TMCBLOG.com – bro sekalian, salah satu masalah yang membuat Valentino Rossi menggunakan Media Pressure agar Iwata lebih cepat lagi menhadirkan solusi untuk Yamaha M1 yang berkenaan dengan elektronik adalah Spin ban belakang saat melibas tikungan. Menurut tmcblog, Spinnya ban belakang Yamaha M1 ini jelas jelas logikanya akan berakibat tiga hal, yang pertama akselerasi ‘loyo’ karena torsi mesin habis untuk bikin ban berputar tanpa menghadirkan perpindahan yang sesuai,  yang kedua jelas Laptime berkurang dan yang ketiga menghasilkan fenomena ‘ghaib’ dimana secara empiris bisa telihat lebih habisnya kompon ban belakang Rossi Vinales yang berkompon medium ketimbang ban belakang Soft Marquez Yang soft  . Spin ban belakang sudah barang tentu lawannya adalah variabel Traction Control ( TC ) .
Butuh Setingan TC yang tepat untuk bisa mengendalikan gejala ‘spining’ ini .. TC Di MotoGP secara umum fungsinya sama dengan TC yang ada di Yamaha XMAX, namun jelas Jauh banyak banget Variabel yang diukur serta dalam sistem pengolahannya. Kalau di XMAX simpelnya membandingkan antara speed motor dengan putaran roda belakang, Jika ada Yang tidak singkron, maka TC memperkirakan terjadi Traksi ban belakang yang nggak lazim lalu mencoba memberikan perintah kepada Mesin untuk mengembalikan keadaan normal traksi ban belakang dengan cara macam macam, bisa menghentikan sementara pengapian, lalu mengubah timing pengapian dan lain lain
Namun di MotoGP, Untuk menentukan pengendalian Traksi selain soal Bike Speed dan Tire speed yang dideteksi dan jadi bahan referensi termasuk juga pengukuran Jenis variabel Inersia seperti kemiringan, Body Rolling, dan lain lain yang umumnya kita kenal sebagai variabel 6 aksis dalam Inertial Measurement Unit ( IMU ). So jauh lebih kompleks . .
Dan menurut info dari Mat Oxley soal Kendali Traksi ( Traction Control ) untuk Yamaha M1 masalahnya berada pada Lambatnya reaksi TC untuk melawan Spin ban belakang. Lebih detail lagi, ada hambatan antara penyaluran data sensor ke ECU yang artinya memang sangat mengarah ke BOX bernama IMU.
Untuk sementara Yamaha Iwata belum bisa menghadirkan Algoritma Software ( biasa kita sebuat sebagai ‘elektronik’ ) untuk kembali mempercepat transfer data sensor ke ECU serta dan mempercepat reaksi TC terhadap Spin Ban belakang. Oleh sebab itu berbagai solusi non-elektronik pun kerap dilakukan oleh kedua pembalap Valentino Rossi dan Maverick Vinales seperti mengubah distribusi bobot Via update sasis maupun setingan suspensi lalu Maverick mengaku ia menghadirkan pendekatan cara menikung Yamaha M1 Yang baru.
Rossi sempat berkata bahwa akan ada update Dari iwata yang dibawa ke Test resmi 1 hari Pasca race MotoGP Brno 2018 . . . Kita tunggu saja bersama sob  . . Bukan apa apa, Yamaha 2018 sudah menghadirkan Konsistensi yang luar biasa di tengah rundungan masalah Kontrol Traksi . . . Logikanya Jika Kontrol Traksi terselesaikan, Maka menurut tmcblog potensi seram duo Rossi dan Vinales bisa jadi akan bisa mengganggu Marc Marquez dan memperlebar jarak mereka dengan Ducati factory di paruh kedua Musim MotoGP 2018 . . . Semoga berguna
Taufik of BuitenZorg
Mantab wak
Ternyata Rossi jg ketergantungan sama elektronik ya…
gak tepat kalau bilang ketergantungan elektronik
ibarat perang satu bawa pistol masak bawa dia hanya bawa satjam ya didor dari jauh
ibarat sesuatu biar imbang
salah yamaha juga lambat yg lain start duluan yg satu bajak orang mm yamaha lambat ahirnya kedodoran
Menurut ane sih bukan ketergantungan, tp tuntutan zaman.
karena semuanya menggunakan. Jika tidak mengikuti yaa makin tertinggal di belakang
Nahh…makanya,,org itu harus bergerak maju,,dan beradaptasi dengan kemajuan itu sendiri….bukan malah koar2 kalau mesin motogp terlalu banyak dicampuri elektronik lah , ini lah itu lah…kalo gak pake elektronik dia paling jago lah….
