace rider di tim.

    • Yakin deh jolor bisa begitu di masanya karena m1 lagi superior, kalau dia dgn kondisi fisik dan skill kemampuan yg sama saat itu bawa m1 skrng yakin drop

    • Dgn holeshot, ridehigh,Dan kopling special.sekarang ini seorang rookie pun bisa start kencang menurutku
      Pedrosa yg merupakan Jawara start karena posturnya minimalis aja pas wildcard startnya so-so dgn pembalap2 lain

  4. Sekarang tinggal Fabio yg paling minim pengalaman naik motor lain, Rins udah kenyang make i4, Cal kenyang pake V4.. Tinggal nunggu suara Rins buat ambil keputusan biar 2:1 mana yg paling masuk akal.

    • Tapi jikalaupun Fabio kalah suara tapi kalo dia Masih jadi Yamaha terkencang ya dia Masih bisa bilang “I’m still faster than yall,so they should hear me more”

    • kelihat bngt disini( motor jepang vs motor eropa) terutama ducati, akalau diducati masukan berbeda ditampung semua sama om gigi dalligna, dan dicari jalan tengahnya, kalau di motor jepang, peda pendapat malah pda bingung sipa yg diambil suarannya, dan ujung2nya yg paling top rider yg dipakek datanya, pdhal tiap rider bisa beda setingan dan ke klopan nya dg setingan yg disuguhkan pabrikan.

  5. Yamaha V4?? ya tergantung penjualan segment konsumennya , terutama di Indonesia, biaya risetnya sangat besar dan ngga sebanding dengan outputnya.

  6. Cal itu seperti tipe personal yang suka maksa. Harusnya Ymh ambil pembalap yang gayanya semirip fabio agar klop antara tester dan pembalap. Dovi mungkin lebih cocok karena pernah di YMh.

  7. Numpang nanya serius
    emang bener ya fabio pernah ngomong cuman minta motornya tambah kenceng saja? urusan nikung bisa dia handle (seperti omongan netizen d sini atau d luar sana)

    karena aku yakin, pabrikan dan orang awam pun paham yang d maksud fabio dulu, dia minta motor kayak 2021 tp powernya lebih gede, tikungan oke, lurusan juga oke.. masih gk percaya saja kalau dia hanya minta power doang dan gak masalahin kehilangan kelebihan d tikungan (seperti omongan netizen)

    maksud gw gini, andai gw jadi pembalap pun juga bakal ngomong gitu ke mekanik, ni motor 2021 udah bagus bos, tapi kalo bisa tambahin powernya biar gak gampang d overtake mesin v d tikungan.. masak iya aku cuman bilang, bikin motor yg lenceng d lurusan saja bos, urusan belok biar aku yg handle

  8. Si Cal gak cocok jadi developer,, maunya dia motor ikut mau dia, bukan didevelop supaya lebih kompetitif,, mendingan cari tes rider lain yang lebih joss, walau pasti gak mudah

  9. Cal lebih cocok jadi herdernya marq

    Seandainya Sentul sedikit lebih luas dan sesuai dengan track motogp jaman now, mungkin lebih cocok jadi tempat pengujian asia tenggara karena faktor cuacanya

  10. Kalo saya lebih setuju fabio. Cornering tidak lagi menjadi keunggulan yamaha sejak ducati menjejalkan part misterius yg membuat ban belakang tetap nempel aspal saat masuk tikungan. Saat keluar tikungan pun skill pembalap ducati + aero udah bisa manage power ducati. So nambah power dan biarkan pembalap ace yg mengembangkannya sampai m1 peak perform lagi.

  11. Ti ati.. Ntar kaya hodna mongtornya jd ace rider sentris…
    Test rider ducati jg ga kenceng2 amat kok tapi….
    Wis pindah aja taro..
    Yamahmud belum maksimal penyaluranntenaga mtr nya jd ya gitu deh..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here