Toh kemajuan teknologi di motogp juga berimbas pada produk masal kayak slipper,,TC,,dll….
oprek regulasi ntar ni kayaknya…
Ya gimana caranya lah, mungkin insinyur yamaha masih gengsi kalo ga bisa mecahin masalah ecu sendiri, ga percuma teknisi repsol honda bekerja lebih keras menemukan settingan yg tepat kalo kata wak haji paddock tim lain udah gelap, paddock repsol honda masih pada lembur
bukan kerja keras tapi nyolong pintasan..
udah diulas wak haji..
Yamaha cari jalan sulit .. hasilnya secara keseluruhan motor Yamaha M1 faktory satelit Ducati GP 17 18 selalu kompetitif…
Pasti fbh pada gak nyimak mengenai artikel wak kaji tentang 2019 pembekuan IMU… trus fbh pasti bilang oprek regulasi lagi…. padahal wak kaji udah bilang kalo peraturan tentang “IMU” itu sudah ada secara tersirat diperaturan sebelumnya..Hehehehe disaat pembekuan IMu itu pabrikan yang paling siap adalah Yamaha karena sampai saat ini mereka tidak pernah utak atik IMU…IMHO…FBH pada ngeh ini gak ya….wkwkwkwkwkwkwk
M1 emang pantes dibuang ke tempat sampah
kata vinales lho
entar FBY protes.
Yg rider Yamaha, dibayar yamaha aja ngomong klo Yamaha itu sampah
harannya FBY yg ga dibayar apa2 sampai nyembah2 Yamaha dianggap motor sempurna.
Kaciaann..
Masalah utamanya adalah karena memang honda lebih kencang.go marq..
Kalo bahasa bodohnya si,, ecu yamaha lemot..
Masih pentium 2 kayaknya,, beda sama honda yang core i7
Lebih cocok buat dibuang di tong sampah
Klo masalah bisa diselesaikan, yamaha bakal gila2an nih
https://internetbermanfaat.com/ivan-iv-the-terrible-naik-takhta-berdirinya-tsardom-of-russia-yang-pertama-pengkhianatan-dan-pembentukan-oprichnina-sejarah-rusia-12/
Moga cepat ketemu solusinya….biar nambah seru motogp
makanya saya berani dua kali menebak Vinales berada di P3 saat ditanya Trans7 soal Podium Race . .. baik di Assen dan Sachsenring, saya lihat Maverick punya bahaya latent akhir akhir ini
Jadi berasa repsol honda yg dikebiri regulasi, padahal mah tim lain yg agak lama risetnya
@ wak haji
wah tepat dong bakal di perpanjang nih. .hehe
“ssdy
Kapabilitas saya sementara ini hanya sebagai subtistusi mas bro, sebagai pengganti
masih banyak belajar
klo ga ketemu solusi ya dinuang aja di tempat sampah
gitu aja kok repot
kalo permanen juga gapapa wak sekalian ketemu maria vania kan enak wak hahahaha, liat yang seger bening gitu wak
Comment:
Berdasarkan ulasan http://www.corsedimoto.com ketahuan manuver Honda untuk mempermudah tim teknik mengembangkan ECU Magneti Marelli.
“Honda merekrut teknisi elektronik Ducati yang sudah biasa setting ECU Magneti Marelli. Honda juga mengontrak salah satu engineer pengembangan ECU Magneti Marelli,” beber Silvano Galbusera dikutip dari http://www.corsedimoto.com.
…
Silvano Galbusera, Kepala Teknisi Movistar
Yamaha untuk Valentino Rossi, juga bilang cara Honda itu jalan pintas, tapi mempermudah kerja tim.
” Honda mengambil orang-orang yang sudah kenal bagaimana menangani ECU Magneti Marelli. Hasilnya kita bisa lihat sendiri,” pungkas Silvano Galbusera.
heheheheh . . corsedimoto udah telad lama banget soal gini
Manuel pecino pernah niulis di tmcblog lebih dalam dan lebih detail lagi soal ini . . Nih cerita aslinya, kita udah cerita semenjak februari 2018 :
http://app-okeefe.jfo7syl77y-pxr4kzxnv4gn.p.temp-site.link/2018/02/12/fake-firing-yang-jadi-backfire-buat-ducati-motogp-di-2017/
Sebenere ya ga ada regulasi tentang itu jadi sah2 aja, kalo ga gitu mungkin honda juga masih sibuk utak atik settingan ecu, keburu diasepin ducati ?
@ big 6 …ngelesss aja tipikal ngepbeha ..
udah diulas wak haji..
dy bersaudara@
ducatinya aja cari jalan pintas,mulai jadi tim konsesi,nge lobby marelli jadi ECU, Domenicali jadi ketua msma,inner winglet tetap dilestarikan
kalo honda tetep stubborn pake “jalan sulit” kayak yg ente junjung2kan itu ,Ducati bakal jadi apa coba??
@Idy terus apa bedanya repsol ngambil 1-2 orang mm/ducati dengan bedol desanya j burgess dan teamnya ke yrf? Namanya persaingan ini hal yg masih legal dilakukan, bukan cuma di balap dibidang yg lain jg sama. Noh barca msih sebel ma psg gara2 sabotase neymar..
hehe.. untuk yang suka seni perang (yg juga sering di implementasikan ke metoda pengembangan bisnis modern)
kelicikan hanya lah nama lain dari ‘kepintaran’ dalam peperangan..
tidak ada kata curang dalam perang, yang ada hanya siapa yang lebih dulu bertindak..
kelicikan terhebat adalah memamfaatkan kelemahan aturan main lawanmu..
ingat, ‘honda’ juga salah satu panglima besar era tokugawa.. urusan strategi ‘perang’ gini ya udah ahlinya..
Baca lagi yukk artikel wak haji tempo dulu…
Ya sekarang mau cepet kompetitif atau tidak, ada di tangan yamaha sendiri, masih gengsi mau mecahin settingan ecu sendiri yg nyatanya ga berhasil2 atau mau cari cara lain biar cepet ngejar tim lain
Sejago2nya fans Yamaha beropini, tdk membuat YFR tambah kenceng…
Sebodoh2nya fans Honda beropini, jg tdk mengurangi kedigdayaan Honda..
2016 lin jarvis bilang M1 MY 2017 bukan evolusi. tapi revolusi. mungkin ini masalahnya. mengubah motor secara brutal. dan terseok” di tengah musim. seperti kejadian 2002 yg diceritakan rossi di autobiografinya. soal pola kerja yamaha.
Kata rossi, honda orgnya serius. Kalo yamaha suka becanda.
Yg itu ya?
Siiip
Setelah lorenzo pergi yamaha kehilangan tajinya. Tanpa lorenzo, yamaha sampai saat ini tidak bisa apa apa.
Padahal dulu rcv yg terkenal rakus ban belakang
Lha kalo udah one make IMU apa ga riset lagi dr awal,apa karna itu Yamaha lebih fokus ke distribusi bobot dan sasis dibanding ubek ubek elektronik,biar riset dan biaya ga sia sia karna belum tau bakal pake IMU merk apa
yah enggak juga secara kalo imu di reset maka secara tidak langsung yamaha sudah start duluan dalam riset ini walaupun belum menemukan algoritma yg tepat tapi setidaknya mereka sudah mempelajari dan mengubek ubek elektroniknya itu sendiri
Bhahaha..
Ngakak baca komenmu
ya kali pura-pura sampai setahun lebih..
terusin aja pura-pura sampai tahun kedua nanti kasih piala oscar
Wah…top wak haji artikel nya…buat sy yang newbie mikire yo rodo lemot…tapi yo rapopo wak…ilmu baru
kata stoner valentino bisa menang tanpa elektronik
maksudnya stoner, Jika MotoGP tanpa elektronik ( software ECU yg sulit ) maka Rossi Bakalan sulit dikalahkan/ Juara
Iya wak, komen dagelan begini harus diluruskan biar ga keblinger..
biasa ngepbeha suka giring opini membolak balikan kalimat…
FBH selalu gagal paham tentang penyataan itu….wkwkwkwkwkwkwk
Karena otaknya cuma sesendok.
Dan sumbu pendek wkwkwkwk
kritik buat wak haji nih… kurang nyante dalam memberikan analisa di tv trans… penginnya buru2… maap yeee
ok, waktu cuma 3 menit dibagi 3 pertanyaan dan 3 ulasan soale, kalo 1 jam mah sebenarnya bisa panjang lebar dan dalam 😀
harusnya sesi tanya jawab ya tapping sekalian,jadi bisa lebih santai,kalo kelebihan durasi tinggal pihak editing nya yg ngatur
lagian cuplikan QP nya juga bukan live ini
yaa mank topik ‘santai aja’ gak usah ngegass bahabaa….
salut lahh semoga analisa ditrans7 makin tajam…
Pindahan instagram ya bang?
buruan dah bener elektroniknya yamaha
biar rossi vinales marquez bisa duel terus, mantab kan seru deg deg serrrr
Sepakat!
Sibuk ngiri sama honda yg katanya bajak teknisi magneti marelli
Yamaha mencari jalan sulit ditambah Algoritma software ECU yg ” “mengkebiri ” M1 yg menjadi salah satu senjatanya
mmang ECU in House Yamaha lebih ” Memahami ” karakter M1 …
Klo pake ecu in-house masing2 apa honda ga lebih ngeri bro musim 2014 mm bisa menang 10x beruntun
yamaha suruh bikin acara balap tandingan aja,mau pake ECU in house tumpuk lima juga ga ada yg protes
mau pake jalan sulit,jalan tikus,jalan busway terserah!
emang boleh pake ecu inhouse? bukannya sekarang ecu unified dipasok dari magneti marelli, ngaco ah
Sama2 struggle tapi beda dalam pemecahan masalah
potensi yamaha emang ada/kelihatan wak, tapi pas masalah elektronik yamaha ini sudah terselesaikan bisa jadi honda sudah lebih advance/maju lagi elektroniknya, motogp emang balapan yg gak cuma pebalapnya aja, tapi juga teknologi (elektronik) pabrikannya
Yap, karena insinyur harece juga gak bakalan leha leha,wong mereka dibayar buat mikir
@ big6 …bukan katanya tp fakta …
udah pernah diulas…
kliatan dua pemblap yam msh konsisten g pke overlimit.
terus itu berita yang kemarin yg ramai katanya kru tim yamaha pada kabur kalo ketemu rossi karena belom bisa memenuhi permintaan rossi bagaimana yak ? ?
rossi juga meminta perubahan di kubu manajemen balap yamaha motogp, dia minta ada yang diganti. kemarin siapa yak saya lupa namanya ?
oiya ramon fordaca juga menolak kalo disuruh kerja sama bareng rossi, katanya dia lebih tertarik menangani pembalap muda. apa mungkin dia bakal menangani pembalap muda yang dateng ke yamaha petronas yak ?
hehehehe, saya sebenarnya udah gatel pengen ulas soal Rossi yang katanya jadi ‘penyebab kuat kemungkinan di depak nya LIN Jarvis’ . . Tapi sampai saat ini dari semua jurnalis eropa peliput motogp permanent yang saya sempat tanya, masih pada belum mengerti apa yg sebenarnya terjadi . . entah ini masih thesis atau sudah hadir secara diam diam di YFR
iya wak masalahnya kenapa jadi rumit begini. terlihat hanya masalah elektronik saja tapi makin kesini melebar masalahnya mulai dari pergantian kepala mekanik sampe yang paling besar sih adanya perombakan dipihak manajemen balap yamaha motogp. menarik dinanti memang nantinya bakalan seperti apa, efek pabrikan sebesar yamaha puasa juara setahun lebih ?
Gilak,sampe perombakan kabinet ini mah
sponsor juga ikut dirombak jeh!
tapi Rossi tetep jadi prioritas ya,savior nya sih
mungkin ibarat udah jadi prophet nya Yamaha
Lebar sekali ya cabang masalahnya… Jadi penasaran jika hal yang sama terjadi di kubu HRC terus MISAL Marquez pakai media pressure buat menekan HRC kayak gimana ya respon mereka. Tapi sepertinya gak mungkin juga wqwqwq tahun 2016 – 2017 mereka struggle juga kan tapi lihat fokus dan problem solving mereka bener2 wow wow wow.
Sekarang kita wait and see apa yang akan terjadi di kubu YFR jika benar karena hal ini terjadi perombakan manajemen emang bener tuh influence Rossi di paddock terlalu berlebihan
Wah! Btw tim engineer yg pegang Lorenzo di Yamaha dulu, aknkah CLBK?
@udin aja, kenapa repsol honda merekrut lorenzo, kayanya supaya ga ada superior power 1 pembalap di team repsol honda, memasukkan 2 singa dalam 1 kandang memang akan jadi masalah, tetapi akan jadi bermasalah lagi apabila ada “raja singa” dalam 1 kandang yang bisa mendikte seisi team dan management
gp mania: gak clbk bro kan dia sekarang juga masih diyamaha pegang vinales. ada rencana ramon forcada diganti sama vinales, nah sama rossi mau ditarik buat gantiin galbusera. konon ramon forcadanya gamau kalo buat menangani rossi, dia lebih tertarik menangani pembalap muda. kalo nanti vinales jadi ganti yak mungkin forcada bakal dipindah tugaskan sama yamaha ke yamaha petronas buat nanganin morbidelli mungkin.
rumor yg brkmbang sjauh ini dan lagi santer itu sih.. ktanya lin jarvis yg mau digantikan oleh william favero yg skrg mnjabat direktur komunikasi yamaha. itu juga erat dikaitkan dgn komplain(pengaruh besar) rossi yg mnilai yamaha mngalami kemerosotan dimusim kmaren. dan untuk ramon forcada, vinales katanya mau gantiin dia dgn Esteban garcia yg dulu mekaniknya di moto3.
Disumber lain sudah rame klo forcada bakal nanganin Morbidel, rossi ga jadi ganti. Trus terkait kru yamaha pada kabur katanya guyonan aja karena doi terlalu banyak minta. Tapi ga tau info ini valid apa ga
emang bnr pje ahli tuh,,klo yam gak dpt ahlinya. tp bsa klasement 2,3.
Apa mungkin yfr menghadirkan elektronik baru di box imu nya(baik software maupun hardware)? Worth kah?
Secara tahun depan bakalan make universal imu. Mau yamaha ngeluarin “box imu” baru di sisa musim ini? Biayanya gede banget lho..
Paling yamaha cuma ngejar solusi sasis sama software aja
sebenarnya si tossi buka orang yg ahli,cuma lebih banyak tau seluk beluk Marelli aja,abis itu yg otak Atik juga pasti teknisi Jepang nya lagi
Pasti fbh pada gak nyimak mengenai artikel wak kaji tentang 2019 pembekuan IMU… trus fbh pasti bilang oprek regulasi lagi…. padahal wak kaji udah bilang kalo peraturan tentang “IMU” itu sudah ada secara tersirat diperaturan sebelumnya..Hehehehe disaat pembekuan IMu itu pabrikan yang paling siap adalah Yamaha karena sampai saat ini mereka tidak pernah utak atik IMU…IMHO…FBH pada ngeh ini gak ya….wkwkwkwkwkwkwk
Siap Mbah Rossi…
udah setengah musim padahal…
Mudah2an ada solusi…
Biar motogp makin menarik…
Marq terlalu dominan…
Intinya masalah ada di ecu. Dan bukan yamaha ga mampu bayar teknisi ecu nya. Tapi semua teknisi senior udah diborong pabrikan macem ducati sama honda. Jadi yamaha masih stuck melajarin ecunya.
Ya karena persaingan di MotoGP tidak cuma di dalam lintasan. Di luar lintasan juga ada balapan menggaet talent yang terbaik. Talent bukan cuma rider tapi mekanik dan engineer juga
Potensi Yamaha gede ya sebenernya tinggal fokus setingan elektronik untuk mengurangi spin ban belakang yang berakibat pada lemah akselerasi dan degradasi ban berlebihan. Jadi sepertinya tidak perlu ada perombakan manajemen seperti rumor2 yang berhembus baru2 ini. Nanti apa tidak pecah fokus dan pikiran? Sudah tengah musim loh ini.
+
OOT dikit nih, kalau nyari info MotoGP ya mending di blog kredible macam tmcblog.com ini please jangan jadiin akun2 gaje di instagram sbg sumber info jelas-jelas bias dan tendemsius. Terlebih kalau baca komennya hadewh apakah kalian netijen tidak lelah debat masalah ban ghaib. Itu cuma bahan debat fans indonesia loh
udah tak arahkan ke sini. nyatanya “mbanggel” ngga mau cuma karna saya fans marc. kan biawakkkkkk
Ya sebel juga sudah dikasih tahu ada referensi yang kredibel tapi malah debat gak karuan pakai opini subjektif sendiri tentang masalah yang GAK PERNAH ADA! bangga banget pamer ketololan.
Kadang berpikir sebagian fans itu emang lebih baik dibiarkan bodoh saja
saya merasa terhina. sebagai mahasiswa “mechanical engineering” yang udah ngubek” baut dari jaman SMK.
soal kemungkinan pergantian lin jarvis, kalau itu bener adanya pengaruh rossi sedemikian besar di yamaha, ini akan jadi hal yg amat sangat buruk buat yamaha sebagai perusahaan/pabrikan. di titik ini saya jadi sedikit paham bahwa honda (hrc) menghindari superbody di tubuh mereka (kasus rossi zaman dulu, kasus nakamoto kemarin), tinggal pinter2nya honda memandang dan menjaga marquez biar gak berubah jadi superbody, paling gak dari sisi attittude nya.
kalau isu soal lin jarvis benar, bisa jadi juga yamaha lagi setting rossi jadi semacam ‘manager’ buat tim (pabrikan) mereka di masa2 yg akan datang hehehe… kejauhan ya?
cepat atau lambat bahkan beberapa seri lagi bukan tidak mungkin yamaha bisa menuai hasil kerja kerasnya selama ini yg ngutak ngatik ecu magneti marelli, podium sudah mulai konsisten walau bukan podiun pertama, jika masalah spin sudah bisa di atasi maka team honda akan menerima preusure, apalagi yamaha punya 2 rider yg cukup bagus dan honda sudah mulai kehilangan performanya pedrosa
kalau sampai forcada duet dengan rossi tahun depan, bakalan lebih ngeri sepertinya
Ya belum tentu sih….pabrikan ekelah honda dan ducati nggak mungkin berpuas diri dengan hasil yang sekarang…disaat yamaha udah menemukan setingan yang tepat…bisa aja ducati dan honda udah lebih meningkat lagi….belum lgi diganggu sama suzuki juga….
sy rasa honda sdh mentok performanya.liat pedro am CC yg pke mesin full factory. cma mm93 yg mampu menang itupun krn gaya dirtbike yg sllu overlimit.Jadi honda dan yamaha sbnrnya imbang sekarang ini.cuma gaya mm93 yg bkin liarnya mesin v bs ddpn. klo ecu fix bkn tdk mgkn duo yamaha bakal maju.
Atas gue sotoy..
mentok performa… lu pikir ini macam pabrikan sebelah yg bikin dohc 150 cc aja gagal total sampai meleduk?
Pake bilang Honda udah mentok.
Lu ngukur dari mana? dari kacamata yg kesambit garpu karat?
Wkwkwkwk..
Yamaha harus segera berbenah wak☺
next season ga ada team yang benar-benar siap dengan settingan imu, karena semua akan learning dari awal, sama persis pada saat unified ecu magneti marelli dulu…
kykaknya bgtu, yamaha pun kmbali dari nol lagi krn saat ini yg dpakai adalah imu inhose. sukses pbrikan bakal bnyak dpngaruhi oleh kecepatan mereka dalam hal riset…
kecuali kalo ada Kong kali Kong (kecebur tong!!) kayak magneti marelli n Ducati ya bisa salah satu pabrikan nyolong start duluan
musim depan smua start dari nol perihal imu, yamaha pun juga dmikian krn saat ini yg dpkai adalah versi inhose. jd bkn brarti kl dah ganti imu seragam trs yamaha bakal dhsyat, kyaknya bakal trgntung pbrikan mn yg bs brakselerasi dalam hal riset..
Panjang lebar ulasan gak bisa nutupi
Inferiornya pabrikan Yamaha dibanding honda,,
emang saya nulis tujuan buat nutupin pabrikan ?
haduh ini kenapa Ya ? 😀 😀
Ha ha ha ha titip ketawa pak taufik…komentator sama admin marai ngguyu….wkwkwkwkwk
Trus kira2 honda brenti gak ya ngambangin ECU in housenya ?
Apa lg honda kan sempet ngancam mau kluar dr moto gp gara2 unified ECU ,berarti kan ada yg spesial dr ECU in house mereka .
Honda ambil jalan Tol..
Yamaha ambil jalan tikus..
Ducati ambil jalan udara..
sesimpel itu kami melihatnya.. ..
betul tidak ??
ejekekekek,saingan keluarga halilintar ????
hehehe, kalo cuma mearnai bisa jadi, tapi kalo mengakuisisi kayaknya masih jauh
jangan lupa YFR tetap jepang
motornya buatan jepang
VR46 Academy kan belum bisa bikin mesin
galbusera nyodorin flashdisk ke santi hernandez githu ?
Gambusera : ” Dez, tolong kopiin setingan Marc tahun lalu dong ”
Santi : ” Dez dez . . Mbelgedezzz ”
😀 Just kiding mas bro
Ga skalian kloning marquez terus masukin ke tubuhnya rossi ato vinalez
akakakakak,entar diisiin video siksa kubur
kayak kasus Hanna Anisa kemarin,minta video Hanna Anisa malah isinya siksa kubur
#autoTobat
yang kaga ngerti dunia balap pasti cuma bilang M1 busuk, maklum lah orang kaga ngerti permasalahan cumi bisa menyalahkan.
saya justru penasaran sama Pedrosa yang susah menemukan setingan yang pas setiap musim, sekian lama turun di motogp rasanya aga aneh aja dia tidak menemukan setingan yang pas terus (Untuk permasalahan Pedrosa sampai detik ini saya selalu penasaran kesalahannya dimana).
Untuk Marquez saya angkat jempol, dia bisa menutupi kekurangan Honda, Honda titangan Marquez sungguh perkasa. (yang bikin penasaran dari seorang Marquez adalah apakah dia mampu juara dengan pabrikan lain, semoga suatu saat dapat terjawab).
kalau ditanya pembalap terbaik saya akan jawab Stoner, diatas Desmo yang liar dia mampu juara, pinda ke honda masih bisa juara.
Sudah dibahas beberapa kali oleh Mat Oxley ini coba cari artikelnya,
Trus kalau rossi istilahnya apa ya?
Kalau marc menutupi kelemahan honda lalu rossi?
Melengkapi kehebatan Yamaha?
jgn lupa CC jg pke mesin full pabrikan.
Sejauh ini masalah yg konsisten menggerayangi Pedrosa ya memang berawal dari posturnya yg mini, dibanding rider lain.
Pernah ane baca komen ttg itu (lupa baca dmn), yg intinya bilang : bagi rider untuk menaklukan motor butuh otot dan latihan yg kuat, tapi di satu sisi latihan kekuatan otot tsb. juga mengorbankan agility/kelincahannya.
Menjaga supaya hal tsb. balance (bagi Dani) adalah lebih sulit dibanding rider yg lain.
Kalau menurut saya sih kembali lagi faktor musuh yg lagi down. Bagaimana peta kekuatan team pabrikan honda yg pincang gegara pedros pengsiun. Lalu pabrikan ducati yg mana dovi jadi loyo, bukan faktor motor tapi faktor psikologisnya dia, terakhir zarco yg mlempem pasca pengumuman resmi pindah ktm. Ya pokoke bukan faktor perkembangan yamaha deh. Maaf ya kalau analisa saya kurang berkenan, saya bukan fbh atau pembenci rossi.
Tes tes
Menurut saya bukan soal yamaha berkembang diparuh kedua. Masih sama saja, stagnan. Kita harus melihat bagimana kekuatan pabrikan repsol honda pincang setelah pedros gak lanjut kontrak, kontestan podium berkurang. Ducati dari sisi dovi juga mlemem, kontrol emosinya kacau setelah memiliki beban sebagai calon kuat jurdun. Zarco yg serasa hilang dari persaingan barisan depan semenjak pengumuman pindah ktm. Monggo kalau beda pendapat…analisa teknis elektronik toh juga cuma mengira ira
Ya mau diterusin ngirinya atau move on cari csra lain biar bisa cepet kompetitif, puasa juara seri masih berlanjut lho
Sudah takdirnya pabrikan suling aka Yamaho dibawah pabrikan motor Ngondah
Ekekekekekekekekkk
Kalau ane lebih cenderung. Sebenarnya tidak ada masalah. Cuma emang kebetulan pembalapnya sama sama tukang komplain.
Liat aja di pembalap yamaha bisa rata” didepan.
Ane ingat dulu rossi nggak pernah komplain begitu, atau bisa dikatakan jarang banget.
Tapi stelah ada stoner, mulai dah komplain komplain.
Komplain mah biasa bro. Tergantung pembalab & tim yg bersinergi. Tapi kalo komplain udah lewat media mah, rada disayangkan. Mungkin maksudnya baik agar pabrikan secepatnya melakukan perbaikan.
Tapi alangkah baiknya hanya internal aja yg tau. Jgn dikit2 umbar ke media, jadi kesannya MPO ( Minta Perhatian Orang )
Iya om yoyok. Wajar.
Cuma dulu yg ane ingat rossi gk segitunya… Atau jgn” dulu pembalap yg bisa saingan ama rossi sedikit atau bahkan tdk ada… Makanya dia santai…
Ane ingat banget, semenjak ada stoner… Mulai lah menyalahkan ini dan itu kalau lg kalah…
Taunya Dulu ane baca di detik… Loh kok rossi nggak biasanya seperti ini.
Kembali ke yamaha sekarang, kalau boleh ane bilang, yamaha malah paling imbang lo. Mungkin sedikit dibawah ducati.
Nyatanya ada pembalap yamaha yg bisa didepan baik pabrikan ataupun bukan. (Ane gk bilang juara atau podium, ane bilang di depan).
Dan ini data&fakta yg tdk bisa dibantah.
Dan teknis yg dibahas wak haji kan sebagian besar input dari sisi pembalap, kenyataanya yamaha di real balapanya kan gk struggle” amat.
Jadi mngkin komplain ini bagian dari strategi rossi, karena kalau hanya di lintasan, Semua udah pada cepet, nggak seperti dulu sainganya dikit atau bahkan tidak ada.
Dan kalau iya, itu sangat wajar, karena faktor psikologis dalam balapan juga sangat berpengaruh.
Ini cuma pendapat ane sih.. klo ada yg gk setuju ya monggo.. hahaha
Langkah honda sepertinya kurang tepat dalam penyeragaman imu kepada setiap pabrikan. Padahal tepat guna jika imu diberikan kepada balita.
Keluarga besar dy secara kasarnya bilang gini… Honda menang banyak dibalik semua regulasi belakangan ini.
Bgitulah.. efbeye paling suka berandai-andai.
Nampaknya dia kurang nonton bgmn struggle-nya pembalap2 yamaha ketika Honda msh dengan ECU buatannya sendiri.
Aplg skrg data2 yg dibawa rossi dari Honda sejak 2001 sdh expired untuk dikembangkan di yamaha…
Skrg gantian sy yg berandai-andai…
Andai saja Dorna tdk bertindak cepat menyeragamkan ECU, apa M1 sdh siap digoreng-goreng RCV seperti tahun 2014 lalu?
Hehehehe
Honda dengan Marc di 2014 itu sangat membosankan bro.
Dia lagi dia lagi..
Gua hampir gak pernah merasa deg-deg an, atau setidaknya punya rasa antusias menanti race day di musim 2014 itu.
belom kelar musim Jurdun udah dikonci.
Keluarga besar dy secara kasarnya bilang gini… Honda menang banyak dibalik semua regulasi belakangan ini.
Bgitulah.. efbeye paling suka berandai-andai.
Nampaknya dia kurang nonton bgmn struggle-nya pembalap2 yamaha ketika Honda msh dengan ECU buatannya sendiri.
Aplg skrg data2 yg dibawa rossi dari Honda sejak 2001 sdh expired untuk dikembangkan di yamaha…
Skrg gantian sy yg berandai-andai…
Andai saja Dorna tdk bertindak cepat menyeragamkan ECU, apa M1 sdh siap digoreng-goreng RCV seperti tahun 2014 lalu?
Hehehehe
senangnya sama tmcblog.com bener bener pencerahan wak saya baru tahun ini berkubang di blog wak heeheeh semua yg komen analisanya tajem2 heeheh makasi wak dan teman2 pencerahannya
Yamaha butuh Casey.. power of sliding
Ekekeke
Sebenarnya Yamaha gk jelek2 amat lah, masih bisa bersaing dibarisan depan. Cuma ya itu.. marqueznya aja yg tambah edan.. klw menurut opini saya MM93 mengoptimalkan kemapuan (kelebihan/kekurangan) motornya dgn ? mengubah gaya balap atau istilahnya marquez mengubah gaya balapnya sesaui dgn karakter motornya bkn motornya yg menyesuaikan mengikuti gaya balap rider. Saya liat vinales sdh mulai merubah gaya balapnya menyesuaikan arah pengembangan motor. Cuma ya kuramg ekstra lebih giat lagi..harus push kerja keras. Jgn banyak mengeluh hehhe.. sama halnya dgn Lorenzo yg lambat laun sdh mulai klik mengikuti karakter Ducati
Bukan electronik,bukan M1,bukan ridernya,tapi marquez lah masalah yamaha dan rossi…andaikan nga ada yg namanya marquez mungkin rossi udah dapet bukan hanya gelar ke 10 mungkin juga gelar ke12,13 dan bla bla bla.motor honda pun tidak lebih baik dari yamaha liat saja pedrosa dan cal
Hampir setuju.
Apapun alasannya, buat gua (orang awam) dgn ngeliat fakta bahwa HANYA SATU ORANG dari jajaran rider yg KONSISTEN BAGUS di tubuh Honda.. adalah sebuah ‘kegagalan’ juga bagi Honda.
Raihan poin pabrikan bila ditotal ya memang besar sih punya Honda, tapi liat siapa yg nyumbang poin tsb—majoritas poin dari satu rider aja. Ada yg udah ngitung Marc dapet brp kemenangan? ?
Beda dengan pabrikan lain yg ridernya lebih konsisten untuk memberi poin.
Wak Kaji… Maaf saya ndak mudheng dari awal… Itu perangkat elektronik yg disuplai DORNA apakah berupa hardware + software jadi (tim tinggal uthak athik pilihan setting) ataukah hardware thok kosongan (tim hrs desain software sendiri)???
ECU dan Softwarenya udah Jadi, tinggal mapping sendiri kayak begitulah kira2
?
liat saja ketika masalah spin yamaha sudah tetatasi alias settingan ecu sudah ketemu, bakal bisa podium 1 bahkan ngacak3 lagi barisan depan
Jadi benar masalahnya ada pada software ecu magneti marelli ya?? Ane jadi ingat artikel Wak Haji yg disadur dari komentar benpiss, ada fanboy garis keras yg ngata2in wak Haji “blogger macam apa kamu ini”…
Haha…menurut dia sih, yg pastinya lebih hebat, punya pengetahuan lbh luas dari wak Haji bahkan Ben Spies sekalipun, yamaha pasti sangat mudah buat setting ecu MM, wong memang dari sononya udah pake MM kata dia. Makanya yamaha ga butuh waktu banyak buat test motornya jelang season 2016 katanya.
Dan skrg benar2 terbukti apa yg dikatakan beliau,…benar2 luar biasa beliau..haha
saya tahu semenjak ben piss pertama kali komen, dia bukan komentator sembarangan
eh iya, puasanya emang masih lama, terakhir juara assen 2017…lhadalah assen 2018 digondol mamakes…hmpfh